Suasana pagi yang cerah membuat yanti bersemangat melakukan aktivitas sehari-harinya. Suaminya yang seorang pengusaha mebel di daerah pusat kota menjadikan yanti sering ditinggal keluar kota. Yanti sendiri kini sering membantu salah satu toko usaha jual beli mebel yang dimiliki suaminya. Bahkan kini usahanya menjadi semakin luas, kini yanti dan suaminya memiliki beberapa toko mainan dan toko elektronik. Ini membuat roda perekonomian yanti dan suaminya menjadi berkembang pesat.
Yanti adalah seorang wanita yang masih keturunan chinese. Kini ia sudah berusia 37 tahun, namun di usia yang sudah terbilang cukup umur ia masih terlihat cantik dan bahkan tubuhnya pun masih kencang terawat. Yanti sendiri kini telah mempunyai dua orang anak dari pernikahannya diantaranya seorang cowok dan seorang cewek.
Semasa muda dulu yanti mempunyai sex appeal yang menarik bagi kaum adam. Bahkan mantan pacarnya saat sma dulu sering memaksa yanti melayaninya. Namun yanti yang masih polos waktu itu hanya berani sampai gesek-gesek saja. Ia tak berani jika sampai melakukan hubungan badan dengan mantannya. Karena tak berhasil menyetubuhi yanti hubungan mereka pun putus tanpa ada kejelasan.
Yang lebih menyakitkan semasa kuliah yanti pun dengan terpaksa harus merelakan keperawanannya yang ia jaga terhadap pacarnya yang kini menjadi suaminya. Ia bahkan melihat secara langsung bagaimana saat itu sebelum menikah suaminya selingkuh dengan sahabatnya saat kuliah.
Kejadian itu dipergoki yanti dengan mata kepala sendiri saat sahabatnya sedang di genjot dari belakang oleh suaminya. Air mata nya mulai menetes dan yanti pun berniat membalas dendam perlakuan suaminya.
Sejak saat itu yanti selalu menjadi obyek seks para karyawan tokonya. Pernah yanti dipaksa melakukan oral dengan dua kontol karyawannya langsung kedalam mulutnya. Dan masih banyak kejadian yang membuat yanti menjadi pelampiasan para kaum adam.
Hari ini seperti biasa yanti melakukan yoga untuk menjaga bentuk tubuhnya yang selalu menggoda. Dan saat itu di rumah yanti sedang melakukan renovasi di halaman belakang rumahnya. Haarusnya pekerjaan mereka sudah selesai sejak tiga hari yang lalu jika saja itu dilakukan dengan banyak tukang yang mengerjakannya. Entah kenapa suaminya tidak mau mengeluarkan banyak biaya untuk membayar para tukang bangunan itu. Suaminya hanya menyuruh tiga tukang untuk mengerjakannya.
Alhasil, pekerjaannya tidak berjalan tepat waktu. Namun para tukang bangunan itu selalu dipertontonkan dengan lekuk tubuh yanti dan anak ceweknya yang sering melakukan yoga. Bahkan salah satu dari mereka sampai nekat melakukan onani saat melihat lekuk tubuh mereka berdua.
Mungkin karena saking kesalnya para tukang bangunan ini terhadap suaminya. Mereka bertiga merencanakan untuk menggunakan anak cewek yanti yang masih duduk di bangku sekolah sebagai pelampiasan rasa kecewa mereka. Tapi saat yang ditunggu pun tiba, sayangnya hanya yanti yang melakukan yoga saat itu.
Dengan sedikit kecewa mereka pun menikmati pemandangan yang disuguhkan yanti
”yah kok cuma si yanti doang sih, gak seru nih” kata kardi
“wah anaknya gak ikutan yah? Gagal deh kita” kata umar
“ yaudah nikmatin aja bro.. sama-sama toge juga kan?” kata joni
“ lu mah emang ngincer mamanya jon.” Kata umar
“yang penting bisa sekali celupin ke memeknya bro hehehe” kata joni
“kata yaudah kita tunggu aja siapa tau muncul tuh anaknya” kata kardi
“iye dah”kata umar
Mereka bertiga terus memperhatikan yanti yang sedang melakukan yoga. Sementara yanti seakan menggoda dengan gerak tubuh yang mengundang hawa nafsu para tukang bangunan. Yanti sendiri tidak menyadari jika para tukang bangunan yang seharusnya bekerja itu kini hanya diam melihat yanti.
“ ni rumah sepi kan yah?” kata joni
“kayaknya sih gitu.. tadi di depan gue kagak liat kendaraan yang lain” kata kardi
“kesempatan dong kalo sepi, gue bisa entotin tuh nyokapnya” kata joni
“haha doyan lu sama yang kayak gitu” kata umar
“lu belum tau sih, tuh dalamnya mulus tau. Gak kalah sama anaknya” kata joni
Joni pun nekat menghampiri yanti yang berada di halaman belakang. Kardi dan umar membuntuti di belakang joni. Mereka berdua melihat seberani apa si joni terhadap majikannya.
Di luar dugaan ternyata joni telah menyelipkan sebuah pisau lipat di saku celananya. Ternyata rencana mereka telah disusun secara matang namun sayang sasaran mereka meleset.
“diem lu, jangan teriak atau gue bunuh lu” kata joni yang mengancam yanti dengan sebilah pisau menempel di leher yanti.
“i..i..iya,, ambil yang kalian mau tapi jangan bunuh saya” kata yanti yang ketakutan
“kita gak butuh uang lu lonte, kita butuh memek lu hahaha” kata joni
“jangan bang, jangan ituu ambil uang atau barang yang ada di rumah ini tapi jangan perkosa saya” kata yanti
Sementara kardi dan umar hanya tersenyum melihat yanti yang mulai ketakutan terhadap tingkah laku joni. Joni sendiri sudah sejak awal bekerja sudah mengicar tubuh yanti untuk melayani nafsunya.
“lu gak ngerti ya? Kita gak butuh uang lu perek.. kita mau memek lu..” kata joni
Sementara yanti yang sangat ketakutan mulai meneteskan air mata dan pasrah harus melayani mereka bertiga. Yanti terus berusaha menolak permintaan para tukang bangunan ini. Walaupun ia sering memuaskan nafsu karyawan tokonya ia juga tidak mau sembarangan orang dapat menikmati jepitan memeknya yang selalu ia rawat.
“udah buka baju lu atau gue bunuh lu” kata joni
Yanti semakin panik ketika pisau joni menempel di area dadanya. Tidak ada pilihan lain yanti akhirnya pasrah menuruti perintah joni. Perlahan ia mulai melepas baju yang ia kenakan. Kardi dan umar dengan seksama memperhatikan apa yang dilakukan yanti.
“wah mulus juga nih tante.. gede lagi tuh toket” kata kardi yang fokus ke arah toket yanti yang masih terbungkus bh ungu.
Joni yang sudah terbakar nafsu sejak awal melihat yanti melakukan yoga dengan nekat langsung melumat bibir ibu beranak dua itu. Yanti hanya pasrah mengikuti alur permainan para tukang bangunan itu.
“aaah geli bang, mmmmhhh mmmhh mmmmh” desah yanti yang tersumpal oleh ciuman joni
“hahaha nikmatin aja.. mmmmmh kita akan kasih kamu surge dunia mmmhhh mmmhh” celoteh joni
Yanti sendiri termasuk orang yang cepat terangsang, apalagi dalam keadaan seperti ini harusnya ia melawan perbuatan joni malah kini ia menikmati ciuman kasar yang dilakukan joni. Bahkan tanpa sepengetahuan yanti bh yang dikenakan pun telah terlepas dari tempatnya dan memperlihatkan dua buah toket putih mulus berukuran besar. Walaupun sudah mempunyai dua orang anak tampak yanti sangat merawat tubuhnya, termasuk toketnya yang masih padat dan kencang.
“aaih jangaan baaang sssssh sssssshh geliii aaaah” desah yanti
Dia tersentak kaget saat tangan joni dapat menyentuh pentilnya yang telah mengacung. Joni dengan leluasa meremasi dan mempermainkan pentil yanti. Rangsangan yang diterima yanti semakin membuatnya lupa kalau dia sedang diperkosa para kuli.
Desahan demi desahan yanti terus keluar dan semakin lama desahan itu semakin keras saat ciuman joni merambat turun ke gundukan daging di dada yanti.
“aaaaaaaah sudaaah bang ampuuun mmmmh mmmh sssssh geliii baaaang” desah yanti
“jon, gue rekam yah buat senjata kita kalo dia macem-macem” kata umar, sementara joni hanya mengacungkan jempolnya.
Melihat aksai joni, umar berniat mengabadikan peristiwa itu dengan hp yanti. Sementara kardi yang ikut terbawa suasana dengan cepat mempertontonkan kontolnya dan menghampiri yanti.
“nafsu jug ague liat maen lu jon” kata kardi
“heh lonte, kocokin kontol gue cepet” perintah kardi
“mmmh mmmmh mmmh” desah yanti sambil menggelengkan kepalanya berusaha menolak aksi kardi
Dengan sedikit paksaan yanti pun menuruti perintah kardi mengurut kontol hitam kardi. Sementara joni terus mengenyoti kedua toket yanti layaknya balita yang kekurangan asi.
“enaak bangeet toket lu lonte, udah sering dihisep yah? Mmmmmhhh mmmmhhh” racau kardi
“nih dalemnya kayak gimana sih, penasaran gue” kata joni sambil membuka celana yanti
Puas mengeksplorasi toket yanti hingga nampak warna kemerahan akibat remasan dan tamparan yang dilakukannya, joni lantas membuka paksa celana yanti hingga akhirnya yanti kini dalam kondisi bugil tanpa sehelai benang menempel di tubuhnya.
Tampak keringat yanti yang membuat tubuhnya semakin mengkilap di sekujur tubuhnya. Joni yang melihat majikannya telah telanjang buat dihadapannya kini melucuti pakaiannya sendiri.
Disela-sela joni yang sedang membuka pakaiannya, kardi dengan memaksa yanti memasukkan kontolnya ke dalam mulut yanti. Kontol kardi yang berukuran lebih panjang dari joni itu dalam sekejap masuk ke dalam mulutnya. Walaupun awalnya yanti berusaha menolak dan berontak namun tenaganya kalah dengan kardi.
“emut kontol gue lonte” kata kardi sambil memaksa yanti
“mmmmh enggak mau, lepasin sayaa aaaaah mmmmh ampuuuun baaaang” iba yanti
Joni yang melihat apa yang dilakukan temannya terhadap yanti itu kini menarik tangan yanti dan menaruhnya di kontolnya. Kini yanti yang mendapatkan serangan dari dua orang tukang bangunan itu semakin tak berdaya untuk melawan. Apalagi cengkeraman tangan kardi di kepalanya sangat kencang dan kardi pun seakan sedang memperkosa mulutnya.
Yanti tak menyagka jika kardi suka bermain hardcore, dan itu ditunjukkan dengan bagaimana ia menggenjot mulut yanti dengan kasar bahkan kardi mendiamkan kontol panjangnya masuk sedalam mungkin di dalam mulut yanti hingga membuatnya kesulitan untuk bernafas.
“aaaagghhh uhuuuk uhuuuk haaaah aaaagggh” tampak yanti berusaha mengatur nafasnya
“hahahaha sepongan amoy kayak lu emang mantep, beda sama perek dijalanan hahaha” ejek kardi
Dan saat kontol kardi keluar dari mulut yanti nampak air liur yanti ikut keluar dan membuat yanti sampai terbatuk-batuk. Kardi tertawa puas melihat yanti yang tak berdaya. Ia bahkan menepuk wajah yanti dengan kontolnya. Air mata yanti terus keluar menerima pelecehan dari para tukang bangunan itu.
“hahaha gentian kontol gue sepongin lonte” perintah joni
“hiks.. hiks.. hiks.. ampuun baaang yanti gak mau” yanti berusaha menolak
“banyak omong lu, nih rasain” kata joni sambil memaksa kontolnya masuk
Sementara joni yang sudah sangat bernafsu dengan cepat memasukkan kontolnya ke mulut yanti. Beruntung kontol joni tak sepanjang kontol kardi yang tadi menyiksanya. Bahkan joni juga tak melakukannya dengan kasar. Seakan joni menikmati setiap kehangatan dan kelembutan di dalam mulut yanti pada kontolnya.
“memek lu lebat banget hahaha, udah banjir lagi, sange juga lu ternyata hahaha” ejek kardi
“mmmmmmh mmmmh mmmh” erang yanti yang tertahan oleh sumapalan kontol joni
“gue colokin yah?” Tanya kardi yang ditanggapin dengan gelengan kepala yanti
Kardi berpindah ke bagian bawah yanti yang sudah terbuka. Memeknya yang tampak tembem dan dipenuhi jembut lebat itu sudah sangat becek akibat perlakuan kardi dan joni.
“nih rasain lonte, nikmatin nih mmmh mmmmh rasain nih” kata kardi
“lonte kayak tadi emang cocok digituin bro hahaha” kata joni
Tanpa banyak kardi memasukkan tiga jarinya ke dalam memek yanti. Dan dengan tanpa banyak bicara kardi mengocok memek yanti dengan kecepatan tinggi. kardi dan joni tertawa puas melihat yanti yang tersiksa oleh rangsangan mereka.
Sementara yanti tak bisa berteriak keras ia hanya bisa mengerang akibat mulutnya yang tersumpal kontol joni. Dan joni pun menahan kepala yanti agar tak melepaskan kontolnya.
“mmmmh mmmh mmmmh mmmh” erang yanti tertahan
“hahaha ini bakal jadi film terkenal nih ntar” kata umar yang terus merekamnya
Dan tak berselang lama tubuh yanti menegang dan ssssssrrrr sssssrrr ssssrr yanti orgasme hebat dan mengejang setelah orgasme. Tampak cairan orgasme keluar merembes keluar dari memek yanti. Bahkan jepitan mulut yanti menjadi sangat kuat hingga membuat joni hampir orgasme dibuatnya.
Kardi dan joni membiarkan tubuh yanti yang lemas tak berdaya menikmati sisa orgasmenya. Yanti sendiri selama ini belum pernah mendapatkan orgasme seperti itu selama ia disetubuhi entah oleh suami atau para karyawannya. Tapi perlakuan kasar kardi membuat dirinya seperti tak bertulang.
“liat lu bugil bikin gue gak tahan, nih gue genjot lu lonte” kata joni
“jangan bang aaaah mmmh mmmh ampuun” erang yanti
Joni sepertinya ingin segera menghabisi yanti yang masih lemas itu dan bleeesshh.. tanpa kesulitan kontol joni masuk dengan mudah ke dalam memek yanti. Dan perlahan joni mulai menggoyangkan pingulnya. Yanti memalingkan wajahnya saat joni hendak melumat bibirnya. Dengan sedikit paksaan akhirnya joni dapat merasakan kelembutan bibir amoy beranak dua itu.
“penasaran gue sama nih amoy, incip mulutnya dong bro” kata umar
“tuh pake aja” kata joni sembari menggenjot yanti
“sepongin nih lonte” perintah umar
Umar yang dari tadi hanya merekam perbuatan kardi dan joni kini mulai mendekat dan memperjelas setiap tusukan kontol joni pada memek yanti. Melihat live seks didepan matanya membuat umar terbakar nafsu dan dengan mudah memasukkan kontolnya ke mulut yanti yang tak seberapa panjang namun diameternya lebih besar dari kardi dan joni.
“gilaaaaa anget banget mulutnya, uuuuh uhhh nikmaaathh” erang umar
“memeknya juga bro, sempiiit banget mmmh mmmh kalah nih bini gue” kata joni
“hahaha bini lu mah udah gak upgrade jon hahaha” ledek kardi
Yanti hanya bisa menerima setiap perlakuan mereka. Sedangkan kardi hanya melihat dan menikmati live seks mereka sembari mengelus-elus kontol kebanggaannya.
“persis kayak gue bayangin memeknya jepit bangeeet brooo” kata joni
“sepongannya boleh juga, mmmmh mmmh mmmh” celoteh umar
Joni sangat menikmati setiap tusukan yang ia lakukan. Sudah lama ia mendambakan yanti melayani kontolnya. Toket yanti yang terus bergoyang ia remas dengan gemas. Sementara yanti tidak dapat fokus menghadapi serangan dari joni dan umar. Bahkan desahannya tak seleluasa saat ia melayani para karyawannya.
“aaaaaahhh aku mau keluaaar baaangg aaaaah yang dalaaam bang” erang yanti
Yanti yang mudah sekali terbawa permainan saat bercinta pun dengan cepat mengalami orgasme untuk kedua kalinya. Organ intimnya yang menjadi sasaran umar dan joni membuat yanti tidak bisa menahan desakan orgasmenya
“hahahaha sampe kayak gitu bro, keeenakan tuh amoynya” tawa umar
“tadi sok gak mau sekarang malah bikin banjir gini hahaha” timpal joni sambil meremas toket yanti
Selang beberapa menit joni mulai meningkatkan tempo kocokannya. Joni sudah tidak dapat menahan lagi ledakan dari ujung kontolnya yang selama ia bekerja di rumah yanti. Sejak pertama ia bekerja joni sudah menjadikan yanti objek onaninya. Dan sekarang ia bisa dengan puas menyiram rahim yanti dengan lahar panas dari kontolnya.
“aaaaah baangsaaat gue ngecrrooot mmmh uuuhhh uuuh nih terima peju gue” erang joni
Croooot croooot crrrooooot dengan deras sperma joni membanjiri rahim yanti. Setelah tetesan terakhir joni mencabut kontolnya yang diselimuti sperma itu dan menyuruh yanti membersihkan dengan mulutnya. Umar pun merelakan mulut yanti yang sedang menghisap kontolnya dan digantikan oleh kontol joni. Yanti pun dengan cepat melahap kontol joni dan membersihkan kontolnya.
“bersihin kontol gue lonte” perintah joni
“hiks hiks hiks mmmmh mmmh” tangisannya tertahan kontol joni yang meluncur masuk mulutnya
Melihat joni yang puas menggenjot tubuh yanti, kardi pun mendekati tubuh yanti yang tergeletak di atas matras yang ia gunakan untuk yoga. Yanti paham kardi akan melakukan penetrasi ke memek yang ia rawat dengan kasar.
“giliran guee jon yah” kata kardi
“habisin dah hahahaha” kata joni
“aih saakiiiiit bang” pekik yanti
Yanti sempet terkejut saat kardi meremas kedua toketnya dengan kencang hingga membuat ia meringis kesakitan. Tanpa dosa kardi berbaring di sebelah yanti dan menyuruhnya menaiki kontolnya. Dengan sekuat tenaga yang ia miliki yanti berusaha mengikuti kemauan kardi. Dan blessss kontol panjang kardi masuk ke dalam memeknya.
“aaaaaaaaaah perriiiiih cabuuut baaaang aaauwh aaaaah” erang yanti
“mmmh mentok bro, jepit banget nih memek” erang kardi keenakan
“aaaah aaaah aaah sssssh ampuuun” desah yanti
Kini yanti bak joki kuda yang sedang memacu kudanya. Posisinya itu membuat kontol kardi masuk jauh lebih dalam daripada saat joni memompanya. Panjangnya kontol kardi membuat yanti hanya menggoyangkan pinggulnya perlahan. Sementara kardi hanya menikmati servis yang di berikan yanti kepadanya
“nih rasain kontol gue lonte, gue hancurin memek lu mmmh mmmh mmmh rasain lu” celoteh kardi
“aaaah aaah aaah ampun aaah aaaah sakiit”
Joni yang terlihat lelah berjalan menuju dapur mengambil minuman untuk melepas dahaga dan melepas lelah setelah mengeluarkan ledakan lahar panas di dalam memek yanti. Sedangkan umar tak hentinya merekam yanti yang bergoyang di atas tubuh kardi. Kardi yang tak tahan melihat goyangan yanti yang lambat lantas memeluknya dan memompanya secara kasar.
Dengan kecepatan tinggi kontol kardi keluar masuk memek yanti dengan cepat. Yanti pun mengerang dan berteriak dengan keras tak tahan merasakan siksaan yang ia terima pada memeknya.
“ampuun bang sakiit,, mmmh pelaaan pelaan aaaah” desah yanti
“mampus lu lonte, rasain kontol gue hahahaha”
Belum berhenti sampai disitu penderitaannya kian bertambah saat umar mendekat dan tampak berusaha membuka lubang pantat yanti. Umar tampaknya juga ikut terpancing dan ingin menuntaskan syahwatnya.
“jangaaan bang, jangan disitu bang aku belom pernah” kata yanti
“masih perawan dong pantat lu? Wajib jebol kalo gitu” kata umar
“jangaaan bang, aku gak mau dianal” mohon yanti dengan memelas
Yanti tau apa yang akan ia alami mencoba berontak agar ia tidak disodomi oleh umar. Namun ia telah dipegangi oleh kardi dan tenaganya juga sudah habis untuk melawan.
“gilaaa susaah banget broo, kecil lobangnyaaa” kata umar
“paksain bro biar jebol” kata kardi
Umar tampak kesulitan untuk membobol pantat yanti. Yanti memang tidak pernah mau untuk dianal, ia selalu menolak jika ada yang minta untuk menganalnya. Tapi sekarang ia dipaksa untuk anal pertama kalinya. Dan dengan penuh perjuangan kepala kontol umar mulai masuk ke pantat yanti.
Umar yang sudah diliputi nafsu yang memuncak dengan kesetanan ia memaksa kontolnya menancap di lubang pantat yanti. Yanti berteriak keras menahan sakit saat kontol umar menancap sepenuhnya di dalam pantat yanti.
“aaaaaaah jebol brooo sempiit banget uuuh” erang umar yang keenakan
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaah ampuun sudaaah banggg cabuuuut” erang yanti yang kesakitan
Yanti yang di perkosa memek dan pantatnya secara bersamaan oleh kardi dan umar terus berusaha menahan sakit dan perih yang dideritanya. Namun genjotan mereka yang kasar membuat yanti pingsan karena mereka.
“aaaaah cukkuuup kaliaaan bangsaaat, pelaaan bang sakiiit” erang yanti
Kardi dan umar bukannya merasa kasian terhadap yanti namun justru membuat mereka semakin beringas memompa tubuh yanti. Bahkan tak selang lama kardi dan joni menyemprotkan sperma mereka di dalam tubuh yanti yang pingsan.
Tampak raut wajah kepuasan diantara mereka. Keduanya pun beristirahat sambil melihat kondisi yanti yang masih pingsan. Dan saat joni kembali ke tempat mereka menggenjot yanti, ia pun terperangah melihat yanti yang pingsan oleh mereka.
“amoynya pingsan bro, hahahaha” kata kardi
“lanjut aja sampe kita puas” kata umar
Joni yang masih belum merasa puas itu menyadarkan yanti dari pingsannya. Dan mulai menggenjot yanti dengan kasar. Yanti hanya bisa pasrah dibuatnya. Sementara kardi dan umar merasa bangkit kembali nafsunya dan menghampiri yanti.
Yanti sempat mengatakan jika dirinya akan dengan senang hati memberikan tubuhnya jika ketiganya tidak bermain kasar layaknya preman. Yanti sejatinya memiliki hawa nafsu yang tinggi namun itu akan hilang jika yanti diperlakukan secara kasar. Dan mulai saat itu yanti dengan senang hati melayani tukang bangunan itu.
Tiba-tiba saat mereka asyik mengerubungi yanti, mereka dikejutkan oleh anak yanti yang baru kembali dari sekolah dan mendapati mamanya sedang dikerjai oleh para tukang bangunan
“ASTAGAAA MAMAA”
BERSAMBUNG
Rabu, 30 November 2016
Make me your slave
Cerita by @fianpostman
Perkenalkan namaku Diane, seorang ibu rumah tangga etnis Chinese yang baru berumur 26 tahun. Suamiku, Jonny, adalah seorang wiraswasta yang sudah cukup sukses di umurnya yang baru menginjak 30 tahun. Aku yang tidak diperbolehkan bekerja, setelah menikahi Jonny, memilih menghabiskan waktu di tempat fitness. Berkat itu pula aku bisa membentuk tubuh yang bisa membuat semua laki-laki menoleh. Jonny sebagai suami yang baik mampu membuat hidup kami lebih dari cukup. Sewaktu kami menikah, dia membeli sebuah rumah di kawasan elite untuk kami. Setelah 1 tahun, kami juga membeli beberapa rumah di tempat lain yang kami kontrakkan. Karena bisnis suamiku yang semakin meroket, suamiku semakin sering pergi ke luar kota. Praktis meninggalkan aku sendirian di rumah ketika malam hari, karena pembantu hanya bisa bekerja dari jam 6 pagi sampai jam 4 sore. Jonny akhirnya menyewa seorang satpam rekomendasi Nuri, pembantu kami, untuk berjaga di rumah. Maklum, meskipun perumahan elite, tetapi perumahan ini sepi sekali dan jarak satu rumah ke rumah lain relatif jauh.
Aku sebenarnya agak senang dgn kehadiran satpam baru yg bernama Yanto itu. Pernah beberapa kali aku memergoki dia sedang mengintip ke belahan dadaku ataupun pahaku. Tatapan matanya seolah olah menelanjangiku. Yang aneh, bukan merasa tersinggung atau marah, aku malah menyukainya menatapku. Memang untuk ukuran tubuhku, payudaraku terkesan besar, dengan lingkar dada 34 dan cup D, ya benar D, sangat sulit bagiku untuk tidak menarik perhatian. Aku yang juga mempunyai rambut panjang dan tiga tindikan di telinga dan satu di hidung membuatku semakin terlihat menonjol. Rambut yang hampir selalu ku kuncir kuda semakin jelas memperlihatkan pesonaku. Leherku yang jenjang, dadaku yang membusung padat dan kilau perhiasan di setiap lobang tidikanku. Di tempat fitness, di mall, di mana saja aku selalu bisa menarik perhatian banyak orang, terutama kaum adam. Apalagi hampir seluruh baju yang kupunya berpotongan sexy. Jonny sendiri tidak pernah melarang aku berpakaian sexy. Dia justru semakin menyukainya, dia bahkan pernah bilang kepadaku kalo dia bangga punya istri yang sexy. Aku pun akhirnya terbawa dengan cara berpikirnya. Aku jadi merasa bangga jika tubuhku bisa menarik perhatian orang.
Tetapi, aku tetap setia kepada suamiku. Aku memang masih perawan ketika menikahi Jonny, dan aku bangga akan itu.Seks dengan suamiku selalu monoton, kecuali ketika kami selesai menonton video porno. Jonny akan selalu merayuku untuk mengoral penisnya yang selalu kutolak mentah mentah. Aneh memang, tapi aku tidak tau kenapa aku selalu merasa enggan memasukkan penis Jonny ke mulutku. Pernah juga sesekali dua kali dia meminta aku untuk bersedia melakukan anal seks, yang selalu berakhir dengan aku tersinggung. Aku mempunyai beberapa sex toys yang kubeli di luar negri yang selalu menemaniku ketika suamiku tidak bisa memuaskanku. Jonny tidak mengerti akan hal itu. Egg vibrator adalah salah satu favoritku di antara beberapa mainanku. Tiap kali aku masturbasi, aku selalu membayangkan berhubungan seks dengan orang lain selain Jonny. Pak Yanto adalah object imajinasiku yang paling sering sejak dia bekerja di sini. Hampir setiap hari aku masturbasi sambil membayangkan satpamku ketika suamiku tertidur.Aku membayangkan betapa panjang dan besarnya penis pak Yanto, dan bagaimana dia akan membuatku melayani nafsu seksnya ketika suamiku sedang tidak di rumah. Di dalam fantasi seksku, aku selalu membayangkan duduk bersimpuh di depan pak Yanto dan aku membimbing penisnya dan menjejalkannya ke mulutku. Suatu hal yang selalu aku tolak ketika suamiku memintanya. Mukanya yang buruk dan giginya yang sedikit tongos serta perawakannya yang hitam dan besar selalu membuat pak Yanto menghiasi khayalanku. Selalu kubayangkan aku adalah seorang pelacur murahan yang sangat suka melayani pak Yanto.
Beberapa minggu setelah pak Yanto bekerja di tempat kami, Jonny harus pergi ke luar pulau untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku mengantarnya ke bandara, menunggu sampai dia tidak terlihat dan akhirnya akupun kembali pulang ke rumah. pukul 7 malam aku baru sampai di rumah. Kupencet remote pagar dan aku parkir mobilku di dalam. Pak Yanto membukakan pintu mobilku, aku bisa merasakan tatapannya yang tajam. Memang saat itu aku memakai rok mini dan blouse yang berbelahan dada rendah. Walau aku tau pak Yanto bisa melihat kedalam bajuku saat aku hendak keluar dari mobil, aku tidak berusaha menutupinya. Aku seakan bangga akan hal itu. Tak tau mengapa, aku bahkan tidak berusaha menutupi rokku saat aku keluar dari mobil. Dan aku tau jelas saat kaki kananku menginjak lantai, pak Yanto dengan jelas melihat g-string merahku. Darahku pun berdesir, aku bisa merasakan putingku mengeras. Bukannya segera turun dari mobil, dengan santainya aku mencabut kunci mobil dan selama sekian detik itu, pandangan pak Yanto tidak pernah lepas dari g-stringku. Akupun masuk ke dalam, membiarkan pak Yanto mengawasi lenggak lenggok ku berjalan meninggalkan dia.
Di dalam kamar, aku sempat terheran heran dengan kejadian itu. Ada apa denganku ini, mengapa aku bertingkah seperti seorang wanita murahan. Belum pernah sekalipun aku merasa terangsang seperti ini. Aku meraba ke dalam g-stringku, basah. Aku pun melucuti baju yang kukenakan, dan masuk ke kamar mandi untuk berendam. 45 menit dengan cepat terlewati tanpa kusadari. Kukeringkan tubuhku dan akupun kemudian rebahan di atas tempat tidur. Pikiranku kembali ke saat di mana aku memberikan tontonan g stringku ke pak Yanto. Keinginan untuk kembali menggodanya semakin kuat kurasakan. Semakin lama memikirkan itu, semakin basah aku rasakan di antara kakiku. Aku berjalan ke arah cermin, kuperhatikan kedua payudaraku yang membusung menantang dengan kedua putingnya yang berwarna merah kecoklatan. Kuremas remas pelan kedua payudaraku. Aku mendesah ketika tanganku secara tidak sengaja mengenai putingku. Ketika tanganku turun ke arah memek ku yang hairless, kurasakan lendir melekat di jemariku. Kujulurkan lidahku, kuoleskan lendir itu ke cermin di depanku, tepat di daerah lidahku yang sedang menjulur.
Kutatap tajam tajam kedua mataku di depan cermin, "Dasar lu Perek Murahan!!" kataku kepada bayanganku di depan cermin sambil kuremas remas kedua payudaraku. Kurasakan sengatan listrik di sekujur tubuhku ketika aku mengatai diriku sendiri. Tidak tau mengapa aku sangat suka mengata ngatai diriku sendiri sebagai wanita murahan."Ahhh...." aku mendesah waktu kupencet keras kedua putingku. Kudekatkan mukaku ke depan cermin, tanpa rasa jijik, kujilat cairan vaginaku sendiri yang melekat di cermin. Tingkah gila yang kulakukan benar benar membuatku semakin terangsang. Kusambar sebatang lipstick merah terang dan kusapukan di bibirku. Keingingan untuk kembali menggoda pak Yanto kembali menerpaku.
Akupun mengendap endap turun sambil memakai mantel handuk berwarna putih, aku mengintip pos satpam dari celah pintu garasi. Aku cuma bisa melihat wajah pak Yanto yang tertidur. Akupun masuk ke dalam dan mengambil sebotol air dingin dan dengan pelan aku membuka pintu garasi. Aku berjalan tanpa menimbulkan suara ke arah pos satpam, tapi betapa kagetnya aku ketika aku melihat bahwa pak Yanto tidak memakai celana dan semua kancing bajunya terbuka. Ternyata pak Yanto sedang tertidur, setelah masturbasi. Aku masih bisa melihat spermanya yang berceceran di lantai masih belom mengering. Bukannya memalingkan muka, aku malah bengong melihat besarnya batang yg tergantung di antara kakinya. Bukan suatu hal yang lumrah bagiku melihat penis yang hitam, besar dan berurat. Jauh lebih besar dari penis suamiku.Tubuhnya yang hitam, perut dan dadanya yang terlihat keras, kumisnya yang tebal, dan jembutnya yang lebat membuatku semakin bingung harus berbuat apa. Aku tidak ingin berhenti melihat pemandangan yang tidak pernah kulihat sebelumnya, tetapi aku aku juga takut jika tiba tiba pak Yanto terbangun dan memergoki aku tengah melihatnya.
Tetapi, bukannya segera melangkahkan kakiku dan segera beranjak dari tempat itu, tanganku dengan sendirinya bergerak ke kedua buah dadaku. Sambil tetap melihat penis di hadapanku, aku mulai menyentuh diriku sendiri, kumainkan kedua putingku, kuremas remas payudaraku dari luar mantelku. Akal sehatku menyuruhku kedua tanganku berhenti, tapi rangsangan demi rangsangan di payudaraku membuat akal sehatku kalah. Kutarik pelan tali yang mengikat mantelku, kubuka mantelku dan kulemparkan ke teras rumahku. Sekarang aku telanjang di depan seorang lelaki yang bukan suamiku. Angin malam menerpa tubuhku membuatku menggigil. Aku berjalan pelan mencoba tidak mengeluarkan bunyi apapun. Kuamati penis hitam itu dengan seksama. Kepalanya yang hitam, dan batangnya yang panjang dan besar dan berurat, kedua buah pelir yang berukuran jumbo dan tergantung bebas, bulu jembutnya yang tebal seolah menunjukkan kejantanannya. Ketika kulihat ke lantai, banyak sekali ceceran sperma yang tumpah di sana. Kuberanikan diri untuk masuk ke dalam pos satpam yang berukuran 1x2 meter itu. Kurasakan bau sperma yang menyengat. Kulihat tetesan keringat mengalir dari dada pak Yanto. Dengan pelan, aku berjongkok di hadapannya. Wajahku menjadi sejajar dengan penisnya. Ketika kulihat dia masih tertidur, aku beranikan diri memegang kepala penisnya dengan ujung jariku. Ketika jariku menyentuh kepala penisnya, kulihat mata pak Yanto masih terpejam. Kudekatkan wajahku ke penis itu, kuhirup aroma sperma yang sangat menyengat. Ingin sekali kukecup pelan penis itu tapi segera kuurungkan niatku.
Pelan pelan kubuka lebar lebar kedua kakiku dan kugesek gesekkan telapak tanganku ke klitorisku. Tangan kiriku menyapu puting payudaraku dari kiri ke kanan. Kunikmati permainan kedua tanganku sambil memejamkan mata. Kutahan sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan suara rintihan. Baru kali ini aku bertindak senekat ini. Rasa deg degan yang menyerangku membuatku semakin bersemangat. Beberapa kali aku harus sedikit membuka mataku untuk melihat ke wajah satpamku yang masih tertidur. Kubayangkan aku memberi satpamku itu oral sex yang belom pernah kulakukan kepada suamiku. Beberapa waktu berlalu dan aku sampai di puncak orgasme ku. Kurasakan nafasku yang memburu, jantungku yang berdetak sangat kencang serta cairanku yang menetes di tanganku. Meskipun aku baru orgasme, aku masih sangat terangsang. Hasratku yang belom terpenuhi membuatku ingin sekali lagi melakukan masturbasi.
Dengan pelan kutinggalkan pos satpam itu, mengambil mantelku dan segera masuk ke rumah. Kubuka pintu kamar dan kucari dildoku yang berukuran agak besar sambil melepas mantelku lagi. Kucium dildo itu dan kuarahkan menuju vaginaku. "Aaahhhh" rasa nikmat mulai menjalari seluruh tubuhku ketika dildo itu menyentuh kugesek gesekkan ke memekku yang sudah basah. Kuangkat dildo itu dan kumasukkan ke mulutku, kujilat jilat sambil kubayangkan penis pak Yanto. Ketika batang dildo itu sudah hampir seluruhnya kulumuri dengan ludahku, kubimbing dildo itu ke pintu masuk lubang kenikmatanku sementara kurebahkan tubuhku di atas kasur.
"Ogghhhhhkkkk....... Pak Yanto enak banget kontol bapak" kataku berfantasi sedang disetubuhi oleh pak Yanto sambil mendorong masuk seluruh dildo itu.
Kukeluar masukkan dildo itu pelan pelan sambil aku mendesah dan meracau. Aku mulai tenggelam dengan permainanku sendiri. Kupejamkan kedua mataku dan setelah beberapa saat, aku mulai berkata kata jorok membayangkan pak Yanto sedang menyetubuhiku. Aku meracau memohon kepada pak Yanto untuk menyetubuhi pelacurnya keras keras.
"Iya pak.......Aaahhhhhh saya mau keluar pak!!! Perek bapak mau keluar..........." Kataku agak keras.
"Enakan yang aslinya Bu" Tiba tiba ada suara dari depanku ketika aku sudah sangat dekat dengan orgasme.
Betapa kagetnya aku ketika aku membuka mataku dan melihat pak Yanto sedang merekamku masturbasi dengan handycam.
"Pak, to-tolong hapus rekaman itu pak!" kataku sambil menutupi tubuhku sekenanya.
"Rekaman yang mana bu? Yang tadi ibu masturbasi di pos atau yang baru saja?" ucapannya membuatku kaget.
"Ba-bapak merekam kejadian di pos?" tanyaku tidak percaya.
"Iya lah bu, dari pertama saya kerja di sini juga saya suka ngerekam ibu diam diam, tapi ya hari ini saya lagi beruntung aja bu, bisa ngerekam ibu lagi masturbasi di pos dan di sini" katanya sambil nyengir.
"Terus se-sekarang ba-bapak maunya apa? Saya bayar pak buat videonya, berapa yang bapak mau?" kataku bersikap tegar.
"Wah bu, berapapun uang yang ibu bayar ke saya, saya yakin masih lebih tinggi jika saya tawarkan ke pak Jonny, bener kan bu?" katanya masih dengan senyum licik.
Satpam kurang ajar, batinku dalam hati. Tapi memang salahku sendiri berani beraninya bermasturbasi di pos satpam di hadapan pak Yanto.
"Bapak maunya apa? Tolong pak jangan jual video itu ke suami saya" pintaku.
"Kalo ga boleh dijual trus saya dapat apa?" tanyanya sambil tersenyum makin lebar.
"Pak tolong pak, saya lakukan apa saja tapi tolong jangan sampai video itu tersebar pak" pintaku sambil memohon.
"Saya sih mau bu tidak menyebarkan video ini, tapi apa ibu mau menuruti perintah saya?" tanyanya penuh dengan ancaman.
"Ma- Maksud bapak?" tanyaku tidak mengerti.
"Ya contohnya kalo saya lagi pengen ngentotin ibu, ibu harus mau saya entotin kapan saja" katanya dengan santai.
"Ta-tapi pak, saya ini istri orang" kataku.
"Ya kan itu penawaran dari saya bu, kalo ibu ga mau ya kan ga apa apa. Saya juga tidak memaksa. Saya bisa jual ke orang lain kok bu" katanya membuatku shock.
"Jangan pak!" sergahku.
"Begini aja bu, kalo ibu masih bingung, saya kasih ibu waktu 15 menit untuk berpikir. Kalo sudah ibu pikir matang matang, ibu bisa cari saya di pos saya" katanya sambil mematikan handy cam nya dan berjalan ke arah pintu.
Ketika pak Yanto sudah tidak terlihat lagi, aku segera terduduk lemas. Kusadari dildo ku masih menancap dengan tenangnya di dalam vaginaku. Kucabut dildo itu pelan pelan dan kutaruh di lantai. Apa yang harus kulakukan? Aku tidak ingin video itu sampai jatuh ke tangan suamiku. Tapi aku juga tidak mau kalau aku harus melayani nafsu duniawi satpamku. Aku benar benar dalam masalah besar. Akhirnya setelah kupikir pikir lagi, aku lebih memilih melayani satpamku daripada suamiku mengetahui kenakalanku.
Kusambar mantelku dan dengan agak tergesa gesa, aku menuruni anak tangga. Kulihat pintu garasiku masih terbuka. Kutarik nafas dalam dalam mencoba meyakinkan diri jika ini adalah jalan yang terbaik. Kulangkahkan kakiku menuju pos satpam yang terletak di ujung rumah. Kulihat pak Yanto tengah berdiri di ambang pintu pos dan terlihat senang melihatku berjalan ke arahnya.
"Gimana bu? Sudah ibu pikir baik baik?" tanyanya sambil mengarahkan handy cam itu ke wajahku.
"Sudah pak" kataku sambil menunduk malu.
"Jadi gimana bu? Boleh saya sebarkan video ini?" tanyanya.
"Jangan pak" sahutku.
"Lha trus gimana?" tanyanya pura pura bego.
"Sa-saya mau nurutin perintah bapak asal suami saya tidak tau ttg ini pak" kataku sambil menunduk.
"Semua perintah saya?" tanyanya.
"I-iya pak, semua" kataku tetap sambil menunduk.
"Kalo ibu menuruti perintah saya, ibu jadi budak saya dong? Emang ibu mau jadi budak saya?" tanyanya membuatku kaget setengah mati.
Budak??? pikirku. Aku jadi budaknya??? pikiran itu terus berkecamuk di otakku. Ada rasa jijik ketika mendengarnya mengatakan itu. Tapi ketika aku membayangkan penisnya yang hitam besar itu, rasa jijik itu perlahan lahan hilang dari pikiranku.
"Gimana bu? Ibu mau jadi budak saya?" tanyanya lagi.
"Ta-tapi pak, suami saya gimana?" pintaku.
"Ya ga gimana gimana toh bu. Ibu tetap layani saja suami ibu kayak biasa, tapi kalo suami ibu sedang tidak di rumah, ibu jadi milik saya. Gimana?" katanya sok diplomatis.
Aku hanya bisa mengangguk tanda setuju mendengar itu.
"Apa bu? Saya ga dengar" sahut pak Yanto.
"Iya pak, saya mau" kataku.
"Ayo bu, sekarang buka mantelnya" perintahnya.
Kubuka satu satunya tali pengikat yang ada di mantelku, pak Yanto segera membuangnya ke lantai. Kemudian pak Yanto mendekatkan kameranya ke wajahku. Ketika aku hendak menundukkan wajahku, pak Yanto segera menahannya daguku dengan tangannya dan mengangkat wajahku. Tanganku secara otomatis menutupi payudara dan vaginaku.
"Lipstick ibu tebel kayak perek di jalanan" katanya singkat.
"Lihat toketnya dong bu" perintahnya ketika dia menyorot kedua payudaraku yang kututupi dengan tanganku.
Dengan pelan kuturunkan tanganku dari payudaraku, tapi Pak Yanto segera menarik turun tanganku. Kedua payudaraku terpampang dengan bebas. Pak Yanto merekamnya dari berbagai sudut. Ditaruhnya kedua tanganku ke samping tubuhku, dan dia berkeliling memutariku sambil merekam setiap senti tubuhku.
"Baru kali ini saya lihat toket segede ini tapi ga melorot. Ini asli bu?" tanyanya.
"A-Aasli pak" kataku.
"Ooo... Emang beda ya perek rumahan sama perek jalanan. Bener ga?" pak Yanto bertanya sambil melihat mataku.
Karena aku tidak menjawab, pak Yanto membetot putingku dengan keras.
"Ahhh Ampun pak" kataku sambil menahan tangan pak Yanto.
"Oh ga bisu ternyata" sindirnya.
"Ikut saya!" perintahnya.
Segera kulangkahkan kakiku mengikutinya dari belakang. Pak Yanto yang masih berpakaian lengkap, mengambil mantelku dan berjalan masuk ke rumahku lewat pintu garasi. Ketika sampai di ruang keluarga, dia segera melemparkan mantelku ke tanah. Direbahkannya tubuhnya di sofa sambil tangannya memberi aku kode untuk duduk di karpet di depannya. Kulihat pak Yanto masih tersenyum senyum penuh kemenangan melihatku duduk bersimpuh di hadapannya.
"Buka celana saya!" perintahnya tegas.
Dengan berat hati, tanganku mulai membuka celana pak Yanto. Penis hitam itu segera muncul dari balik celananya. Setelah dua kali aku melihatnya dari jarak dekat, rasa kagum masih tersirat di mataku. Betapa hitam dan besarnya penis di depanku itu. Kurasakan nafasku mulai memberat ketika aroma penis itu mulai menusuk hidungku. Bulu kemaluan yang menghiasi pangkal batangnya seperti hutan hitam yang sangat lebat. Kulihat kedua buah pelirnya yang besar ditumbuhi bulu bulu membuatku menelan ludah.
"Nunggu apa?" katanya menantang.
Kupegang batang itu dengan tanganku dan kurasakan temperatur batang itu yang lebih panas dari tanganku. Terlihat jelas kukuku yang selalu kurawat dengan manicure, kulit tanganku yang putih sangat kontras dengan batangnya yang hitam. Kukocok perlahan dan kulihat batang itu mulai membesar secara teratur. Mulutku menganga ketika penis itu sudah membesar melebihi milik suamiku. Batang itu berdiri dengan keras, sungguh sangat besar. Kulihat di ujung penis itu ada setitik cairan bening. Kulihat juga ada otot otot yang menonjol di sekeliling batang penis itu. Ketika kukocok batang itu dengan tanganku, pak Yanto melepaskan rintihan tertahan. Kucoba memegangnya dengan kedua tanganku. Setelah kedua tanganku melingkari penis itu, kulihat kepala penis itu tidak tergenggam olehku. Berbeda dengan milik suamiku yang hanya butuh satu kepalan tanganku.
Kulihat pak Yanto masih merekam setiap gerakanku. Menikmati mimik wajahku yang menyiratkan kekaguman. Ku elus pelan batangnya dari atas ke bawah dengan tanganku, kuraba dan kumainkan kedua pelirnya tanpa disuruh. Penis itu sungguh membuatku kagum dan aku yakin satpamku tau akan itu. Tanpa kusadari, aku mulai menggeleng gelengkan kepalaku dan mulai mengocoknya dengan teratur.
"Mulutmu belom pernah dimasuki kontol kan?" tanyanya.
"Be-belom Tu-Tuan" kataku gugup.
"Wah mulutnya masih perawan" katanya di dekat handy cam sembari tertawa.
"Sekarang bilang ke kamera kalo mulut kamu akan segera diperawani oleh kontol saya" katanya dengan senyum menungging.
Dipermalukan seperti itu membuat bulu tengkukku berdiri. Sambil tetap kupegang penis itu dengan tanganku, aku menatap ke kamera lekat lekat.
"Sebentar lagi, mulut saya akan segera diperawani oleh satpam saya" kataku kepada kamera itu.
"Kurang menantang, kurang lengkap, kurang senyuman dan kerlingan mata. Ulangi!!!" bentaknya.
"Ba-baik Tuan" jawabku tergugup.
"Sebentar lagi, mulut saya yang belom pernah dimasuki oleh kontol suami saya akan segera diperawani oleh kontol satpam saya" kataku dengan tersenyum di bagian akhir dan mengerlingkan mataku. Kurasakan angin dingin meniup punggung dan tengkukku.
"Cium kepalanya!"
Kuarahkan penis itu ke mulutku dengan tanganku. Kukecup pelan ujung kepalanya, dan kurasakan lendir yang tadinya berada di ujung penis itu segera berpindah ke bibirku.
"Keluarin lidahmu dan jilati dari bola naik ke kepala!"
Kukeluarkan lidahku, dan kudekatkan wajahku ke penis itu. Dengan jarak sedekat itu, aroma menusuk penis itu segera memenuhi hidungku. Kurasakan kedua putingku mengeras bersamaan lidahku menyentuh kulit keriput di buah pelirnya. Kurasakan rasa asin mulai menghinggapi lidahku. Kuangkat kepalaku ke atas dengan lidahku masih menempel di kulitnya hingga aku sampai ke ujung kepalanya.
"Salah!!! Perek Goblok!!!" Satu tamparan keras mendarat di pipiku. Tidak terlalu keras untuk membuatku terjatuh tapi kurasakan cukup panas di wajahku.
"Keluarkan lidahmu!!!" bentaknya sambil berdiri dan menjambak rambut belakangku.
Sekarang penis itu berada tepat di depanku. Bergoyang goyang di depan mataku. Menyebarkan aroma yang menusuk hidungku. Kujulurkan lidahku keluar dan dengan kasarnya ditariknya kepalaku sehingga buah pelirnya masuk ke dalam mulutku. Masih dengan lidah yang terjulur, ditekannya kepalaku ke penisnya dan ditariknya rambutku ke atas, membuat seluruh lidah dan mulutku merasakan rasa penisnya.
"Kayak gitu!!! Ulangi sendiri!!!" kembali dia membentakku sambil mengacungkan tangannya yang terbuka.
Kujulurkan lagi lidahku dan kuulangi menjilati buah pelir itu ke atas sampai ujung kepalanya.
"Pinter!!!" katanya sambil mengelus kepalaku.
Anehnya aku merasa sedikit bangga ketika pak Yanto memujiku. Kurasakan ludahku yang terasa asin memenuhi mulutku.
"Enak kan rasa kontol saya?" katanya dengan nada mengancam.
"E-Enak Tuan" kataku kesulitan dengan ludah yang memenuhi mulutku.
"Telan!" ujarnya pelan namun penuh otoritas.
Gluk! Gluk! Karena ada rasa jijik yang hinggap di hatiku, aku sedikit kesulitan menelan ludahku sendiri.
"Buka mulutmu!" katanya lagi setelah melihatku tenggorokanku bergerak gerak.
Kubuka mulutku dan kurasakan jarinya masuk ke dalam mulutku dan memain mainkan lidahku kututupkan bibirku dengan jarinya masih di mulutku.
"Perek saya ga ada yang meludah!!! Selalu telan!!! Ngerti?" tanyanya dengan mata melotot.
Dengan jarinya yang masih menyumpal mulutku, aku hanya bisa menganggukkan kepalaku.
"Pinter" katanya sambil menarik jarinya pelan pelan dan kembali duduk di sofa.
"Sekarang jilati kontol saya, dan masukkan ke dalam mulutmu dan sedot sekuat tenaga! Saya ingin kamu pikir pakai otak kamu sendiri gimana caranya muasin saya dengan mulutmu! Bisa kan?" pertanyaan itu kujawab dengan anggukan.
Ketika tanganku meraih penis itu dan mengarahkannya ke mulutku, pak Yanto segera menepis tanganku dan menaruh kedua tanganku di belakangku. Aku mengerti apa yang diinginkannya. Kukecup pelan buah pelirnya satu persatu dan kujilati batang penisnya seakan akan aku sedang menjilati es krim. Ketika lidahku sampai di ujung penisnya, kukecup kepalanya dan kutekan kepalaku kebawah. Penis itu segera menyeruak masuk ke dalam mulutku. Kunaik turunkan kepalaku secara perlahan memberika kenikmatan kepada sang pemilik batang itu. Kucoba memasukkan seluruh penis itu ke dalam mulutku, tapi aku hanya bisa memasukkan kurang lebih setengah dari keseluruhan panjangnya. Pak Yanto terus mendesah nikmat sambil mengarahkan kameranya ke wajahku.
Dihentikannya gerakan kepalaku yang maju mundur dengan dijambaknya rambutku. Kutatap kedua matanya yang mengisyaratkan sedikit ketidakpuasan. Ditekannya kepalaku kuat kuat hingga penisnya menekan nekan tenggorokanku, membuatku serasa ingin muntah. Air liurku segera menetes ke luar turun ke buah pelir pak Yanto. Kedua tanganku mencoba mendorong tubuhku menjauh, tetapi pak Yanto semakin kuat menahan kepalaku dan menyodokkan penisnya lebih keras. Pak Yanto tau aku sudah kesulitan bernafas saat kedua bola mataku melotot meminta ampun. Ditariknya penis itu dari mulutku dan kulihat banyak sekali lendir mulutku yang menempel di sekitarnya. Dengan nafas yang tersenggal senggal, dan rasa penis memenuhi mulutku, rasa mual kembali menderaku. Kucoba menarik nafas dalam dalam untuk mengurangi rasa mual, tapi ketika aku menelan liurku, rasa mual kembali menerpaku.
Dijambaknya rambutku dan dimasukkannya pelirnya ke dalam mulutku. Kemudian ditampar tamparkannya penis itu ke wajahku. Aku merasakan basah di wajahku yang terkena pukulan itu. "Yang rileks tenggorokannya" katanya pelan.
Dibimbingnya kepala penis itu masuk ke dalam mulutku dan dimasukkannya penis itu pelan pelan hingga menyentuh ujung mulutku.
"Rileks, rileks" katanya lagi.
Kucoba untuk tidak melawan dan memejamkan mataku. Segera kurasakan penis itu menerobos masuk ke tenggorokanku. Membuatku kaget dan merinding. Hidungku menyentuh perutnya dan bulu jembutnya seakan akan menggelitik wajahku. Ditariknya penis itu memberiku kesempatan bernafas dan kemudian ditusukkannya lagi ke dalam mulutku. Hal itu berulang ulang terus selama beberapa menit.
"Apa ibu tau jika ibu ini mempunyai bakat untuk memuaskan banyak lelaki? Ibu adalah wanita pertama yang mampu menelan seluruh kontol saya di hari pertama." katanya dengan penisnya masih tertancap di tenggorokanku.
Ditariknya penis itu dan dielus elusnya kepalaku. Dimasukkannya kepala penis itu ke mulutku lagi dan menyuruhku menghisap penis itu kuat kuat. Ada perasaan aneh dan menyenangkan ketika kuhisap penis itu sampai kedua pipiku tertarik ke dalam. Kurasakan vaginaku mulai basah dan berdenyut denyut. Tidak kusangka sangka, aku mengalami orgasme kecil ketika sedang mengoral penisnya. Aku melepaskan desahan tertahan, tapi cukup jelas untuk menunjukkan aku sedang mengalami orgasme. Ditariknya penis itu dari mulutku dan dipukulkannya ke wajahku yang sedang merem melek.
“Perek!” ujarnya menyindirku sambil mengocok penisnya di depan wajahku.
Setelah orgasme ku mulai mereda, kuarahkan wajahku dan tanpa perlu dikomando, aku menjilati buah pelir pak Yanto dan mulai mengulumnya. Kuhisap kuat kuat secara bergantian kedua bola itu sementara pak Yanto semakin cepat mengocok penisnya.
“Buka mulutmu lebar-lebar!”ujarnya sambil mengerang.
Kubuka mulutku dan pak Yanto segera memasukkan kepala penisnya ke dalam mulutku dengan tetap mengocok batangnya lebih cepat. Dengan sedikit mengerang, aku bisa merasakan tubuh pak Yanto yang sedikit mengejang. Kurasakan beberapa kali penis pak Yanto menyemprotkan lahar putih kental ke dalam mulutku. Rasa asin yang mendominasi segera merebak memenuhi setiap tempat mulutku. Kuatupkan kedua bibirku menutup kepala penisnya yang sedang ejakulasi. Tak kuduga duga, secara tiba tiba aku diserang gelombang orgasme lagi yang lebih besar. Aku mengerang dan mengejang secara tertahan.
Ditariknya secara perlahan penis itu sampai terlepas dari katupan bibirku. Kurasakan sperma itu berkumpul di dalam mulutku. Sangat kental, asin dan ada rasa gurih.
“Buka mulutmu, awas jangan ada yang tumpah!” katanya sambil menyorotkan kameranya ke mulutku.
Kubuka mulutku dan kutunjukkan sperma yang bercampur ludahku. Jari pak Yanto segera masuk ke dalam mulutku dan mengobok obok mulutku yang terbuka lebar. Kemudian ditariknya jari itu dan dioleskannya lendir yang menempel di jarinya ke wajahku sampai bersih.
“Telan!”
Tanpa perasaan tertekan kutelan sperma pak Yanto yang terasa lengket di tenggorokanku sambil menutup mataku. Karena lengket sekali, aku bisa merasakan sperma itu sudah masuk seluruhnya setelah beberapa kali aku menelan ludah.
“Peju saya enak kan?” katanya sambil tersenyum.
“Enak Tuan” jawabku sambil mengelap mulutku dengan tanganku.
“Terima kasihnya mana?” sindirnya.
“Terima kasih Tuan untuk pejunya” kataku meskipun aku merinding mendengarnya.
“Bagus, itu baru namanya perek pinter” katanya lagi sambil mengelus kepalaku.
“Kamu cium suamimu pake mulut itu?” katanya tiba tiba “Mulai sekarang mulut kami itu punya fungsi lain. Tau fungsinya apa?”
“I-iya Tuan, saya tau” kataku.
“Apa?!?! Perek” bentaknya.
“Mu-mulut saya ini untuk, untuk menghisap kontol” kataku tak percaya dengan ucapanku.
“Bukan kontol suami kamu kan?” tanyanya menghinaku.
“Bukan kontol suami saya Tuan” kataku lagi.
“Bagus!!! Sekarang siap kan merasakan kontol saya di memekmu?” kembali dia bertanya sambil mengelus pipiku.
Masih belom puaskah orang ini? Tanyaku dalam hati. Kulihat penisnya masih berdiri tegak setelah menumpahkan lahar yang begitu banyak. Rasa kagumku semakin bertambah. Ditaruhnya handy cam itu dan kemudian diangkatnya tubuhku dan ditidurkannya aku di sofa. Dibuka lebar kedua kakiku dan diposisikannya kepala penis itu di antara kedua kakiku. Dipegangnya batang itu dan disapukannya kepalanya ke bibir vaginaku membuatku mendesah.
Dengan sekali hentakan, kepala penis itu telah amblas masuk ke dalam memekku. Kurasakan batang besar itu seperti hendak merobek memekku. Kugigit bibir bawahku menahan sakit, dan pak Yanto dengan pelan mendesak penis itu semakin masuk ke liang surgaku.
“Seret!” ujarnya meracau “Beda sama perek di jalanan. Kontolku serasa dipijat pijat..... Emang bakat jadi perek!”
Hatiku berdesir mendengar aku disamakan dengan penjaja cinta di pinggir jalan. Terbesit rasa malu tapi aku semakin terangsang mendengar pelecehan itu.
“Oohh pak, pelan pelan pak, punya bapak besar banget” kataku memohon.
Tanpa menghiraukanku, pak Yanto segera mendorong seluruh batang itu hingga tenggelam ke dalam memekku. Mataku mendelik kaget saat rasa sakit menerjang tubuhku.
“Paaaak ampun, pak!!!” teriakku.
Dicabutnya penis itu sampai terlepas dari vaginaku. Nafasku mulai tersenggal , tapi belom sempat aku menarik nafas lagi, dengan keras, pak Yanto segera menghujamkan penisnya ke dalam lubang kenikmatanku lagi.
“Oogghhhhh pak!” kurasakan rasa nikmat bercampur sakit ketika penis itu menghujam memekku untuk kedua kalinya.
Kejadian itu diulanginya beberapa kali sampai kemaluanku menjadi sangat sangat basah. Kemudian, ditancapkannya penis itu dalam dalam dan dibiarkannya di sana.
“Enak kan kontol satpam atau kontol suami kamu?” tanyanya.
“Enakan kontol bapak” jawabku asal dengan mata terpejam.
“Perek pinter.” Sekali lagi dielusnya kepalaku dan sekali lagi kurasakan kebanggaan di diriku.
Digoyangnya pelan batang itu membuatku merem melek sambil mendesah perlahan. Memekku terasa sangat penuh, dan setiap dorongan penis itu membuat bibir vaginaku ikut terdorong masuk. Hal ini belom pernah terjadi saat aku melayani suamiku. Tanpa sadar, kedua tanganku bergerak ke kedua putingku dan memain mainkannya. Kupilin pilin kedua putingku sambil kutarik tarik saat pak Yanto menusuk nusuk pelan liang senggamaku. Desahanku semakin keras ketika pak Yanto secara tiba tiba menggenjotku dengan keras.
“Ohh.....Pak..... entot saya pak....... iya pak..... terus pak entot saya” racauku.
“Memekmu sempit. Jarang dipake ya sama suami?” tanyanya.
“Kon-Kontol bapak besarrrr........” jawabku.
Ditepisnya kedua tanganku dan diraihnya kedua putingku dengan jemari jemarinya. Dipencetnya putingku keras keras sambil dipilinnya dan ditarik tarik.
“Oohhh pakk...... Terus pak masukin kontol bapak ke memek saya pak!!” kataku sambil tanganku menyodorkan kedua payudaraku ke atas seakan akan mengijinkan pak Yanto berbuat apapun terhadap keduanya.
Ketika aku sudah berada di ujung kenikmatan sekali lagi, tanganku membuka kakiku lebih lebar dan menahannya terbuka. Tapi pak Yanto yang melihatnya malah hanya tersenyum lebar dan menghentikan tusukannya. Aku yang sudah gelap mata segera memaju mundurkan pinggulku mencari sela sela kenikmatan.
“Katanya tadi ga mau selingkuh?” pertanyaan nya mengejekku “Udah ke enakan malah goyang sendiri”
“Kontol bapak enak” kataku. Meskipun diejek seperti itu, aku tidak menghentikan gerakan memaju mundurkan pinggulku. Aku benar benar sudah gelap mata.
“Dasar lu perek murahan!!!” umpatnya.
“Iya pak...... Ooohhhhhh.......... Saya perek murahan...... Saya pelacur...... Entot memek saya sekarang pak” kataku sudah tidak bisa menahan nafsu.
Ditancapkannya penis itu dalam dalam yang langsung membuatku seperti di awang awang. Kurasakan dinding vaginaku berdenyut denyut memijat penis itu dan cairanku keluar seperti banjir bandang. Dihisapnya puting kananku kuat kuat yang kusambut dengan memeluk kepalanya dan menekannya ke payudaraku. Dihisapnya secara gantian kedua putingku membuatku semakin larut ke dalam orgasmeku.
Ketika orgasmeku mereda, dicabutnya penis itu dan diarahkannya ke mulutku. Kulihat banyak sekali lendirku yang menempel di penis itu membuatnya terlihat berkilau diterpa sinar lampu. Tanpa disuruh oleh pak Yanto, kubuka mulutku dan kuhisap batang yang telah memberiku kenikmatan dan tanpa ragu ragu kusapukan lidahku ke penis itu seakan akan hendak membersihkannya. Pak Yanto mengelus elus lagi kepalaku. Sekali lagi aku merasa sangat bangga, aku tidak mengerti mengapa aku sangat menyukainya jika pak Yanto memujiku.
Dibaliknya tubuhku dan dibukanya kakiku lebar lebar. Bagian atas tubuhku diletakkan di sandaran kursi. Kurasakan penis pak Yanto sudah siap di depan lubang surga ku. Dengan satu hentakan keras, penis itu segera menerobos memekku yang masih basah. Nikmat sekali rasanya ketika ujung penisnya terasa menyentuh rahimku.
“Ohh..... Mantap nih memek” ujarnya pelan.
Dihujam hujamkannya penis itu dengan kasar seolah olah sedang meluapkan amarahnya kepadaku. Aku menikmati setiap hujaman penis itu. Ditariknya segenggam rambutku dengan kasar sambil ditusukkannya penis itu dalam dalam di memekku. Aku mengerang penuh dengan kenikmatan sambil mendorong pantatku ke arah pak Yanto. Dilepaskannya jambakan rambutku dan tiba tiba pak Yanto menampar kedua pantatku dengan keras secara bergantian. Kurasakan pantatku memanas akibat tamparan tamparannya. Namun itu membuat libidoku semakin meningi. Kulepaskan jeritan manja setiap kali telapak tangannya mendarat di pantatku.
Setelah puas menampar pantatku, dijambaknya rambutku ke belakang dengan keras sampai tubuhku terangkat dari kursi sementara penisnya masih terbenam di memekku. Kedua tanganku memegang kedua payudaraku dan memain mainkan putingku. Aku benar benar sudah berubah menjadi perempuan binal. Aku sudah tidak perduli lagi dengan apa yang akan kuperbuat. Penis hitam pak Yanto yang perkasa sudah mengubah hidupku. Aku tau aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kepuasan ini.
Mulut pak Yanto mendekat ke telingaku, dijilatinya daerah belakang telingaku dan diciuminya leherku. Aku semakin menjadi, kuturunkan tangan kananku dan kumainkan clitorisku. Mulutku menganga lebar.
“Mau kan melayani bapak kapan saja bapak mau?”bisiknya di telingaku.
“Mau pak...... Entot saya kapan pun bapak mau” kataku setengah berteriak.
Tanpa kata kata, ditariknya penis itu dan dihujam hujamkannya lagi ke liang senggamaku. Semakin lama semakin cepat, semakin kasar. Kursiku bergoyang goyang menandakan tidak kuat menahan beban tubuh kami berdua. Tiba tiba dengan kasarnya diremasnya kedua payudaraku dan kurasakan sperma pak Yanto yang terasa hangat menyembur dengan derasnya di dalam vaginaku. Ketika semburan itu belom berhenti, dinding vaginaku berdenyut dengan kencang menandakan aku kembali dilanda orgasme untuk yang kesekian kali pada malam hari ini.
“Ohhhhhhh......hohhhhhh......... DASAR PEREK” teriaknya kencang sambil meremas payudaraku dengan keras.
“IYA PAK!!! SAYA PEREK!!! KONTOL BAPAK ENAK!!!!” balasku tidak mau kalah.
Tubuh kami mengejang bersamaan. Kurasakan keringatku sudah mengalir seperti sungai sedangkan tubuh pak Yanto yang juga bermandikan peluh bergetar merasakan orgasme nya. Dilepaskannya jambakan rambutku membuat tubuhku langsung rebah ke sandaran kursi. Kurasakan tubuhku sudah sangat lemas dan nafasku memburu. Kurasakan pak Yanto menarik lepas penisnya dari vaginaku dan berjalan memutar menghampiri kepalaku. Disodorkannya penis itu ke wajahku, dan tanpa disuruh lagi, segera kubuka mulutku dan kunikmati mengulum penis itu. Kubersihkan penis itu dari lendir lendir yang menempel. Kujilati setiap centi penis itu dan tidak lupa kukecup kepala penis itu sebagai ucapan terima kasihku. Pak Yanto yang melihat itu pun tersenyum kegirangan. Ditepuk tepukannya telapak tangannya ke kepalaku dan dielusnya kepalaku”
“Ga nyesal kan jadi budak bapak” tanyanya ketika aku mengecup penisnya.
Aku hanya menggelengkan kepala dengan lemas. Tak kusangka, libidoku terpuaskan oleh penis satpamku. Kurasakan ada cairan mulai mengalir turun ke paha dalamku. Dengan perasaan malas, aku segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi yang segera diikuti oleh pak Yanto. Di dalam kamar mandi, aku segera berjongkok di toilet dan kulihat sperma itu menetes turun. Kutengadahkan kepalaku dan kulihat pak Yanto yang tersenyum kepadaku. Kubalas senyuman itu dan kuangkat tubuhku berdiri di samping pak Yanto. Digandengnya tanganku menuju ke shower yang segera kunyalakan. Layaknya seorang istri, aku segera membantu pak Yanto untuk mandi. Seperti seorang pelacur, kutuangkan sabun ke dadaku dan kemudian kugerakkan payudaraku ke seluruh tubuh pak Yanto. Kusabuni dadanya yang tegap dan terus turun ke kemaluannya yang menggantung. Kuhimpit penis itu dengan payudaraku dan mengurutnya pelan, dan tidak lupa kuberi perhatian ke kedua buah pelirnya yang menggantung dengan bebas dengan tanganku. Payudaraku kugerakkan turun ke arah kedua pahanya. Akhirnya aku berjongkok di hadapannya dan kugerakkan payudaraku naik turun untuk memberikan sabun ke kedua kakinya. Tidak lupa kuberi perhatian kepada punggung dan tangannya. Aku heran dengan tingkahku sendiri, aku bahkan tanpa rasa jijik memasukkan tanganku ke antara pantatnya untuk membersihkan tempat itu. Dipilinnya kedua puting payudaraku setelah badan kami penuh dengan busa. Aku hanya tersenyum ketika pak Yanto melakukan itu. Ditariknya tubuhku ke bawah pancuran air dan segera membasuh tubuh kami.
Setelah seluruh busa pada tubuh kami hilang, kuputar kran air ke posisi off. Kuambil handuk yang biasanya kupakai, dan kukeringkan tubuh pak Yanto dulu dan kemudian tubuhku. Dituntunnya aku keluar kamar mandi setelah kuletakkan handuk kembali ke tempatnya. Pak Yanto melemparkan pakaiannya ke arahku dan kemudian duduk di sofa. Kupakaikan baju pak Yanto, dan sebelom aku sempat memakaikan celananya, telepon rumahku berbunyi.
“Kringggg” pak Yanto segera menyuruhku mengangkat telpon itu yang dengan langsung kurespon.
“Halo” kataku.
“Halo, belom tidur say” tanya suamiku.
“Oh, belom ko” kataku senormal mungkin.
“Ya udah jangan tidur malem malem, apalagi tiap pagi kamu jogging. Kecapekan malah sakit” ujarnya penuh perhatian.
“Oh iya ko, kapan pulang?” tanyaku dengan perasaan bersalah.
“Paling cepat sih 1 minggu kayaknya” ujarnya lagi.
“Kok lama?” kataku sudah tidak bisa konsentrasi karena air mataku mulai merembes ke pipiku.
“Iya nih banyak kerjaannya. Rumah gimana? Aman kan dijaga pak Yanto?” pertanyaanya membuat nafasku sesak.
“A-Aman kok ko” kataku singkat.
“Kalo butuh apa aja, minta bantuan pak Yanto aja, ga perlu malu” katanya membuatku seperti tertohok.
“Iya ko” kurasakan air mataku masih mengalir di kedua pipiku.
“Ya udah, cepet tidur, biar ga sakit” katanya penuh perhatian.
“Iya ko, Koko juga hati hati di sana” kataku lagi.
“Bye” katanya sambil mengakhiri percakapan.
Kututup gagang telpon itu dan aku langsung menangis sesenggukan dan perasaan bersalah menghantuiku. Aku memandang pak Yanto yang berjalan mendekat kepadaku. Penisnya yang masih lunglai itu bergerak ke kanan dan ke kiri. Diusapnya air mataku yang menetes di kedua pipiku dan aku hanya diam saja.
“Sudahlah bu, ga usah ngerasa bersalah” katanya membela diri “Saya yakin pak Jonny juga pasti main cewek di luaran.”
“Maksud bapak suami saya selingkuh?” tanyaku tidak percaya.
“Ya namanya juga lelaki bu” ucapnya enteng.
“Tidak mungkin pak. Suami saya tidak mungkin selingkuh” kataku berapi api.
“Kalo sampai suami ibu selingkuh di belakang ibu gimana?” tantangnya.
“Bapak jangan menuduh suami saya sembarangan ya!!” ucapku sambil marah.
“Apa ibu menuduh saya berbohong?” tanyanya dengan nada mengancam “Jika saya bisa buktikan pak Jonny selingkuh di belakang ibu, ibu bisa kasih saya apa?”
“Tidak mungkin pak” kataku masih bertahan.
“Apa ibu marah jika suami ibu selingkuh?”
“Iya pak tapi suami saya tidak akan selingkuh” kataku masih ngeyel.
“Tidak mungkin ya bu?” tanyanya sambil mendengus.
Diambilnya handy camnya dan dipencet pencetnya beberapa tombol. Kemudian dengan senyum menungging, pak Yanto menunjukkan foto suamiku sedang menggandeng seorang wanita pribumi dengan dandanan menor berjalan masuk ke sebuah hotel. Bukan cuma satu foto, melainkan ada banyak sekali foto itu dengan beberapa wanita berbeda. Bahkan aku melihat ada seorang wanita yang sedikit lebih tua dariku yang terfoto paling banyak dengan baju berbeda. Sungguh kenyataan yang sangat pahit.
“Ini yang ketauan sama saya bu di dalam kota. Kalo di luar kota ya saya ga tau lagi” katanya.
Aku masih sulit mencerna kenyataan ini. Aku selalu merasa suamiku orang yang sangat setia kepadaku. Tapi aku tidak menyangka sudah begitu banyak wanita yang ditidurinya. Amarahku mencapai ubun ubun. Ingin sekali aku memukulnya ketika dia pulang, tapi aku lebih ingin membalasnya. Hatiku benar benar sakit dikhianatinya.
“Pak, tolong rekam saya” kataku kepada pak Yanto yang sedikit kebingungan dengan maksudku.
Dinyalakannya handy cam itu dan disorotnya ke wajahku. Kuingat ingat lagi tentang perselingkuhan suamiku dengan begitu banyak wanita membuat aku semakin berani.
“Halo, saya Diane Wong. Suami saya, Jonny, tidak bisa memuaskan birahi sex saya karena kontolnya terlalu kecil. Jadi saya minta tolong kepada satpam saya yang mempunyai kontol jauh lebih besar dari miliknya. Enak sekali kontolnya. Jauh lebih enak dari kontol suami saya. Saya merekam video ini hanya untuk bukti bahwa mulai hari ini, saya akan menjadi budak satpam saya, pak Yanto, tanpa paksaan dari siapapun. Saya akan menuruti semua perintahnya, dan akan selalu memberinya prioritas lebih dulu dari suami saya. Saya akan memberikan tubuh saya untuk memberikan kepuasan kepada majikan saya. Saya menyerahkan seluruhnya tubuh ini untuk digunakan pemilik saya sebagai apapun yang dianggapnya benar. Dan saya akan dengan senang hati belajar untuk menjadi seorang budak yang baik.” Aku mengucapkan itu dengan senyuman nakal dan kerlingan mata. Tidak ketinggalan kumainkan lidahku ke kiri dan ke kanan untuk memberikan suatu kesan nakal. Tidak lupa di akhir video, kuperlihatkan aku sedang mengecup kepala penis pak Yanto dan mengucapkan terima kasih atas kenikmatan yang diberikannya.
“Bagus banget!!!” kata pak Yanto sambil mengacungkan jempol.
“Sudah siap menjadi budak saya?” tanyanya.
“Sudah Tuan” kataku sambil tersenyum.
“Ayo naik ke kamar ibu dan saya akan memilihkan baju yang cocok buat makan malam kita bu” katanya sambil tersenyum mesum.
“Baik Tuan” kataku sambil tersenyum manis dan tanpa malu malu menggandeng tangannya dan menariknya menaiki tangga menuju kamar tidurku.
Perkenalkan namaku Diane, seorang ibu rumah tangga etnis Chinese yang baru berumur 26 tahun. Suamiku, Jonny, adalah seorang wiraswasta yang sudah cukup sukses di umurnya yang baru menginjak 30 tahun. Aku yang tidak diperbolehkan bekerja, setelah menikahi Jonny, memilih menghabiskan waktu di tempat fitness. Berkat itu pula aku bisa membentuk tubuh yang bisa membuat semua laki-laki menoleh. Jonny sebagai suami yang baik mampu membuat hidup kami lebih dari cukup. Sewaktu kami menikah, dia membeli sebuah rumah di kawasan elite untuk kami. Setelah 1 tahun, kami juga membeli beberapa rumah di tempat lain yang kami kontrakkan. Karena bisnis suamiku yang semakin meroket, suamiku semakin sering pergi ke luar kota. Praktis meninggalkan aku sendirian di rumah ketika malam hari, karena pembantu hanya bisa bekerja dari jam 6 pagi sampai jam 4 sore. Jonny akhirnya menyewa seorang satpam rekomendasi Nuri, pembantu kami, untuk berjaga di rumah. Maklum, meskipun perumahan elite, tetapi perumahan ini sepi sekali dan jarak satu rumah ke rumah lain relatif jauh.
Aku sebenarnya agak senang dgn kehadiran satpam baru yg bernama Yanto itu. Pernah beberapa kali aku memergoki dia sedang mengintip ke belahan dadaku ataupun pahaku. Tatapan matanya seolah olah menelanjangiku. Yang aneh, bukan merasa tersinggung atau marah, aku malah menyukainya menatapku. Memang untuk ukuran tubuhku, payudaraku terkesan besar, dengan lingkar dada 34 dan cup D, ya benar D, sangat sulit bagiku untuk tidak menarik perhatian. Aku yang juga mempunyai rambut panjang dan tiga tindikan di telinga dan satu di hidung membuatku semakin terlihat menonjol. Rambut yang hampir selalu ku kuncir kuda semakin jelas memperlihatkan pesonaku. Leherku yang jenjang, dadaku yang membusung padat dan kilau perhiasan di setiap lobang tidikanku. Di tempat fitness, di mall, di mana saja aku selalu bisa menarik perhatian banyak orang, terutama kaum adam. Apalagi hampir seluruh baju yang kupunya berpotongan sexy. Jonny sendiri tidak pernah melarang aku berpakaian sexy. Dia justru semakin menyukainya, dia bahkan pernah bilang kepadaku kalo dia bangga punya istri yang sexy. Aku pun akhirnya terbawa dengan cara berpikirnya. Aku jadi merasa bangga jika tubuhku bisa menarik perhatian orang.
Tetapi, aku tetap setia kepada suamiku. Aku memang masih perawan ketika menikahi Jonny, dan aku bangga akan itu.Seks dengan suamiku selalu monoton, kecuali ketika kami selesai menonton video porno. Jonny akan selalu merayuku untuk mengoral penisnya yang selalu kutolak mentah mentah. Aneh memang, tapi aku tidak tau kenapa aku selalu merasa enggan memasukkan penis Jonny ke mulutku. Pernah juga sesekali dua kali dia meminta aku untuk bersedia melakukan anal seks, yang selalu berakhir dengan aku tersinggung. Aku mempunyai beberapa sex toys yang kubeli di luar negri yang selalu menemaniku ketika suamiku tidak bisa memuaskanku. Jonny tidak mengerti akan hal itu. Egg vibrator adalah salah satu favoritku di antara beberapa mainanku. Tiap kali aku masturbasi, aku selalu membayangkan berhubungan seks dengan orang lain selain Jonny. Pak Yanto adalah object imajinasiku yang paling sering sejak dia bekerja di sini. Hampir setiap hari aku masturbasi sambil membayangkan satpamku ketika suamiku tertidur.Aku membayangkan betapa panjang dan besarnya penis pak Yanto, dan bagaimana dia akan membuatku melayani nafsu seksnya ketika suamiku sedang tidak di rumah. Di dalam fantasi seksku, aku selalu membayangkan duduk bersimpuh di depan pak Yanto dan aku membimbing penisnya dan menjejalkannya ke mulutku. Suatu hal yang selalu aku tolak ketika suamiku memintanya. Mukanya yang buruk dan giginya yang sedikit tongos serta perawakannya yang hitam dan besar selalu membuat pak Yanto menghiasi khayalanku. Selalu kubayangkan aku adalah seorang pelacur murahan yang sangat suka melayani pak Yanto.
Beberapa minggu setelah pak Yanto bekerja di tempat kami, Jonny harus pergi ke luar pulau untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku mengantarnya ke bandara, menunggu sampai dia tidak terlihat dan akhirnya akupun kembali pulang ke rumah. pukul 7 malam aku baru sampai di rumah. Kupencet remote pagar dan aku parkir mobilku di dalam. Pak Yanto membukakan pintu mobilku, aku bisa merasakan tatapannya yang tajam. Memang saat itu aku memakai rok mini dan blouse yang berbelahan dada rendah. Walau aku tau pak Yanto bisa melihat kedalam bajuku saat aku hendak keluar dari mobil, aku tidak berusaha menutupinya. Aku seakan bangga akan hal itu. Tak tau mengapa, aku bahkan tidak berusaha menutupi rokku saat aku keluar dari mobil. Dan aku tau jelas saat kaki kananku menginjak lantai, pak Yanto dengan jelas melihat g-string merahku. Darahku pun berdesir, aku bisa merasakan putingku mengeras. Bukannya segera turun dari mobil, dengan santainya aku mencabut kunci mobil dan selama sekian detik itu, pandangan pak Yanto tidak pernah lepas dari g-stringku. Akupun masuk ke dalam, membiarkan pak Yanto mengawasi lenggak lenggok ku berjalan meninggalkan dia.
Di dalam kamar, aku sempat terheran heran dengan kejadian itu. Ada apa denganku ini, mengapa aku bertingkah seperti seorang wanita murahan. Belum pernah sekalipun aku merasa terangsang seperti ini. Aku meraba ke dalam g-stringku, basah. Aku pun melucuti baju yang kukenakan, dan masuk ke kamar mandi untuk berendam. 45 menit dengan cepat terlewati tanpa kusadari. Kukeringkan tubuhku dan akupun kemudian rebahan di atas tempat tidur. Pikiranku kembali ke saat di mana aku memberikan tontonan g stringku ke pak Yanto. Keinginan untuk kembali menggodanya semakin kuat kurasakan. Semakin lama memikirkan itu, semakin basah aku rasakan di antara kakiku. Aku berjalan ke arah cermin, kuperhatikan kedua payudaraku yang membusung menantang dengan kedua putingnya yang berwarna merah kecoklatan. Kuremas remas pelan kedua payudaraku. Aku mendesah ketika tanganku secara tidak sengaja mengenai putingku. Ketika tanganku turun ke arah memek ku yang hairless, kurasakan lendir melekat di jemariku. Kujulurkan lidahku, kuoleskan lendir itu ke cermin di depanku, tepat di daerah lidahku yang sedang menjulur.
Kutatap tajam tajam kedua mataku di depan cermin, "Dasar lu Perek Murahan!!" kataku kepada bayanganku di depan cermin sambil kuremas remas kedua payudaraku. Kurasakan sengatan listrik di sekujur tubuhku ketika aku mengatai diriku sendiri. Tidak tau mengapa aku sangat suka mengata ngatai diriku sendiri sebagai wanita murahan."Ahhh...." aku mendesah waktu kupencet keras kedua putingku. Kudekatkan mukaku ke depan cermin, tanpa rasa jijik, kujilat cairan vaginaku sendiri yang melekat di cermin. Tingkah gila yang kulakukan benar benar membuatku semakin terangsang. Kusambar sebatang lipstick merah terang dan kusapukan di bibirku. Keingingan untuk kembali menggoda pak Yanto kembali menerpaku.
Akupun mengendap endap turun sambil memakai mantel handuk berwarna putih, aku mengintip pos satpam dari celah pintu garasi. Aku cuma bisa melihat wajah pak Yanto yang tertidur. Akupun masuk ke dalam dan mengambil sebotol air dingin dan dengan pelan aku membuka pintu garasi. Aku berjalan tanpa menimbulkan suara ke arah pos satpam, tapi betapa kagetnya aku ketika aku melihat bahwa pak Yanto tidak memakai celana dan semua kancing bajunya terbuka. Ternyata pak Yanto sedang tertidur, setelah masturbasi. Aku masih bisa melihat spermanya yang berceceran di lantai masih belom mengering. Bukannya memalingkan muka, aku malah bengong melihat besarnya batang yg tergantung di antara kakinya. Bukan suatu hal yang lumrah bagiku melihat penis yang hitam, besar dan berurat. Jauh lebih besar dari penis suamiku.Tubuhnya yang hitam, perut dan dadanya yang terlihat keras, kumisnya yang tebal, dan jembutnya yang lebat membuatku semakin bingung harus berbuat apa. Aku tidak ingin berhenti melihat pemandangan yang tidak pernah kulihat sebelumnya, tetapi aku aku juga takut jika tiba tiba pak Yanto terbangun dan memergoki aku tengah melihatnya.
Tetapi, bukannya segera melangkahkan kakiku dan segera beranjak dari tempat itu, tanganku dengan sendirinya bergerak ke kedua buah dadaku. Sambil tetap melihat penis di hadapanku, aku mulai menyentuh diriku sendiri, kumainkan kedua putingku, kuremas remas payudaraku dari luar mantelku. Akal sehatku menyuruhku kedua tanganku berhenti, tapi rangsangan demi rangsangan di payudaraku membuat akal sehatku kalah. Kutarik pelan tali yang mengikat mantelku, kubuka mantelku dan kulemparkan ke teras rumahku. Sekarang aku telanjang di depan seorang lelaki yang bukan suamiku. Angin malam menerpa tubuhku membuatku menggigil. Aku berjalan pelan mencoba tidak mengeluarkan bunyi apapun. Kuamati penis hitam itu dengan seksama. Kepalanya yang hitam, dan batangnya yang panjang dan besar dan berurat, kedua buah pelir yang berukuran jumbo dan tergantung bebas, bulu jembutnya yang tebal seolah menunjukkan kejantanannya. Ketika kulihat ke lantai, banyak sekali ceceran sperma yang tumpah di sana. Kuberanikan diri untuk masuk ke dalam pos satpam yang berukuran 1x2 meter itu. Kurasakan bau sperma yang menyengat. Kulihat tetesan keringat mengalir dari dada pak Yanto. Dengan pelan, aku berjongkok di hadapannya. Wajahku menjadi sejajar dengan penisnya. Ketika kulihat dia masih tertidur, aku beranikan diri memegang kepala penisnya dengan ujung jariku. Ketika jariku menyentuh kepala penisnya, kulihat mata pak Yanto masih terpejam. Kudekatkan wajahku ke penis itu, kuhirup aroma sperma yang sangat menyengat. Ingin sekali kukecup pelan penis itu tapi segera kuurungkan niatku.
Pelan pelan kubuka lebar lebar kedua kakiku dan kugesek gesekkan telapak tanganku ke klitorisku. Tangan kiriku menyapu puting payudaraku dari kiri ke kanan. Kunikmati permainan kedua tanganku sambil memejamkan mata. Kutahan sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan suara rintihan. Baru kali ini aku bertindak senekat ini. Rasa deg degan yang menyerangku membuatku semakin bersemangat. Beberapa kali aku harus sedikit membuka mataku untuk melihat ke wajah satpamku yang masih tertidur. Kubayangkan aku memberi satpamku itu oral sex yang belom pernah kulakukan kepada suamiku. Beberapa waktu berlalu dan aku sampai di puncak orgasme ku. Kurasakan nafasku yang memburu, jantungku yang berdetak sangat kencang serta cairanku yang menetes di tanganku. Meskipun aku baru orgasme, aku masih sangat terangsang. Hasratku yang belom terpenuhi membuatku ingin sekali lagi melakukan masturbasi.
Dengan pelan kutinggalkan pos satpam itu, mengambil mantelku dan segera masuk ke rumah. Kubuka pintu kamar dan kucari dildoku yang berukuran agak besar sambil melepas mantelku lagi. Kucium dildo itu dan kuarahkan menuju vaginaku. "Aaahhhh" rasa nikmat mulai menjalari seluruh tubuhku ketika dildo itu menyentuh kugesek gesekkan ke memekku yang sudah basah. Kuangkat dildo itu dan kumasukkan ke mulutku, kujilat jilat sambil kubayangkan penis pak Yanto. Ketika batang dildo itu sudah hampir seluruhnya kulumuri dengan ludahku, kubimbing dildo itu ke pintu masuk lubang kenikmatanku sementara kurebahkan tubuhku di atas kasur.
"Ogghhhhhkkkk....... Pak Yanto enak banget kontol bapak" kataku berfantasi sedang disetubuhi oleh pak Yanto sambil mendorong masuk seluruh dildo itu.
Kukeluar masukkan dildo itu pelan pelan sambil aku mendesah dan meracau. Aku mulai tenggelam dengan permainanku sendiri. Kupejamkan kedua mataku dan setelah beberapa saat, aku mulai berkata kata jorok membayangkan pak Yanto sedang menyetubuhiku. Aku meracau memohon kepada pak Yanto untuk menyetubuhi pelacurnya keras keras.
"Iya pak.......Aaahhhhhh saya mau keluar pak!!! Perek bapak mau keluar..........." Kataku agak keras.
"Enakan yang aslinya Bu" Tiba tiba ada suara dari depanku ketika aku sudah sangat dekat dengan orgasme.
Betapa kagetnya aku ketika aku membuka mataku dan melihat pak Yanto sedang merekamku masturbasi dengan handycam.
"Pak, to-tolong hapus rekaman itu pak!" kataku sambil menutupi tubuhku sekenanya.
"Rekaman yang mana bu? Yang tadi ibu masturbasi di pos atau yang baru saja?" ucapannya membuatku kaget.
"Ba-bapak merekam kejadian di pos?" tanyaku tidak percaya.
"Iya lah bu, dari pertama saya kerja di sini juga saya suka ngerekam ibu diam diam, tapi ya hari ini saya lagi beruntung aja bu, bisa ngerekam ibu lagi masturbasi di pos dan di sini" katanya sambil nyengir.
"Terus se-sekarang ba-bapak maunya apa? Saya bayar pak buat videonya, berapa yang bapak mau?" kataku bersikap tegar.
"Wah bu, berapapun uang yang ibu bayar ke saya, saya yakin masih lebih tinggi jika saya tawarkan ke pak Jonny, bener kan bu?" katanya masih dengan senyum licik.
Satpam kurang ajar, batinku dalam hati. Tapi memang salahku sendiri berani beraninya bermasturbasi di pos satpam di hadapan pak Yanto.
"Bapak maunya apa? Tolong pak jangan jual video itu ke suami saya" pintaku.
"Kalo ga boleh dijual trus saya dapat apa?" tanyanya sambil tersenyum makin lebar.
"Pak tolong pak, saya lakukan apa saja tapi tolong jangan sampai video itu tersebar pak" pintaku sambil memohon.
"Saya sih mau bu tidak menyebarkan video ini, tapi apa ibu mau menuruti perintah saya?" tanyanya penuh dengan ancaman.
"Ma- Maksud bapak?" tanyaku tidak mengerti.
"Ya contohnya kalo saya lagi pengen ngentotin ibu, ibu harus mau saya entotin kapan saja" katanya dengan santai.
"Ta-tapi pak, saya ini istri orang" kataku.
"Ya kan itu penawaran dari saya bu, kalo ibu ga mau ya kan ga apa apa. Saya juga tidak memaksa. Saya bisa jual ke orang lain kok bu" katanya membuatku shock.
"Jangan pak!" sergahku.
"Begini aja bu, kalo ibu masih bingung, saya kasih ibu waktu 15 menit untuk berpikir. Kalo sudah ibu pikir matang matang, ibu bisa cari saya di pos saya" katanya sambil mematikan handy cam nya dan berjalan ke arah pintu.
Ketika pak Yanto sudah tidak terlihat lagi, aku segera terduduk lemas. Kusadari dildo ku masih menancap dengan tenangnya di dalam vaginaku. Kucabut dildo itu pelan pelan dan kutaruh di lantai. Apa yang harus kulakukan? Aku tidak ingin video itu sampai jatuh ke tangan suamiku. Tapi aku juga tidak mau kalau aku harus melayani nafsu duniawi satpamku. Aku benar benar dalam masalah besar. Akhirnya setelah kupikir pikir lagi, aku lebih memilih melayani satpamku daripada suamiku mengetahui kenakalanku.
Kusambar mantelku dan dengan agak tergesa gesa, aku menuruni anak tangga. Kulihat pintu garasiku masih terbuka. Kutarik nafas dalam dalam mencoba meyakinkan diri jika ini adalah jalan yang terbaik. Kulangkahkan kakiku menuju pos satpam yang terletak di ujung rumah. Kulihat pak Yanto tengah berdiri di ambang pintu pos dan terlihat senang melihatku berjalan ke arahnya.
"Gimana bu? Sudah ibu pikir baik baik?" tanyanya sambil mengarahkan handy cam itu ke wajahku.
"Sudah pak" kataku sambil menunduk malu.
"Jadi gimana bu? Boleh saya sebarkan video ini?" tanyanya.
"Jangan pak" sahutku.
"Lha trus gimana?" tanyanya pura pura bego.
"Sa-saya mau nurutin perintah bapak asal suami saya tidak tau ttg ini pak" kataku sambil menunduk.
"Semua perintah saya?" tanyanya.
"I-iya pak, semua" kataku tetap sambil menunduk.
"Kalo ibu menuruti perintah saya, ibu jadi budak saya dong? Emang ibu mau jadi budak saya?" tanyanya membuatku kaget setengah mati.
Budak??? pikirku. Aku jadi budaknya??? pikiran itu terus berkecamuk di otakku. Ada rasa jijik ketika mendengarnya mengatakan itu. Tapi ketika aku membayangkan penisnya yang hitam besar itu, rasa jijik itu perlahan lahan hilang dari pikiranku.
"Gimana bu? Ibu mau jadi budak saya?" tanyanya lagi.
"Ta-tapi pak, suami saya gimana?" pintaku.
"Ya ga gimana gimana toh bu. Ibu tetap layani saja suami ibu kayak biasa, tapi kalo suami ibu sedang tidak di rumah, ibu jadi milik saya. Gimana?" katanya sok diplomatis.
Aku hanya bisa mengangguk tanda setuju mendengar itu.
"Apa bu? Saya ga dengar" sahut pak Yanto.
"Iya pak, saya mau" kataku.
"Ayo bu, sekarang buka mantelnya" perintahnya.
Kubuka satu satunya tali pengikat yang ada di mantelku, pak Yanto segera membuangnya ke lantai. Kemudian pak Yanto mendekatkan kameranya ke wajahku. Ketika aku hendak menundukkan wajahku, pak Yanto segera menahannya daguku dengan tangannya dan mengangkat wajahku. Tanganku secara otomatis menutupi payudara dan vaginaku.
"Lipstick ibu tebel kayak perek di jalanan" katanya singkat.
"Lihat toketnya dong bu" perintahnya ketika dia menyorot kedua payudaraku yang kututupi dengan tanganku.
Dengan pelan kuturunkan tanganku dari payudaraku, tapi Pak Yanto segera menarik turun tanganku. Kedua payudaraku terpampang dengan bebas. Pak Yanto merekamnya dari berbagai sudut. Ditaruhnya kedua tanganku ke samping tubuhku, dan dia berkeliling memutariku sambil merekam setiap senti tubuhku.
"Baru kali ini saya lihat toket segede ini tapi ga melorot. Ini asli bu?" tanyanya.
"A-Aasli pak" kataku.
"Ooo... Emang beda ya perek rumahan sama perek jalanan. Bener ga?" pak Yanto bertanya sambil melihat mataku.
Karena aku tidak menjawab, pak Yanto membetot putingku dengan keras.
"Ahhh Ampun pak" kataku sambil menahan tangan pak Yanto.
"Oh ga bisu ternyata" sindirnya.
"Ikut saya!" perintahnya.
Segera kulangkahkan kakiku mengikutinya dari belakang. Pak Yanto yang masih berpakaian lengkap, mengambil mantelku dan berjalan masuk ke rumahku lewat pintu garasi. Ketika sampai di ruang keluarga, dia segera melemparkan mantelku ke tanah. Direbahkannya tubuhnya di sofa sambil tangannya memberi aku kode untuk duduk di karpet di depannya. Kulihat pak Yanto masih tersenyum senyum penuh kemenangan melihatku duduk bersimpuh di hadapannya.
"Buka celana saya!" perintahnya tegas.
Dengan berat hati, tanganku mulai membuka celana pak Yanto. Penis hitam itu segera muncul dari balik celananya. Setelah dua kali aku melihatnya dari jarak dekat, rasa kagum masih tersirat di mataku. Betapa hitam dan besarnya penis di depanku itu. Kurasakan nafasku mulai memberat ketika aroma penis itu mulai menusuk hidungku. Bulu kemaluan yang menghiasi pangkal batangnya seperti hutan hitam yang sangat lebat. Kulihat kedua buah pelirnya yang besar ditumbuhi bulu bulu membuatku menelan ludah.
"Nunggu apa?" katanya menantang.
Kupegang batang itu dengan tanganku dan kurasakan temperatur batang itu yang lebih panas dari tanganku. Terlihat jelas kukuku yang selalu kurawat dengan manicure, kulit tanganku yang putih sangat kontras dengan batangnya yang hitam. Kukocok perlahan dan kulihat batang itu mulai membesar secara teratur. Mulutku menganga ketika penis itu sudah membesar melebihi milik suamiku. Batang itu berdiri dengan keras, sungguh sangat besar. Kulihat di ujung penis itu ada setitik cairan bening. Kulihat juga ada otot otot yang menonjol di sekeliling batang penis itu. Ketika kukocok batang itu dengan tanganku, pak Yanto melepaskan rintihan tertahan. Kucoba memegangnya dengan kedua tanganku. Setelah kedua tanganku melingkari penis itu, kulihat kepala penis itu tidak tergenggam olehku. Berbeda dengan milik suamiku yang hanya butuh satu kepalan tanganku.
Kulihat pak Yanto masih merekam setiap gerakanku. Menikmati mimik wajahku yang menyiratkan kekaguman. Ku elus pelan batangnya dari atas ke bawah dengan tanganku, kuraba dan kumainkan kedua pelirnya tanpa disuruh. Penis itu sungguh membuatku kagum dan aku yakin satpamku tau akan itu. Tanpa kusadari, aku mulai menggeleng gelengkan kepalaku dan mulai mengocoknya dengan teratur.
"Mulutmu belom pernah dimasuki kontol kan?" tanyanya.
"Be-belom Tu-Tuan" kataku gugup.
"Wah mulutnya masih perawan" katanya di dekat handy cam sembari tertawa.
"Sekarang bilang ke kamera kalo mulut kamu akan segera diperawani oleh kontol saya" katanya dengan senyum menungging.
Dipermalukan seperti itu membuat bulu tengkukku berdiri. Sambil tetap kupegang penis itu dengan tanganku, aku menatap ke kamera lekat lekat.
"Sebentar lagi, mulut saya akan segera diperawani oleh satpam saya" kataku kepada kamera itu.
"Kurang menantang, kurang lengkap, kurang senyuman dan kerlingan mata. Ulangi!!!" bentaknya.
"Ba-baik Tuan" jawabku tergugup.
"Sebentar lagi, mulut saya yang belom pernah dimasuki oleh kontol suami saya akan segera diperawani oleh kontol satpam saya" kataku dengan tersenyum di bagian akhir dan mengerlingkan mataku. Kurasakan angin dingin meniup punggung dan tengkukku.
"Cium kepalanya!"
Kuarahkan penis itu ke mulutku dengan tanganku. Kukecup pelan ujung kepalanya, dan kurasakan lendir yang tadinya berada di ujung penis itu segera berpindah ke bibirku.
"Keluarin lidahmu dan jilati dari bola naik ke kepala!"
Kukeluarkan lidahku, dan kudekatkan wajahku ke penis itu. Dengan jarak sedekat itu, aroma menusuk penis itu segera memenuhi hidungku. Kurasakan kedua putingku mengeras bersamaan lidahku menyentuh kulit keriput di buah pelirnya. Kurasakan rasa asin mulai menghinggapi lidahku. Kuangkat kepalaku ke atas dengan lidahku masih menempel di kulitnya hingga aku sampai ke ujung kepalanya.
"Salah!!! Perek Goblok!!!" Satu tamparan keras mendarat di pipiku. Tidak terlalu keras untuk membuatku terjatuh tapi kurasakan cukup panas di wajahku.
"Keluarkan lidahmu!!!" bentaknya sambil berdiri dan menjambak rambut belakangku.
Sekarang penis itu berada tepat di depanku. Bergoyang goyang di depan mataku. Menyebarkan aroma yang menusuk hidungku. Kujulurkan lidahku keluar dan dengan kasarnya ditariknya kepalaku sehingga buah pelirnya masuk ke dalam mulutku. Masih dengan lidah yang terjulur, ditekannya kepalaku ke penisnya dan ditariknya rambutku ke atas, membuat seluruh lidah dan mulutku merasakan rasa penisnya.
"Kayak gitu!!! Ulangi sendiri!!!" kembali dia membentakku sambil mengacungkan tangannya yang terbuka.
Kujulurkan lagi lidahku dan kuulangi menjilati buah pelir itu ke atas sampai ujung kepalanya.
"Pinter!!!" katanya sambil mengelus kepalaku.
Anehnya aku merasa sedikit bangga ketika pak Yanto memujiku. Kurasakan ludahku yang terasa asin memenuhi mulutku.
"Enak kan rasa kontol saya?" katanya dengan nada mengancam.
"E-Enak Tuan" kataku kesulitan dengan ludah yang memenuhi mulutku.
"Telan!" ujarnya pelan namun penuh otoritas.
Gluk! Gluk! Karena ada rasa jijik yang hinggap di hatiku, aku sedikit kesulitan menelan ludahku sendiri.
"Buka mulutmu!" katanya lagi setelah melihatku tenggorokanku bergerak gerak.
Kubuka mulutku dan kurasakan jarinya masuk ke dalam mulutku dan memain mainkan lidahku kututupkan bibirku dengan jarinya masih di mulutku.
"Perek saya ga ada yang meludah!!! Selalu telan!!! Ngerti?" tanyanya dengan mata melotot.
Dengan jarinya yang masih menyumpal mulutku, aku hanya bisa menganggukkan kepalaku.
"Pinter" katanya sambil menarik jarinya pelan pelan dan kembali duduk di sofa.
"Sekarang jilati kontol saya, dan masukkan ke dalam mulutmu dan sedot sekuat tenaga! Saya ingin kamu pikir pakai otak kamu sendiri gimana caranya muasin saya dengan mulutmu! Bisa kan?" pertanyaan itu kujawab dengan anggukan.
Ketika tanganku meraih penis itu dan mengarahkannya ke mulutku, pak Yanto segera menepis tanganku dan menaruh kedua tanganku di belakangku. Aku mengerti apa yang diinginkannya. Kukecup pelan buah pelirnya satu persatu dan kujilati batang penisnya seakan akan aku sedang menjilati es krim. Ketika lidahku sampai di ujung penisnya, kukecup kepalanya dan kutekan kepalaku kebawah. Penis itu segera menyeruak masuk ke dalam mulutku. Kunaik turunkan kepalaku secara perlahan memberika kenikmatan kepada sang pemilik batang itu. Kucoba memasukkan seluruh penis itu ke dalam mulutku, tapi aku hanya bisa memasukkan kurang lebih setengah dari keseluruhan panjangnya. Pak Yanto terus mendesah nikmat sambil mengarahkan kameranya ke wajahku.
Dihentikannya gerakan kepalaku yang maju mundur dengan dijambaknya rambutku. Kutatap kedua matanya yang mengisyaratkan sedikit ketidakpuasan. Ditekannya kepalaku kuat kuat hingga penisnya menekan nekan tenggorokanku, membuatku serasa ingin muntah. Air liurku segera menetes ke luar turun ke buah pelir pak Yanto. Kedua tanganku mencoba mendorong tubuhku menjauh, tetapi pak Yanto semakin kuat menahan kepalaku dan menyodokkan penisnya lebih keras. Pak Yanto tau aku sudah kesulitan bernafas saat kedua bola mataku melotot meminta ampun. Ditariknya penis itu dari mulutku dan kulihat banyak sekali lendir mulutku yang menempel di sekitarnya. Dengan nafas yang tersenggal senggal, dan rasa penis memenuhi mulutku, rasa mual kembali menderaku. Kucoba menarik nafas dalam dalam untuk mengurangi rasa mual, tapi ketika aku menelan liurku, rasa mual kembali menerpaku.
Dijambaknya rambutku dan dimasukkannya pelirnya ke dalam mulutku. Kemudian ditampar tamparkannya penis itu ke wajahku. Aku merasakan basah di wajahku yang terkena pukulan itu. "Yang rileks tenggorokannya" katanya pelan.
Dibimbingnya kepala penis itu masuk ke dalam mulutku dan dimasukkannya penis itu pelan pelan hingga menyentuh ujung mulutku.
"Rileks, rileks" katanya lagi.
Kucoba untuk tidak melawan dan memejamkan mataku. Segera kurasakan penis itu menerobos masuk ke tenggorokanku. Membuatku kaget dan merinding. Hidungku menyentuh perutnya dan bulu jembutnya seakan akan menggelitik wajahku. Ditariknya penis itu memberiku kesempatan bernafas dan kemudian ditusukkannya lagi ke dalam mulutku. Hal itu berulang ulang terus selama beberapa menit.
"Apa ibu tau jika ibu ini mempunyai bakat untuk memuaskan banyak lelaki? Ibu adalah wanita pertama yang mampu menelan seluruh kontol saya di hari pertama." katanya dengan penisnya masih tertancap di tenggorokanku.
Ditariknya penis itu dan dielus elusnya kepalaku. Dimasukkannya kepala penis itu ke mulutku lagi dan menyuruhku menghisap penis itu kuat kuat. Ada perasaan aneh dan menyenangkan ketika kuhisap penis itu sampai kedua pipiku tertarik ke dalam. Kurasakan vaginaku mulai basah dan berdenyut denyut. Tidak kusangka sangka, aku mengalami orgasme kecil ketika sedang mengoral penisnya. Aku melepaskan desahan tertahan, tapi cukup jelas untuk menunjukkan aku sedang mengalami orgasme. Ditariknya penis itu dari mulutku dan dipukulkannya ke wajahku yang sedang merem melek.
“Perek!” ujarnya menyindirku sambil mengocok penisnya di depan wajahku.
Setelah orgasme ku mulai mereda, kuarahkan wajahku dan tanpa perlu dikomando, aku menjilati buah pelir pak Yanto dan mulai mengulumnya. Kuhisap kuat kuat secara bergantian kedua bola itu sementara pak Yanto semakin cepat mengocok penisnya.
“Buka mulutmu lebar-lebar!”ujarnya sambil mengerang.
Kubuka mulutku dan pak Yanto segera memasukkan kepala penisnya ke dalam mulutku dengan tetap mengocok batangnya lebih cepat. Dengan sedikit mengerang, aku bisa merasakan tubuh pak Yanto yang sedikit mengejang. Kurasakan beberapa kali penis pak Yanto menyemprotkan lahar putih kental ke dalam mulutku. Rasa asin yang mendominasi segera merebak memenuhi setiap tempat mulutku. Kuatupkan kedua bibirku menutup kepala penisnya yang sedang ejakulasi. Tak kuduga duga, secara tiba tiba aku diserang gelombang orgasme lagi yang lebih besar. Aku mengerang dan mengejang secara tertahan.
Ditariknya secara perlahan penis itu sampai terlepas dari katupan bibirku. Kurasakan sperma itu berkumpul di dalam mulutku. Sangat kental, asin dan ada rasa gurih.
“Buka mulutmu, awas jangan ada yang tumpah!” katanya sambil menyorotkan kameranya ke mulutku.
Kubuka mulutku dan kutunjukkan sperma yang bercampur ludahku. Jari pak Yanto segera masuk ke dalam mulutku dan mengobok obok mulutku yang terbuka lebar. Kemudian ditariknya jari itu dan dioleskannya lendir yang menempel di jarinya ke wajahku sampai bersih.
“Telan!”
Tanpa perasaan tertekan kutelan sperma pak Yanto yang terasa lengket di tenggorokanku sambil menutup mataku. Karena lengket sekali, aku bisa merasakan sperma itu sudah masuk seluruhnya setelah beberapa kali aku menelan ludah.
“Peju saya enak kan?” katanya sambil tersenyum.
“Enak Tuan” jawabku sambil mengelap mulutku dengan tanganku.
“Terima kasihnya mana?” sindirnya.
“Terima kasih Tuan untuk pejunya” kataku meskipun aku merinding mendengarnya.
“Bagus, itu baru namanya perek pinter” katanya lagi sambil mengelus kepalaku.
“Kamu cium suamimu pake mulut itu?” katanya tiba tiba “Mulai sekarang mulut kami itu punya fungsi lain. Tau fungsinya apa?”
“I-iya Tuan, saya tau” kataku.
“Apa?!?! Perek” bentaknya.
“Mu-mulut saya ini untuk, untuk menghisap kontol” kataku tak percaya dengan ucapanku.
“Bukan kontol suami kamu kan?” tanyanya menghinaku.
“Bukan kontol suami saya Tuan” kataku lagi.
“Bagus!!! Sekarang siap kan merasakan kontol saya di memekmu?” kembali dia bertanya sambil mengelus pipiku.
Masih belom puaskah orang ini? Tanyaku dalam hati. Kulihat penisnya masih berdiri tegak setelah menumpahkan lahar yang begitu banyak. Rasa kagumku semakin bertambah. Ditaruhnya handy cam itu dan kemudian diangkatnya tubuhku dan ditidurkannya aku di sofa. Dibuka lebar kedua kakiku dan diposisikannya kepala penis itu di antara kedua kakiku. Dipegangnya batang itu dan disapukannya kepalanya ke bibir vaginaku membuatku mendesah.
Dengan sekali hentakan, kepala penis itu telah amblas masuk ke dalam memekku. Kurasakan batang besar itu seperti hendak merobek memekku. Kugigit bibir bawahku menahan sakit, dan pak Yanto dengan pelan mendesak penis itu semakin masuk ke liang surgaku.
“Seret!” ujarnya meracau “Beda sama perek di jalanan. Kontolku serasa dipijat pijat..... Emang bakat jadi perek!”
Hatiku berdesir mendengar aku disamakan dengan penjaja cinta di pinggir jalan. Terbesit rasa malu tapi aku semakin terangsang mendengar pelecehan itu.
“Oohh pak, pelan pelan pak, punya bapak besar banget” kataku memohon.
Tanpa menghiraukanku, pak Yanto segera mendorong seluruh batang itu hingga tenggelam ke dalam memekku. Mataku mendelik kaget saat rasa sakit menerjang tubuhku.
“Paaaak ampun, pak!!!” teriakku.
Dicabutnya penis itu sampai terlepas dari vaginaku. Nafasku mulai tersenggal , tapi belom sempat aku menarik nafas lagi, dengan keras, pak Yanto segera menghujamkan penisnya ke dalam lubang kenikmatanku lagi.
“Oogghhhhh pak!” kurasakan rasa nikmat bercampur sakit ketika penis itu menghujam memekku untuk kedua kalinya.
Kejadian itu diulanginya beberapa kali sampai kemaluanku menjadi sangat sangat basah. Kemudian, ditancapkannya penis itu dalam dalam dan dibiarkannya di sana.
“Enak kan kontol satpam atau kontol suami kamu?” tanyanya.
“Enakan kontol bapak” jawabku asal dengan mata terpejam.
“Perek pinter.” Sekali lagi dielusnya kepalaku dan sekali lagi kurasakan kebanggaan di diriku.
Digoyangnya pelan batang itu membuatku merem melek sambil mendesah perlahan. Memekku terasa sangat penuh, dan setiap dorongan penis itu membuat bibir vaginaku ikut terdorong masuk. Hal ini belom pernah terjadi saat aku melayani suamiku. Tanpa sadar, kedua tanganku bergerak ke kedua putingku dan memain mainkannya. Kupilin pilin kedua putingku sambil kutarik tarik saat pak Yanto menusuk nusuk pelan liang senggamaku. Desahanku semakin keras ketika pak Yanto secara tiba tiba menggenjotku dengan keras.
“Ohh.....Pak..... entot saya pak....... iya pak..... terus pak entot saya” racauku.
“Memekmu sempit. Jarang dipake ya sama suami?” tanyanya.
“Kon-Kontol bapak besarrrr........” jawabku.
Ditepisnya kedua tanganku dan diraihnya kedua putingku dengan jemari jemarinya. Dipencetnya putingku keras keras sambil dipilinnya dan ditarik tarik.
“Oohhh pakk...... Terus pak masukin kontol bapak ke memek saya pak!!” kataku sambil tanganku menyodorkan kedua payudaraku ke atas seakan akan mengijinkan pak Yanto berbuat apapun terhadap keduanya.
Ketika aku sudah berada di ujung kenikmatan sekali lagi, tanganku membuka kakiku lebih lebar dan menahannya terbuka. Tapi pak Yanto yang melihatnya malah hanya tersenyum lebar dan menghentikan tusukannya. Aku yang sudah gelap mata segera memaju mundurkan pinggulku mencari sela sela kenikmatan.
“Katanya tadi ga mau selingkuh?” pertanyaan nya mengejekku “Udah ke enakan malah goyang sendiri”
“Kontol bapak enak” kataku. Meskipun diejek seperti itu, aku tidak menghentikan gerakan memaju mundurkan pinggulku. Aku benar benar sudah gelap mata.
“Dasar lu perek murahan!!!” umpatnya.
“Iya pak...... Ooohhhhhh.......... Saya perek murahan...... Saya pelacur...... Entot memek saya sekarang pak” kataku sudah tidak bisa menahan nafsu.
Ditancapkannya penis itu dalam dalam yang langsung membuatku seperti di awang awang. Kurasakan dinding vaginaku berdenyut denyut memijat penis itu dan cairanku keluar seperti banjir bandang. Dihisapnya puting kananku kuat kuat yang kusambut dengan memeluk kepalanya dan menekannya ke payudaraku. Dihisapnya secara gantian kedua putingku membuatku semakin larut ke dalam orgasmeku.
Ketika orgasmeku mereda, dicabutnya penis itu dan diarahkannya ke mulutku. Kulihat banyak sekali lendirku yang menempel di penis itu membuatnya terlihat berkilau diterpa sinar lampu. Tanpa disuruh oleh pak Yanto, kubuka mulutku dan kuhisap batang yang telah memberiku kenikmatan dan tanpa ragu ragu kusapukan lidahku ke penis itu seakan akan hendak membersihkannya. Pak Yanto mengelus elus lagi kepalaku. Sekali lagi aku merasa sangat bangga, aku tidak mengerti mengapa aku sangat menyukainya jika pak Yanto memujiku.
Dibaliknya tubuhku dan dibukanya kakiku lebar lebar. Bagian atas tubuhku diletakkan di sandaran kursi. Kurasakan penis pak Yanto sudah siap di depan lubang surga ku. Dengan satu hentakan keras, penis itu segera menerobos memekku yang masih basah. Nikmat sekali rasanya ketika ujung penisnya terasa menyentuh rahimku.
“Ohh..... Mantap nih memek” ujarnya pelan.
Dihujam hujamkannya penis itu dengan kasar seolah olah sedang meluapkan amarahnya kepadaku. Aku menikmati setiap hujaman penis itu. Ditariknya segenggam rambutku dengan kasar sambil ditusukkannya penis itu dalam dalam di memekku. Aku mengerang penuh dengan kenikmatan sambil mendorong pantatku ke arah pak Yanto. Dilepaskannya jambakan rambutku dan tiba tiba pak Yanto menampar kedua pantatku dengan keras secara bergantian. Kurasakan pantatku memanas akibat tamparan tamparannya. Namun itu membuat libidoku semakin meningi. Kulepaskan jeritan manja setiap kali telapak tangannya mendarat di pantatku.
Setelah puas menampar pantatku, dijambaknya rambutku ke belakang dengan keras sampai tubuhku terangkat dari kursi sementara penisnya masih terbenam di memekku. Kedua tanganku memegang kedua payudaraku dan memain mainkan putingku. Aku benar benar sudah berubah menjadi perempuan binal. Aku sudah tidak perduli lagi dengan apa yang akan kuperbuat. Penis hitam pak Yanto yang perkasa sudah mengubah hidupku. Aku tau aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kepuasan ini.
Mulut pak Yanto mendekat ke telingaku, dijilatinya daerah belakang telingaku dan diciuminya leherku. Aku semakin menjadi, kuturunkan tangan kananku dan kumainkan clitorisku. Mulutku menganga lebar.
“Mau kan melayani bapak kapan saja bapak mau?”bisiknya di telingaku.
“Mau pak...... Entot saya kapan pun bapak mau” kataku setengah berteriak.
Tanpa kata kata, ditariknya penis itu dan dihujam hujamkannya lagi ke liang senggamaku. Semakin lama semakin cepat, semakin kasar. Kursiku bergoyang goyang menandakan tidak kuat menahan beban tubuh kami berdua. Tiba tiba dengan kasarnya diremasnya kedua payudaraku dan kurasakan sperma pak Yanto yang terasa hangat menyembur dengan derasnya di dalam vaginaku. Ketika semburan itu belom berhenti, dinding vaginaku berdenyut dengan kencang menandakan aku kembali dilanda orgasme untuk yang kesekian kali pada malam hari ini.
“Ohhhhhhh......hohhhhhh......... DASAR PEREK” teriaknya kencang sambil meremas payudaraku dengan keras.
“IYA PAK!!! SAYA PEREK!!! KONTOL BAPAK ENAK!!!!” balasku tidak mau kalah.
Tubuh kami mengejang bersamaan. Kurasakan keringatku sudah mengalir seperti sungai sedangkan tubuh pak Yanto yang juga bermandikan peluh bergetar merasakan orgasme nya. Dilepaskannya jambakan rambutku membuat tubuhku langsung rebah ke sandaran kursi. Kurasakan tubuhku sudah sangat lemas dan nafasku memburu. Kurasakan pak Yanto menarik lepas penisnya dari vaginaku dan berjalan memutar menghampiri kepalaku. Disodorkannya penis itu ke wajahku, dan tanpa disuruh lagi, segera kubuka mulutku dan kunikmati mengulum penis itu. Kubersihkan penis itu dari lendir lendir yang menempel. Kujilati setiap centi penis itu dan tidak lupa kukecup kepala penis itu sebagai ucapan terima kasihku. Pak Yanto yang melihat itu pun tersenyum kegirangan. Ditepuk tepukannya telapak tangannya ke kepalaku dan dielusnya kepalaku”
“Ga nyesal kan jadi budak bapak” tanyanya ketika aku mengecup penisnya.
Aku hanya menggelengkan kepala dengan lemas. Tak kusangka, libidoku terpuaskan oleh penis satpamku. Kurasakan ada cairan mulai mengalir turun ke paha dalamku. Dengan perasaan malas, aku segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi yang segera diikuti oleh pak Yanto. Di dalam kamar mandi, aku segera berjongkok di toilet dan kulihat sperma itu menetes turun. Kutengadahkan kepalaku dan kulihat pak Yanto yang tersenyum kepadaku. Kubalas senyuman itu dan kuangkat tubuhku berdiri di samping pak Yanto. Digandengnya tanganku menuju ke shower yang segera kunyalakan. Layaknya seorang istri, aku segera membantu pak Yanto untuk mandi. Seperti seorang pelacur, kutuangkan sabun ke dadaku dan kemudian kugerakkan payudaraku ke seluruh tubuh pak Yanto. Kusabuni dadanya yang tegap dan terus turun ke kemaluannya yang menggantung. Kuhimpit penis itu dengan payudaraku dan mengurutnya pelan, dan tidak lupa kuberi perhatian ke kedua buah pelirnya yang menggantung dengan bebas dengan tanganku. Payudaraku kugerakkan turun ke arah kedua pahanya. Akhirnya aku berjongkok di hadapannya dan kugerakkan payudaraku naik turun untuk memberikan sabun ke kedua kakinya. Tidak lupa kuberi perhatian kepada punggung dan tangannya. Aku heran dengan tingkahku sendiri, aku bahkan tanpa rasa jijik memasukkan tanganku ke antara pantatnya untuk membersihkan tempat itu. Dipilinnya kedua puting payudaraku setelah badan kami penuh dengan busa. Aku hanya tersenyum ketika pak Yanto melakukan itu. Ditariknya tubuhku ke bawah pancuran air dan segera membasuh tubuh kami.
Setelah seluruh busa pada tubuh kami hilang, kuputar kran air ke posisi off. Kuambil handuk yang biasanya kupakai, dan kukeringkan tubuh pak Yanto dulu dan kemudian tubuhku. Dituntunnya aku keluar kamar mandi setelah kuletakkan handuk kembali ke tempatnya. Pak Yanto melemparkan pakaiannya ke arahku dan kemudian duduk di sofa. Kupakaikan baju pak Yanto, dan sebelom aku sempat memakaikan celananya, telepon rumahku berbunyi.
“Kringggg” pak Yanto segera menyuruhku mengangkat telpon itu yang dengan langsung kurespon.
“Halo” kataku.
“Halo, belom tidur say” tanya suamiku.
“Oh, belom ko” kataku senormal mungkin.
“Ya udah jangan tidur malem malem, apalagi tiap pagi kamu jogging. Kecapekan malah sakit” ujarnya penuh perhatian.
“Oh iya ko, kapan pulang?” tanyaku dengan perasaan bersalah.
“Paling cepat sih 1 minggu kayaknya” ujarnya lagi.
“Kok lama?” kataku sudah tidak bisa konsentrasi karena air mataku mulai merembes ke pipiku.
“Iya nih banyak kerjaannya. Rumah gimana? Aman kan dijaga pak Yanto?” pertanyaanya membuat nafasku sesak.
“A-Aman kok ko” kataku singkat.
“Kalo butuh apa aja, minta bantuan pak Yanto aja, ga perlu malu” katanya membuatku seperti tertohok.
“Iya ko” kurasakan air mataku masih mengalir di kedua pipiku.
“Ya udah, cepet tidur, biar ga sakit” katanya penuh perhatian.
“Iya ko, Koko juga hati hati di sana” kataku lagi.
“Bye” katanya sambil mengakhiri percakapan.
Kututup gagang telpon itu dan aku langsung menangis sesenggukan dan perasaan bersalah menghantuiku. Aku memandang pak Yanto yang berjalan mendekat kepadaku. Penisnya yang masih lunglai itu bergerak ke kanan dan ke kiri. Diusapnya air mataku yang menetes di kedua pipiku dan aku hanya diam saja.
“Sudahlah bu, ga usah ngerasa bersalah” katanya membela diri “Saya yakin pak Jonny juga pasti main cewek di luaran.”
“Maksud bapak suami saya selingkuh?” tanyaku tidak percaya.
“Ya namanya juga lelaki bu” ucapnya enteng.
“Tidak mungkin pak. Suami saya tidak mungkin selingkuh” kataku berapi api.
“Kalo sampai suami ibu selingkuh di belakang ibu gimana?” tantangnya.
“Bapak jangan menuduh suami saya sembarangan ya!!” ucapku sambil marah.
“Apa ibu menuduh saya berbohong?” tanyanya dengan nada mengancam “Jika saya bisa buktikan pak Jonny selingkuh di belakang ibu, ibu bisa kasih saya apa?”
“Tidak mungkin pak” kataku masih bertahan.
“Apa ibu marah jika suami ibu selingkuh?”
“Iya pak tapi suami saya tidak akan selingkuh” kataku masih ngeyel.
“Tidak mungkin ya bu?” tanyanya sambil mendengus.
Diambilnya handy camnya dan dipencet pencetnya beberapa tombol. Kemudian dengan senyum menungging, pak Yanto menunjukkan foto suamiku sedang menggandeng seorang wanita pribumi dengan dandanan menor berjalan masuk ke sebuah hotel. Bukan cuma satu foto, melainkan ada banyak sekali foto itu dengan beberapa wanita berbeda. Bahkan aku melihat ada seorang wanita yang sedikit lebih tua dariku yang terfoto paling banyak dengan baju berbeda. Sungguh kenyataan yang sangat pahit.
“Ini yang ketauan sama saya bu di dalam kota. Kalo di luar kota ya saya ga tau lagi” katanya.
Aku masih sulit mencerna kenyataan ini. Aku selalu merasa suamiku orang yang sangat setia kepadaku. Tapi aku tidak menyangka sudah begitu banyak wanita yang ditidurinya. Amarahku mencapai ubun ubun. Ingin sekali aku memukulnya ketika dia pulang, tapi aku lebih ingin membalasnya. Hatiku benar benar sakit dikhianatinya.
“Pak, tolong rekam saya” kataku kepada pak Yanto yang sedikit kebingungan dengan maksudku.
Dinyalakannya handy cam itu dan disorotnya ke wajahku. Kuingat ingat lagi tentang perselingkuhan suamiku dengan begitu banyak wanita membuat aku semakin berani.
“Halo, saya Diane Wong. Suami saya, Jonny, tidak bisa memuaskan birahi sex saya karena kontolnya terlalu kecil. Jadi saya minta tolong kepada satpam saya yang mempunyai kontol jauh lebih besar dari miliknya. Enak sekali kontolnya. Jauh lebih enak dari kontol suami saya. Saya merekam video ini hanya untuk bukti bahwa mulai hari ini, saya akan menjadi budak satpam saya, pak Yanto, tanpa paksaan dari siapapun. Saya akan menuruti semua perintahnya, dan akan selalu memberinya prioritas lebih dulu dari suami saya. Saya akan memberikan tubuh saya untuk memberikan kepuasan kepada majikan saya. Saya menyerahkan seluruhnya tubuh ini untuk digunakan pemilik saya sebagai apapun yang dianggapnya benar. Dan saya akan dengan senang hati belajar untuk menjadi seorang budak yang baik.” Aku mengucapkan itu dengan senyuman nakal dan kerlingan mata. Tidak ketinggalan kumainkan lidahku ke kiri dan ke kanan untuk memberikan suatu kesan nakal. Tidak lupa di akhir video, kuperlihatkan aku sedang mengecup kepala penis pak Yanto dan mengucapkan terima kasih atas kenikmatan yang diberikannya.
“Bagus banget!!!” kata pak Yanto sambil mengacungkan jempol.
“Sudah siap menjadi budak saya?” tanyanya.
“Sudah Tuan” kataku sambil tersenyum.
“Ayo naik ke kamar ibu dan saya akan memilihkan baju yang cocok buat makan malam kita bu” katanya sambil tersenyum mesum.
“Baik Tuan” kataku sambil tersenyum manis dan tanpa malu malu menggandeng tangannya dan menariknya menaiki tangga menuju kamar tidurku.
Sabtu, 26 November 2016
Gara-gara hutang 1
Perkenalkan, namaku adalah Anti umurku 29 tahun, aku adalah seorang istri dari seorang lelaki bernama Bayu yang umurnya juga sama denganku. Aku hanyalah seorang ibu rumah tangga, aku dari kalangan yang mempunyai pendidikan agama yang kental. Keseharianku selalu mengenakan jilbab sebagai syarat wajib di lingkungan keluarga. Sedangkan Bayu bekerja hanya kalau sedang ada proyek saja. Kalau sedang tidak ada proyek maka Bayu hanya diam di rumah dan tidak berusaha untuk mencari pekerjaan tetap yang bisa menjamin hidup kami.
Selama 3 tahun pernikahan kami, Bayu tidak pernah bekerja tetap di satu perusahaan. Entah untungnya atau sialnya kami sampai sekarang belum dikarunai seorang anak. Akibat dari Bayu yang tidak mempunyai pekerjaan tetap akhirnya dia mempunyai hutang dimana-mana. Sampai suatu saat ada tiga orang yang datang ke rumah kami dan marah-marah karena Bayu belum juga membayar hutangnya.
"Hutang bapak sudah melewati batas yang telah ditentukan.! Segera bayar hutang bapak!" Kata salah satu dari mereka.
"Beri kami waktu seminggu lagi pak, saya akan melunasi hutang itu. Saya mohon pak" kata bayu memohon.
Pada saat itu aku hanya bisa menemani Bayu di sisinya menghadapi kata-kata kasar orang yang dihutangi oleh Bayu. Aku sendiri melihat gelagat yang aneh dari orang itu. Sambil marah-marah matanya seringkali tertangkap olehku sedang melirik ke arahku. Aku sendiri memang mempunyai tubuh yang cukup bagus menurutku. Tinggi 170cm (termasuk tinggi untuk perempuan lokal), berat 60kg, kulit sawo matang, dengan ukuran dada 36.
Kehidupan seks kami tidaklah bermasalah walaupun tidak bisa dibilang istimewa. Bayu selalu dapat memuaskanku walaupun dia adalah seorang yang konservatif yang selalu bermain dengan gaya yang itu-itu saja. Beberapa hari setelah rumah kami didatangi oleh orang yang menagih hutang, aku melihat orang tersebut di jalan ketika aku mau pergi ke rumah saudaraku.
Tadinya aku akan meminjam uang dari saudaraku untuk menutupi hutang Bayu pada orang tersebut, tapi ditengah jalan aku mempunyai pikiran lain. Aku ikuti orang tersebut untuk mengetahui dimana rumahnya. Tadinya niatku hanya untuk mengetahui saja, tapi akhirnya aku mempunyai niat lain. Aku putuskan untuk menggadaikan tubuhku untuk melunasi hutang-hutang suamiku kepada orang itu.
Setelah aku mantap dengan niatku, beberapa hari kemudian aku memberanikan diri untuk mendatangi rumah orang tersebut. Rumah orang itu memang sangat besar dan sangat mewah. Setelah berhasil mengatasi rasa gugupku akhirnya kuberanikan diri untuk memencet bel. Tak lama kemudian seorang lelaki kurus yang kupikir adalah pesuruh di rumah itu keluar.
Nyari siapa bu?
Hmm. Bapaknya ada? tanyaku pada lelaki tersebut.
Ibu siapa? Biar saya sampaikan ke Bapak.
Bilang aja dari istrinya pak Bayu.
Akhirnya pesuruh itu masuk ke dalam rumah dan tak lama berselang dia keluar lagi untuk membukakan pagar.
Tunggu aja di ruang tamu bu. Katanya padaku. Langsung saja aku menuju ke arah yang ditunjuknya.
Sebuah pintu dari kayu jati dengan ukiran yang sangat cantik. Belum juga aku sampai ke depan pintu, pintu tersebut sudah dibuka dari dalam. Rupanya yang membukakan pintunya adalah orang yang kucari. Orang dengan perawakan kurang lebih 180cm dan kuperkirakan beratnya 75kg.
Aku perkirakan umurnya sekitar 50 tahun. Berkulit hitam dan terlihat masih segar. Kesan angker yang ditunjukkannya pada saat menagih hutang tidak ada sama sekali pada saat aku datang. Justru aku menangkap kesan ramah dan sopan dari dia. Dia langsung menjabat tanganku sambil menyebut namanya.
Broto. Mari masuk bu
Anti Jawabku langsung ketika melihat dia kebingungan.
Oh iya. Bu Anti silahkan masuk
Aku langsung masuk menuju ruang tamu. Dan Pak Broto langsung memersilakan aku untuk duduk.
Mau minum apa bu Anti?
Ah gak usah repot-repot pak jawabku dengan gaya basa-basi bangsa timur.
Akhirnya Pak Broto menyuruh pembantunya untuk membuatkan sirup.
Sambil menunggu minuman datang pak Broto memulai pembicaraan, sekaligus untuk mencairkan suasana yang kaku. Seolah-olah dia tahu kalau aku gugup dan grogi bertemu dengannya. Kuakui dia adalah sosok yang bisa membuat pembicaraan menjadi santai.
Ditambah lagi mungkin dengan wawasan yang cukup luas sehingga dia sepertinya tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan layaknya penyiar radio yang selalu ngoceh sepanjang jam siaran. Semakin jauh kami berbicara justru aku semakin kehilangan rasa gugupku yang tadi menghinggapi. Obrolan kami sempat terhenti karena pembantu pak Broto datang membawakan minuman pesananan majikannya.
Silahkan diminum bu Anti
Oh iya pak. Terima kasih. Tak lama langsung saja kuteguk minuman yang disuguhkan.
Kok sepi ya pak? Istri bapak lagi keluar? Tanyaku unuk memulai obrolan kembali.
Istri saya sudah lama meninggal.
Oh maaf pak, saya gak tahu
Oh gak apa-apa. Oh iya bu Anti sudah berapa lama menikah dengan pak Bayu?
Tiga tahun pak. Tapi ya gitu deh pak. Mas Bayu gak pernah punya kerjaan tetap. Jadi makin lama makin numpuk aja hutangnya. Ditambah lagi sampai sekarang kami belum juga punya anak kataku sekalian curhat sedikit ke pak Broto.
Setelah disinggung soal hutang, pak Broto akhirnya menanyakan perihal hutang suamiku. Dan dia juga bercerita bahwa sebenarnya suamiku tidak hanya berhutang kepadanya tapi juga ke teman-teman pak Broto. Jujur saja aku kaget, karena selama ini suamiku tidak pernah berkata jujur perihal hutangnya.
Rupanya pak Broto sudah menyimpan rencana sendiri yang kurang lebih mirip dengan rencanaku. Dan akhirnya rencana itu disampaikan kepadaku, bahwa hutang suamiku bisa lunas dengan catatan aku mau diajak bercinta dengannya. Pengurangan hutang suamiku satu juta setiap aku melayaninya.
Dan itu berlaku juga untuk hutang suamiku dengan teman-temannya yang ternyata ada dua orang lagi. Dan ternyata suamiku berhutang sepuluh juta ke setiap orangnya. Ini berarti aku harus bercinta tiga puluh kali, dengan setiap orangnya aku layani sepuluh kali. Aku sempat berpikir juga melihat keadaan yang seperti itu, tapi demi melunasi hutang suamiku akhirnya aku sanggupi permintaannya.
Akhirnya aku disuruh kembali lagi keesokan harinya, karena hari itu Pak Broto sudah mempunyai janji dengan rekan bisnisnya. Sebelum pulang aku menanyakan apakah teman-temannya berkenan dibayar hutangnya dengan tubuhku? Dan Pak Broto berhasil meyakinkan bahwa teman-temannya pasti akan satu suara dengannya.
Akhirnya keesokan harinya aku datang kembali ke rumah Pak Broto. Hari itu aku untuk pertama kalinya berdandan bukan untuk suamiku, tapi untuk laki-laki lain. Aku datang dengan pakaian tetap casual saja. Toh pikirku nantinya pakaian ini juga tidak berguna karena ketika aku menunaikan tugasku baju ini harus dilepas.
Yang jelas aku mempersiapkan mentalku untuk hal ini. Karena ini juga untuk pertama kalinya aku akan disetubuhi oleh laki-laki yang bukan suamiku. Dan yang jelas aku juga mempersiapkan vaginaku. Semua bulu-bulu yang tumbuh disekitar vaginaku kucukur habis, sehingga vaginaku bisa terlihat dengan jelas.
Sesampainya di rumah Pak Broto aku disambut dengan hangat, Pak Broto mencium punggung tanganku dan kedua pipiku. Diriku agak canggung menerima perlakuan yang diberikan kepadaku, karena dia bukan suamiku. Tetapi aku sendiri tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh suamiku. Saat itu aku merasa diperlakukan layaknya seorang perempuan. Dia tidak menunjukkan bahwa dia hawa nafsunya, tapi justru menunjukkan sikap seorang lelaki dewasa yang membuatku sedikit terbius oleh perlakuannya.
Setelah sambutan hangatnya aku langsung diajak menuju kamarnya. Kamar yang cukup mewah bagiku. Dan rupanya Pak Broto telah menyulap kamarnya menjadi begitu indah. Wangi bunga telah memenuhi seisi kamarnya. Ketika aku masih terpesona dengan kamarnya yang mewah tiba-tiba dia memelukku dari belakang.
Refleks dan sedikit terkejut membuat diriku agak memberontak. Tetapi dia meyakinkan diriku untuk tenang dan menikmati saja saat-saat tersebut. Dia mulai menciumi leher dan kupingku yang jelas membuatku terangsang. Lalu dia membalikkan tubuhku sehingga kami saling berhadapan.
Boleh kupanggil Anti saja? tanyanya padaku.
Hmm.. boleh aja pak
Wah. Jangan panggil pak dong. Panggil saja Broto. Supaya lebih mesra.
Iya Broto. Boleh aja kalau kamu mau panggil aku Anti. aku mulai menikmati keadaan.
Hmm.. Anti. Sebenarnya ada satu lagi kejutan untukmu hari ini.
Apa itu?
Belum dia menjawabnya tiba-tiba pintu kamar terbuka. Lalu ada dua orang memasuki kamar tersebut. Hal itu jelas saja membuat aku kaget.
Ini dia kejutannya. Ada dua orang lagi temanku yang dihutangi suamimu yang ingin ikut bermain dengan kita.
Tapi Broto Tenang saja. Kalau kau melayani kami sekaligus maka bayarannya dinaikkan menjadi 1,5 juta untuk sekali main. Tidak lagi satu juta.
Sebenarnya aku agak keberatan juga dengan keadaan itu. Tapi karena suasana yang tercipta sudah kunikmati akhirnya aku menyetujuinya. Kedua temannya memang berbeda sekali dengannya. Temannya yang satu bernama Faisal, keturunan Arab mempunyai dan berkulit putih. Sedangkan yang satunya bernama Hans, keturunan Cina.
Tapi yang jelas ketiganya mempunyai postur tubuh yang sama. Tinggi besar dan tegap. Beda sekali dengan suamiku yang tingginya kira-kira sama denganku dan mempunyai tubuh yang tidak sebagus mereka. Jujur saja diam-diam aku mulai mengagumi mereka bertiga dan mulai membayangkan disetubuhi oleh mereka bertiga.
Aku sudah lagi tidak peduli dengan suasana romantis di kamar Pak Broto, tapi aku sudah mulai membayangkan suasana liar yang akan terjadi berikutnya. Tiba-tiba saja Pak Broto sudah mulai mencium bibirku. Aku yang dari tadi sedang menghayal jelas terkejut, walaupun tidak lama dan langsung membalas ciuman dari Pak Broto.
Tak lama berselang Faisal dan Hans langsung bergabung. Faisal datang dari belakangku dan langsung menciumi leherku sedangkan Hans langsung ke tujuan dengan meremas kedua dadaku. Hal ini jelas saja membuat nafsuku meledak. Aku tidak tahan untuk tidak bersuara, dan akhirnya akupun mulai mengeluarkan desahan dari mulutku.
Setelah itu bajuku dan celana panjang yang aku pakai mulai dilepas dari tubuhku sehingga terlihat bra dan cd yang aku kenakan. Hal ini jelas saja membuat mereka bertiga tambah liar untuk menjamah tubuhku. Dan tak lama berselang bra dan cdku pun ikut lepas dari tubuhku sehingga aku benar-benar bugil.
Sudah tidak ada lagi perasaan canggung dan malu di diriku. Yang ada hanya nafsu yang sudah berada di ubun-ubun. Setelah itu mereka bertiga pun melepas pakaiannya masing-masing. Dan aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa kagetku ketika mereka bertiga sudah bugil. Karena mereka semua mempunyai ukuran penis yang sangat besar bagiku. Panjang penisnya sekitar 20 cm dan berdiameter kira-kira 4-5 cm. Aku sendiri tidak dapat membedakan secara pasti punya siapa yang paling besar.
Karena ukuran penis mereka yang hampir sama. Tapi yang jelas berbeda sekali dengan punya suamiku yang hanya sekitar 13cm dengan diameter 2 cm. Aku dihadapkan dengan tiga penis raksasa. Perasaan takut dan penasaran bercampur aduk di diriku. Takut karena belum pernah melihat penis dengan ukuran sebesar itu. Penasaran karena perempuan mana yang tidak mau vaginanya dimasuki penis seperti itu.
Setelah semuanya bugil mereka membimbingku untuk jongkok, dan setelah itu mereka semua mengelilingiku. Mereka minta dioral secara bergantian. Lalu kulakukan permintaan itu dengan senang hati walaupun agak bersusah payah. Aku sering mengoral suamiku, tetapi yang ini beda. Tiga penis dengan ukuran jauh dari penis suamiku.
Ukuran penis mereka membuat aku agak gelagapan dan sedikit sesak nafas awalnya. Tapi lama-lama akhirnya aku bisa menguasai keadaan juga. Ketika aku mengoral penis pak Broto kedua tanganku mengocok penis Hans dan Faisal, begitu seterusnya. Jika satu sedang kuoral maka yang dua lagi kebagian kocokan tanganku.
Aarrrgghhh nikmat sekali seponganmu anti ucapan itu terlontar dari Faisal ketika mendapat giliran dioral olehku. Hans mendapat giliran terakhir untuk kuoral.
Dan ketika giliran Hans mereka membimbingku ke arah tempat tidur. Rupanya mereka memintaku untuk mengoral Hans sambil terlentang sementara penis Hans berada di atas mulutku. Ketika sedang asik-asiknya menikmati penis Hans, tiba-tiba kurasakan rangsangan hebat di kedua payudaraku dan di vaginaku.
Rupanya Faisal sedang asik menggerayangi kedua payudaraku. Dia sedang asik meremas dan menjilati kedua payudaraku. Sedangkan Pak Broto berada di selangkanganku, dia terlihat asik menjilati vaginaku. Terang saja aku mengoral Hans sambil mengerang (ingin berteriak tidak bisa karena mulutku disumpal penis Hans) keenakan karena perlakuan kedua orang tadi terhadap dua tempat sensitif di tubuhku.
Tak lama kemudian Hans melepaskan penisnya dari mulutku lalu bergabung dengan Faisal untuk menikmati payudaraku. Faisal menggarap payudara kiriku sedangkan Hans yang kanan pak Broto tetap menjilati vaginaku. Hal ini membuatku terangsang hebat sehingga tidak tahan lagi untuk berteriak dan meracau.
Aarrrrgghhh, nikmat banget teruuussss aaarrgghhh aayoo teruusss
Akhirnya aku sampai juga pada orgasmeku yang pertama. Tak lama kemudian aku merasakan sesuatu menempel di bibir vaginaku. Setelah kulirik ternyata pak Broto sudah siap memasukkan penisnya itu ke dalam vaginaku. Aku merasakan penis pak Broto semakin lama semakin mendesak vaginaku. Aku merasa seperti perawan lagi karena begitu susahnya penis pak Broto memasuki vaginaku.
Terang saja susah, penis sebesar itu mencoba masuk ke dalam vaginaku yang biasanya hanya dimasuki penis Bayu yang sekarang menjadi biasa bagiku. Terbantu oleh vaginaku yang sudah basah akhirnya penis pak Broto berhasil masuk juga. Perlahan-lahan pak Broto mulai menggoyangkan penisnya keluar masuk di vaginaku.
Arrrghhh broto terus cepetin donkk.. ent*tin aku sudah meracau tak karuan karena penis pak Broto yang menghadirkan kenikmatan yang luar biasa. Ditambah lagi Hans dan Faisal yang masih sibuk dengan kedua payudaraku.
Akhirnya setelah dirasa lancar pak Brotopun mulai mempercepat goyangannya. Baru beberapa goyangan saja aku sudah orgasme lagi padahal kulihat pak Broto masih kuat menggoyang penisnya. Makin lama makin cepat dan cepat sampai akhirnya aku tak tahan dan sampai pada orgasme ku yang kesekekian kali.
Setelah agak lama terasa goyangan pak Broto semakin cepat dan cepat kemudian sampai pada goyangan dia yang terakhir, tubuhnya mengejang keras sekali, suaranya melenguh setengah berteriak. Dan aku bisa merasakan kalau dia orgasme. Semburan spermanya di dalam vaginaku terasa sekali. Tak lama berselang pak Broto mencabut penisnya dan aku didatangi oleh Hans dan Faisal yag tampak sudah tidak sabar.
Aku lihat Hans membawa baby oil. Untuk apa? tanyaku. Sudahlah nikmati saja begitu kata Hans.
Karena memang gairahku masih diatas akhirnya aku tidak pedulikan lagi. Tak lama mereka memintaku untuk berposisi doggy style, dan aku iyakan saja toh aku juga terbiasa dengan gaya itu.
Tapi betapa kagetnya ketika kurasakan Hans menumpahkan baby oil di lubang pantatku dan di penisnya lalu kemudian berusaha memasukkan penisnya itu ke pantatku. Tadinya aku ingin berontak, tetapi Faisal memegangi tubuhku dengan erat supaya tidak berontak. Terasa sedikit sakit ketika penis Hans mencoba untuk memasuki lubang pantatku tetapi kemudian setelah masuk terasa nikmat yang luar biasa juga.
Tidak kalah dengan nikmatnya ketika masuk ke vagina. Lalu Hans kemudian mulai untuk menggoyang penisnya di dalam pantatku. Ketika sudah lancar dan baru beberapa saat Hans meminta merubah posisi tanpa melepaskan penisnya dari pantatnya. Kami berdua terlentang dan bertindihan dengan aku diatasnya. Sehingga makin kurasa Penis itu bergerilya di lubang pantatku.
Tak lama kemudian Faisal menghampiri kami dan sudah siap dengan penisnya yang sudah berdiri tegak dan diarahkan ke vaginaku yang terbuka menantang. Akhirnya Faisal memasukkan penisnya ke dalam vaginaku berbarengan dengan Hans dia menggoyangkan penisnya keluar masuk vaginaku.
Sebuah pengalaman luar biasa yang belum aku alami sebelumnya. Aku disetubuhi dua laki-laki secara bersamaan. Benar-benar terasa nikmat sekali, ditambah lagi keduanya ditambah pak Broto merupakan sosok lelaki gagah, tampan dan enak dipandang. Pergumulan kami bertiga tak terasa membuatku orgasme berkali-kali, karena rasa nikmat yang luar biasa. Dan akhirnya Faisal dan Hans secara bersamaan mencapai orgasmenya. Hans mengerluarkan spermanya di dalam pantatku sedang Faisal di dalam vaginaku.
Setelah itu kami berempat mebersihkan diri, dan rupanya di meja makan sudah disiapkan makanan untuk kami berempat. Setelah kami makan akhirnya aku izin untuk pulang dan tidak lupa membuat janji untuk pertemuan berikutnya dengan mereka.
Setelah kejadian itu aku merasakan tidak nafsu lagi dengan Bayu ketika dia mengajakku untuk bersetubuh. Aku hanya berusaha menjalankan kewajibanku saja. Tetapi jujur saja aku tidak merasa puas. Karena aku sudah menemukan sesuatu yang lebih diluar sana. Dan setelah semua hutang-hutang Bayu lunas aku sering kali mendatangi mereka atau salah satu dari mereka untuk minta disetubuhi.
Aku sudah sampai pada taraf ketagihan yang luar biasa. Pada akhirnya akupun jujur kepada Bayu tentang hal yang selama ini terjadi. Dia terkejut, tapi tak biasa marah karena aku melakukan itu untuk melunasi hutang-hutangnya. Setelah kutanyai apakah dia ingin menuntut cerai diriku, dia tidak mau menceraikanku dengan alasan dia masih sayang. Aku memberikan syarat kepada Bayu yaitu, aku bebas bersetubuh dengan ketiga orang itu kapanpun dan dimanapun aku mau tanpa harus dicemburui. Akhirnya Bayu menyetujuinya, karena masih menyayangiku.
Pernah suatu saat ketika Bayu pulang ke rumah dia mendapati diriku sedang bersetubuh dengan ketiga pria tersebut. Ketika dia akan pergi justru dia dipaksa untuk duduk dan menyaksikan kami oleh pak Broto, Hans dan Faisal. Bahkan dia juga ditelanjangi oleh mereka didepanku.
Mereka sengaja melakukan itu hanya untuk membandingkan ukuran penis mereka dan Bayu dan memang penis Bayu menjadi terlihat kecil sekali. Sebenarnya aku kasihan melihatnya diperlakukan seperti itu. Tetapi karena hawa nafsu yang sudah menguasai diriku, maka tak kuacuhkan dia dan aku hana melayani penis-penis raksasa yang dapat memuaskan vaginaku. Sialnya mereka ternyata tak hanya menginginkan tubuhku tetapi dia juga menginginkan tubuh kedua adik dan kakak ku
BERSAMBUNG
Selama 3 tahun pernikahan kami, Bayu tidak pernah bekerja tetap di satu perusahaan. Entah untungnya atau sialnya kami sampai sekarang belum dikarunai seorang anak. Akibat dari Bayu yang tidak mempunyai pekerjaan tetap akhirnya dia mempunyai hutang dimana-mana. Sampai suatu saat ada tiga orang yang datang ke rumah kami dan marah-marah karena Bayu belum juga membayar hutangnya.
"Hutang bapak sudah melewati batas yang telah ditentukan.! Segera bayar hutang bapak!" Kata salah satu dari mereka.
"Beri kami waktu seminggu lagi pak, saya akan melunasi hutang itu. Saya mohon pak" kata bayu memohon.
Pada saat itu aku hanya bisa menemani Bayu di sisinya menghadapi kata-kata kasar orang yang dihutangi oleh Bayu. Aku sendiri melihat gelagat yang aneh dari orang itu. Sambil marah-marah matanya seringkali tertangkap olehku sedang melirik ke arahku. Aku sendiri memang mempunyai tubuh yang cukup bagus menurutku. Tinggi 170cm (termasuk tinggi untuk perempuan lokal), berat 60kg, kulit sawo matang, dengan ukuran dada 36.
Kehidupan seks kami tidaklah bermasalah walaupun tidak bisa dibilang istimewa. Bayu selalu dapat memuaskanku walaupun dia adalah seorang yang konservatif yang selalu bermain dengan gaya yang itu-itu saja. Beberapa hari setelah rumah kami didatangi oleh orang yang menagih hutang, aku melihat orang tersebut di jalan ketika aku mau pergi ke rumah saudaraku.
Tadinya aku akan meminjam uang dari saudaraku untuk menutupi hutang Bayu pada orang tersebut, tapi ditengah jalan aku mempunyai pikiran lain. Aku ikuti orang tersebut untuk mengetahui dimana rumahnya. Tadinya niatku hanya untuk mengetahui saja, tapi akhirnya aku mempunyai niat lain. Aku putuskan untuk menggadaikan tubuhku untuk melunasi hutang-hutang suamiku kepada orang itu.
Setelah aku mantap dengan niatku, beberapa hari kemudian aku memberanikan diri untuk mendatangi rumah orang tersebut. Rumah orang itu memang sangat besar dan sangat mewah. Setelah berhasil mengatasi rasa gugupku akhirnya kuberanikan diri untuk memencet bel. Tak lama kemudian seorang lelaki kurus yang kupikir adalah pesuruh di rumah itu keluar.
Nyari siapa bu?
Hmm. Bapaknya ada? tanyaku pada lelaki tersebut.
Ibu siapa? Biar saya sampaikan ke Bapak.
Bilang aja dari istrinya pak Bayu.
Akhirnya pesuruh itu masuk ke dalam rumah dan tak lama berselang dia keluar lagi untuk membukakan pagar.
Tunggu aja di ruang tamu bu. Katanya padaku. Langsung saja aku menuju ke arah yang ditunjuknya.
Sebuah pintu dari kayu jati dengan ukiran yang sangat cantik. Belum juga aku sampai ke depan pintu, pintu tersebut sudah dibuka dari dalam. Rupanya yang membukakan pintunya adalah orang yang kucari. Orang dengan perawakan kurang lebih 180cm dan kuperkirakan beratnya 75kg.
Aku perkirakan umurnya sekitar 50 tahun. Berkulit hitam dan terlihat masih segar. Kesan angker yang ditunjukkannya pada saat menagih hutang tidak ada sama sekali pada saat aku datang. Justru aku menangkap kesan ramah dan sopan dari dia. Dia langsung menjabat tanganku sambil menyebut namanya.
Broto. Mari masuk bu
Anti Jawabku langsung ketika melihat dia kebingungan.
Oh iya. Bu Anti silahkan masuk
Aku langsung masuk menuju ruang tamu. Dan Pak Broto langsung memersilakan aku untuk duduk.
Mau minum apa bu Anti?
Ah gak usah repot-repot pak jawabku dengan gaya basa-basi bangsa timur.
Akhirnya Pak Broto menyuruh pembantunya untuk membuatkan sirup.
Sambil menunggu minuman datang pak Broto memulai pembicaraan, sekaligus untuk mencairkan suasana yang kaku. Seolah-olah dia tahu kalau aku gugup dan grogi bertemu dengannya. Kuakui dia adalah sosok yang bisa membuat pembicaraan menjadi santai.
Ditambah lagi mungkin dengan wawasan yang cukup luas sehingga dia sepertinya tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan layaknya penyiar radio yang selalu ngoceh sepanjang jam siaran. Semakin jauh kami berbicara justru aku semakin kehilangan rasa gugupku yang tadi menghinggapi. Obrolan kami sempat terhenti karena pembantu pak Broto datang membawakan minuman pesananan majikannya.
Silahkan diminum bu Anti
Oh iya pak. Terima kasih. Tak lama langsung saja kuteguk minuman yang disuguhkan.
Kok sepi ya pak? Istri bapak lagi keluar? Tanyaku unuk memulai obrolan kembali.
Istri saya sudah lama meninggal.
Oh maaf pak, saya gak tahu
Oh gak apa-apa. Oh iya bu Anti sudah berapa lama menikah dengan pak Bayu?
Tiga tahun pak. Tapi ya gitu deh pak. Mas Bayu gak pernah punya kerjaan tetap. Jadi makin lama makin numpuk aja hutangnya. Ditambah lagi sampai sekarang kami belum juga punya anak kataku sekalian curhat sedikit ke pak Broto.
Setelah disinggung soal hutang, pak Broto akhirnya menanyakan perihal hutang suamiku. Dan dia juga bercerita bahwa sebenarnya suamiku tidak hanya berhutang kepadanya tapi juga ke teman-teman pak Broto. Jujur saja aku kaget, karena selama ini suamiku tidak pernah berkata jujur perihal hutangnya.
Rupanya pak Broto sudah menyimpan rencana sendiri yang kurang lebih mirip dengan rencanaku. Dan akhirnya rencana itu disampaikan kepadaku, bahwa hutang suamiku bisa lunas dengan catatan aku mau diajak bercinta dengannya. Pengurangan hutang suamiku satu juta setiap aku melayaninya.
Dan itu berlaku juga untuk hutang suamiku dengan teman-temannya yang ternyata ada dua orang lagi. Dan ternyata suamiku berhutang sepuluh juta ke setiap orangnya. Ini berarti aku harus bercinta tiga puluh kali, dengan setiap orangnya aku layani sepuluh kali. Aku sempat berpikir juga melihat keadaan yang seperti itu, tapi demi melunasi hutang suamiku akhirnya aku sanggupi permintaannya.
Akhirnya aku disuruh kembali lagi keesokan harinya, karena hari itu Pak Broto sudah mempunyai janji dengan rekan bisnisnya. Sebelum pulang aku menanyakan apakah teman-temannya berkenan dibayar hutangnya dengan tubuhku? Dan Pak Broto berhasil meyakinkan bahwa teman-temannya pasti akan satu suara dengannya.
Akhirnya keesokan harinya aku datang kembali ke rumah Pak Broto. Hari itu aku untuk pertama kalinya berdandan bukan untuk suamiku, tapi untuk laki-laki lain. Aku datang dengan pakaian tetap casual saja. Toh pikirku nantinya pakaian ini juga tidak berguna karena ketika aku menunaikan tugasku baju ini harus dilepas.
Yang jelas aku mempersiapkan mentalku untuk hal ini. Karena ini juga untuk pertama kalinya aku akan disetubuhi oleh laki-laki yang bukan suamiku. Dan yang jelas aku juga mempersiapkan vaginaku. Semua bulu-bulu yang tumbuh disekitar vaginaku kucukur habis, sehingga vaginaku bisa terlihat dengan jelas.
Sesampainya di rumah Pak Broto aku disambut dengan hangat, Pak Broto mencium punggung tanganku dan kedua pipiku. Diriku agak canggung menerima perlakuan yang diberikan kepadaku, karena dia bukan suamiku. Tetapi aku sendiri tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh suamiku. Saat itu aku merasa diperlakukan layaknya seorang perempuan. Dia tidak menunjukkan bahwa dia hawa nafsunya, tapi justru menunjukkan sikap seorang lelaki dewasa yang membuatku sedikit terbius oleh perlakuannya.
Setelah sambutan hangatnya aku langsung diajak menuju kamarnya. Kamar yang cukup mewah bagiku. Dan rupanya Pak Broto telah menyulap kamarnya menjadi begitu indah. Wangi bunga telah memenuhi seisi kamarnya. Ketika aku masih terpesona dengan kamarnya yang mewah tiba-tiba dia memelukku dari belakang.
Refleks dan sedikit terkejut membuat diriku agak memberontak. Tetapi dia meyakinkan diriku untuk tenang dan menikmati saja saat-saat tersebut. Dia mulai menciumi leher dan kupingku yang jelas membuatku terangsang. Lalu dia membalikkan tubuhku sehingga kami saling berhadapan.
Boleh kupanggil Anti saja? tanyanya padaku.
Hmm.. boleh aja pak
Wah. Jangan panggil pak dong. Panggil saja Broto. Supaya lebih mesra.
Iya Broto. Boleh aja kalau kamu mau panggil aku Anti. aku mulai menikmati keadaan.
Hmm.. Anti. Sebenarnya ada satu lagi kejutan untukmu hari ini.
Apa itu?
Belum dia menjawabnya tiba-tiba pintu kamar terbuka. Lalu ada dua orang memasuki kamar tersebut. Hal itu jelas saja membuat aku kaget.
Ini dia kejutannya. Ada dua orang lagi temanku yang dihutangi suamimu yang ingin ikut bermain dengan kita.
Tapi Broto Tenang saja. Kalau kau melayani kami sekaligus maka bayarannya dinaikkan menjadi 1,5 juta untuk sekali main. Tidak lagi satu juta.
Sebenarnya aku agak keberatan juga dengan keadaan itu. Tapi karena suasana yang tercipta sudah kunikmati akhirnya aku menyetujuinya. Kedua temannya memang berbeda sekali dengannya. Temannya yang satu bernama Faisal, keturunan Arab mempunyai dan berkulit putih. Sedangkan yang satunya bernama Hans, keturunan Cina.
Tapi yang jelas ketiganya mempunyai postur tubuh yang sama. Tinggi besar dan tegap. Beda sekali dengan suamiku yang tingginya kira-kira sama denganku dan mempunyai tubuh yang tidak sebagus mereka. Jujur saja diam-diam aku mulai mengagumi mereka bertiga dan mulai membayangkan disetubuhi oleh mereka bertiga.
Aku sudah lagi tidak peduli dengan suasana romantis di kamar Pak Broto, tapi aku sudah mulai membayangkan suasana liar yang akan terjadi berikutnya. Tiba-tiba saja Pak Broto sudah mulai mencium bibirku. Aku yang dari tadi sedang menghayal jelas terkejut, walaupun tidak lama dan langsung membalas ciuman dari Pak Broto.
Tak lama berselang Faisal dan Hans langsung bergabung. Faisal datang dari belakangku dan langsung menciumi leherku sedangkan Hans langsung ke tujuan dengan meremas kedua dadaku. Hal ini jelas saja membuat nafsuku meledak. Aku tidak tahan untuk tidak bersuara, dan akhirnya akupun mulai mengeluarkan desahan dari mulutku.
Setelah itu bajuku dan celana panjang yang aku pakai mulai dilepas dari tubuhku sehingga terlihat bra dan cd yang aku kenakan. Hal ini jelas saja membuat mereka bertiga tambah liar untuk menjamah tubuhku. Dan tak lama berselang bra dan cdku pun ikut lepas dari tubuhku sehingga aku benar-benar bugil.
Sudah tidak ada lagi perasaan canggung dan malu di diriku. Yang ada hanya nafsu yang sudah berada di ubun-ubun. Setelah itu mereka bertiga pun melepas pakaiannya masing-masing. Dan aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa kagetku ketika mereka bertiga sudah bugil. Karena mereka semua mempunyai ukuran penis yang sangat besar bagiku. Panjang penisnya sekitar 20 cm dan berdiameter kira-kira 4-5 cm. Aku sendiri tidak dapat membedakan secara pasti punya siapa yang paling besar.
Karena ukuran penis mereka yang hampir sama. Tapi yang jelas berbeda sekali dengan punya suamiku yang hanya sekitar 13cm dengan diameter 2 cm. Aku dihadapkan dengan tiga penis raksasa. Perasaan takut dan penasaran bercampur aduk di diriku. Takut karena belum pernah melihat penis dengan ukuran sebesar itu. Penasaran karena perempuan mana yang tidak mau vaginanya dimasuki penis seperti itu.
Setelah semuanya bugil mereka membimbingku untuk jongkok, dan setelah itu mereka semua mengelilingiku. Mereka minta dioral secara bergantian. Lalu kulakukan permintaan itu dengan senang hati walaupun agak bersusah payah. Aku sering mengoral suamiku, tetapi yang ini beda. Tiga penis dengan ukuran jauh dari penis suamiku.
Ukuran penis mereka membuat aku agak gelagapan dan sedikit sesak nafas awalnya. Tapi lama-lama akhirnya aku bisa menguasai keadaan juga. Ketika aku mengoral penis pak Broto kedua tanganku mengocok penis Hans dan Faisal, begitu seterusnya. Jika satu sedang kuoral maka yang dua lagi kebagian kocokan tanganku.
Aarrrgghhh nikmat sekali seponganmu anti ucapan itu terlontar dari Faisal ketika mendapat giliran dioral olehku. Hans mendapat giliran terakhir untuk kuoral.
Dan ketika giliran Hans mereka membimbingku ke arah tempat tidur. Rupanya mereka memintaku untuk mengoral Hans sambil terlentang sementara penis Hans berada di atas mulutku. Ketika sedang asik-asiknya menikmati penis Hans, tiba-tiba kurasakan rangsangan hebat di kedua payudaraku dan di vaginaku.
Rupanya Faisal sedang asik menggerayangi kedua payudaraku. Dia sedang asik meremas dan menjilati kedua payudaraku. Sedangkan Pak Broto berada di selangkanganku, dia terlihat asik menjilati vaginaku. Terang saja aku mengoral Hans sambil mengerang (ingin berteriak tidak bisa karena mulutku disumpal penis Hans) keenakan karena perlakuan kedua orang tadi terhadap dua tempat sensitif di tubuhku.
Tak lama kemudian Hans melepaskan penisnya dari mulutku lalu bergabung dengan Faisal untuk menikmati payudaraku. Faisal menggarap payudara kiriku sedangkan Hans yang kanan pak Broto tetap menjilati vaginaku. Hal ini membuatku terangsang hebat sehingga tidak tahan lagi untuk berteriak dan meracau.
Aarrrrgghhh, nikmat banget teruuussss aaarrgghhh aayoo teruusss
Akhirnya aku sampai juga pada orgasmeku yang pertama. Tak lama kemudian aku merasakan sesuatu menempel di bibir vaginaku. Setelah kulirik ternyata pak Broto sudah siap memasukkan penisnya itu ke dalam vaginaku. Aku merasakan penis pak Broto semakin lama semakin mendesak vaginaku. Aku merasa seperti perawan lagi karena begitu susahnya penis pak Broto memasuki vaginaku.
Terang saja susah, penis sebesar itu mencoba masuk ke dalam vaginaku yang biasanya hanya dimasuki penis Bayu yang sekarang menjadi biasa bagiku. Terbantu oleh vaginaku yang sudah basah akhirnya penis pak Broto berhasil masuk juga. Perlahan-lahan pak Broto mulai menggoyangkan penisnya keluar masuk di vaginaku.
Arrrghhh broto terus cepetin donkk.. ent*tin aku sudah meracau tak karuan karena penis pak Broto yang menghadirkan kenikmatan yang luar biasa. Ditambah lagi Hans dan Faisal yang masih sibuk dengan kedua payudaraku.
Akhirnya setelah dirasa lancar pak Brotopun mulai mempercepat goyangannya. Baru beberapa goyangan saja aku sudah orgasme lagi padahal kulihat pak Broto masih kuat menggoyang penisnya. Makin lama makin cepat dan cepat sampai akhirnya aku tak tahan dan sampai pada orgasme ku yang kesekekian kali.
Setelah agak lama terasa goyangan pak Broto semakin cepat dan cepat kemudian sampai pada goyangan dia yang terakhir, tubuhnya mengejang keras sekali, suaranya melenguh setengah berteriak. Dan aku bisa merasakan kalau dia orgasme. Semburan spermanya di dalam vaginaku terasa sekali. Tak lama berselang pak Broto mencabut penisnya dan aku didatangi oleh Hans dan Faisal yag tampak sudah tidak sabar.
Aku lihat Hans membawa baby oil. Untuk apa? tanyaku. Sudahlah nikmati saja begitu kata Hans.
Karena memang gairahku masih diatas akhirnya aku tidak pedulikan lagi. Tak lama mereka memintaku untuk berposisi doggy style, dan aku iyakan saja toh aku juga terbiasa dengan gaya itu.
Tapi betapa kagetnya ketika kurasakan Hans menumpahkan baby oil di lubang pantatku dan di penisnya lalu kemudian berusaha memasukkan penisnya itu ke pantatku. Tadinya aku ingin berontak, tetapi Faisal memegangi tubuhku dengan erat supaya tidak berontak. Terasa sedikit sakit ketika penis Hans mencoba untuk memasuki lubang pantatku tetapi kemudian setelah masuk terasa nikmat yang luar biasa juga.
Tidak kalah dengan nikmatnya ketika masuk ke vagina. Lalu Hans kemudian mulai untuk menggoyang penisnya di dalam pantatku. Ketika sudah lancar dan baru beberapa saat Hans meminta merubah posisi tanpa melepaskan penisnya dari pantatnya. Kami berdua terlentang dan bertindihan dengan aku diatasnya. Sehingga makin kurasa Penis itu bergerilya di lubang pantatku.
Tak lama kemudian Faisal menghampiri kami dan sudah siap dengan penisnya yang sudah berdiri tegak dan diarahkan ke vaginaku yang terbuka menantang. Akhirnya Faisal memasukkan penisnya ke dalam vaginaku berbarengan dengan Hans dia menggoyangkan penisnya keluar masuk vaginaku.
Sebuah pengalaman luar biasa yang belum aku alami sebelumnya. Aku disetubuhi dua laki-laki secara bersamaan. Benar-benar terasa nikmat sekali, ditambah lagi keduanya ditambah pak Broto merupakan sosok lelaki gagah, tampan dan enak dipandang. Pergumulan kami bertiga tak terasa membuatku orgasme berkali-kali, karena rasa nikmat yang luar biasa. Dan akhirnya Faisal dan Hans secara bersamaan mencapai orgasmenya. Hans mengerluarkan spermanya di dalam pantatku sedang Faisal di dalam vaginaku.
Setelah itu kami berempat mebersihkan diri, dan rupanya di meja makan sudah disiapkan makanan untuk kami berempat. Setelah kami makan akhirnya aku izin untuk pulang dan tidak lupa membuat janji untuk pertemuan berikutnya dengan mereka.
Setelah kejadian itu aku merasakan tidak nafsu lagi dengan Bayu ketika dia mengajakku untuk bersetubuh. Aku hanya berusaha menjalankan kewajibanku saja. Tetapi jujur saja aku tidak merasa puas. Karena aku sudah menemukan sesuatu yang lebih diluar sana. Dan setelah semua hutang-hutang Bayu lunas aku sering kali mendatangi mereka atau salah satu dari mereka untuk minta disetubuhi.
Aku sudah sampai pada taraf ketagihan yang luar biasa. Pada akhirnya akupun jujur kepada Bayu tentang hal yang selama ini terjadi. Dia terkejut, tapi tak biasa marah karena aku melakukan itu untuk melunasi hutang-hutangnya. Setelah kutanyai apakah dia ingin menuntut cerai diriku, dia tidak mau menceraikanku dengan alasan dia masih sayang. Aku memberikan syarat kepada Bayu yaitu, aku bebas bersetubuh dengan ketiga orang itu kapanpun dan dimanapun aku mau tanpa harus dicemburui. Akhirnya Bayu menyetujuinya, karena masih menyayangiku.
Pernah suatu saat ketika Bayu pulang ke rumah dia mendapati diriku sedang bersetubuh dengan ketiga pria tersebut. Ketika dia akan pergi justru dia dipaksa untuk duduk dan menyaksikan kami oleh pak Broto, Hans dan Faisal. Bahkan dia juga ditelanjangi oleh mereka didepanku.
Mereka sengaja melakukan itu hanya untuk membandingkan ukuran penis mereka dan Bayu dan memang penis Bayu menjadi terlihat kecil sekali. Sebenarnya aku kasihan melihatnya diperlakukan seperti itu. Tetapi karena hawa nafsu yang sudah menguasai diriku, maka tak kuacuhkan dia dan aku hana melayani penis-penis raksasa yang dapat memuaskan vaginaku. Sialnya mereka ternyata tak hanya menginginkan tubuhku tetapi dia juga menginginkan tubuh kedua adik dan kakak ku
BERSAMBUNG
Sex for life 2
Part 2
Setelah menikmati tubuh dosen yang gue benci malam itu, sekarang gue semakin berani mengeksplor dirinya sebagai pelampiasan gue. Seakan gue tak pernah puas merasakan indahnya tubuh bu yeni.
***
Sudah hampir sebulan setelah ujian akhir dari mata kuliah bu yeni. Gue pun puas mendapatkan nilai yang terbilang baik. Dengan ini gue terus bisa memanfaatkan tubuhnya untuk meningkatkan nilai gue. Setelah gue perkosa malam itu, bu yeni sering gue paksa ngentot di area kampus saat jam perkuliahan dan tak jarang hanya sekedar mengoral kontol gue.
Seperti hari ini gue tiba di depan ruangan bu yeni. Walaupun hari ini masuk jadwal libur perkuliahan gue datang ke kampus untuk menggenjot memek bu yeni. Gue masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ternyata di dalam ruangan ada temen gue yang menjadi primadona di kelas.
“eh ada anna sama dina, maaf kalo ganggu nih” ucap gue sambil menunggu di dalam ruangan.
Mereka adalah mahasiswi bimbingan bu yeni yang sedang berkonsultasi untuk semester berikutnya. Anna dan dina termasuk mahasiswi yang banyak diincar oleh kaum adam. Gue yang awalnya tidak pernah memperhatikan mereka kini sadar ternyata mereka mempunyai lekuk tubuh yang menggoda.
Konsentrasi gue terpecah saat gue terpana dengan gundukan yang ada di dada anna. Sontak kontol gue yang tadi lemas kini perlahan tegak berdiri di balik celana gue.
Anna mahasiswi cantik yang kesehariannya selalu menggunakan jilbab . kulit putih mulus tanpa cacat, tidak terlalu tinggi untuk ukuran cewek, ideal dengan ukuran dadanya yang menonjol. Sedangkan dina kurang lebih sama dengan anna hanya bedanya kulit dina agak sedikit sawo matang. Tapi lekukan tubuh mereka terlihat jelas walaupun memakai jilbab.
“ini bu, maaf kita mau konsultasi buat semester depan apa yang harus kita ambil ya bu? Soalnya kita bingung antara 3 mata kuliah ini bu.” Jelas anna.
“kalau menurut ibu lebih baik kamu ambil mata kuliah pak hutabarat soalnya mata kuliah itu punya nilai sks yang tinggi, jadi bisa meningkatkan IP kalian.” Kata bu yeni.
“tapi bu setau saya kalo mau ikut mata kuliah pak hutabarat kita harus membuat proposal pra mata kuliah dan minimal harus 3 orang bu. Sedangkan kita hanya berdua. Jadi gimana kita bisa ikut bu?” jelas dinna.
“ooo gitu ya? Ibu tidak tau kalo persyaratannya begitu. Yasudah nanti saya akan cari mahasiswa lain buat gabung sama kalian.” Kata bu yeni
Gue sedikit tak mendengar apa yang mereka bicarakan tapi yang gue tau mata bu yeni selalu melirik ke arah gue yang sedang menggosok-gosok kontol gue dengan tangan dari luar celana. Bu yeni yang paham tujuan saya dating ke ruangannya adalah meminta pelayanannya. Tampak bu yeni memberikan saran dan wejangan pada anna dan dina.
Setelah selesai mereka berkonsultasi anna dan dina keluar meninggalkan ruangan dan tak lupa memberikan senyuman manis ke gue. Gue pun lantas mendekati bu yeni dan berdiri disampingnya.
“konsultasi apa bu mereka?” Tanya gue
“ya buat semester depan biar nilai mereka gak turun” jawab bu yeni.
“hehehe kirain mereka mau nyerahin diri buat dientot juga kayak ibu”
“jangan ngelunjak kamu diki! Sudah dikasih badan ibu masih saja mau yang lain”
“ya siapa tau bu mereka bisa dientot kayak ibu”
tampak bu yeni kesal karena anak didiknya yang akan diincar oleh diki. Sementara diki yang sudah terbakar nafsu itu tidak bisa menahan lagi untuk segera dituntaskan. Tangannya pun lantas merabai memek dan toket bu yeni dari belakang.
“toket ibu gede banget sih, bikin nafsu tau” kata diki.
“mmmmhh mmmmhh mmmmmhh” desah bu yeni.
Diperlakukan seperti itu oleh mahasiswa yang seharusnya menghormati dirinya sebagai dosen membuat bu yeni sedikit berontak dan menahan setiap serangan diki.
Bu yeni hanya dapat pasrah dan memejamkan matanya ketika rangsangan padanya terus bertambah. Kini, diki mulai mencium belakang leher bu yeni. Hembusan nafas diki sangat terasa menembus kain jilbab merah yang terpasang di kepalanya.
”mmmhh udaaah ibuu gaakk tahaaan ssssshhh mmmhhh mmmhh enaaaakk” desah bu yeni.
Desahan demi desahan mulai keluar dari mulut dosen yang telah mempunyai seorang anak ini. Tangan bu yeni yang awalnya begitu erat menahan tangan diki kini mulai mengendur. Melihat lawannya mulai lemah diki pun semakin berani dengan memasukkan tangannya ke dalam celana dan baju bu yeni.
”aaiih jangaan di bukaaa,, nanti ada yang liat” kata bu yeni ketika diki menaikan baju bu yeni.
Detik berikutnya desahan bu yeni semakin kencang ketika memeknya mulai dikocok dengan tangan diki. Dan toket bulatnya pun sudah terbuka bebas menampilkan dua buah puting coklat yang telah mengacung tegak. Diki dengan liar terus memainkan toket bu yeni.
”aaaah aaahh ibuu mauu nyampeee mmmmhhh teruuus ssssshhh”
Bu yeni menggigit bibirnya dan memejamkan matanya saat orgasmenya mulai melanda. Ssssrrr ssssrr sssrrr tangan diki yang sedang mengocok memek bu yeni pun diselimuti cairan dari memek dosennya.
Diki pun menuntaskan aksinya, dengan cepat ia keluarkan kontolnya yang telah tegak mengacung menanti servis dari bu yeni. Bu yeni yang masih lemas akibat orgasmenya kini di paksa melayani kontol diki. Bu yeni yang di todong kontol diki tepat dihadapannya itu paham apa yang diminta oleh diki.
”kocok nih kontol gue bu, gue gak tahan” perintah diki.
Dengan ragu bu yeni mulai memegang kontol diki yang besar dan berurat. Perlahan namun pasti bu yeni mengocok kontol diki. Sementara diki sudah semakin bernafsu ia sudah tak sabar menuntaskan aksinya. Kontolnya pun seakan meminta layanan terbaik dari bu yeni yang sudah berada tepat di depan mulutnya.
“emut kontol gue bu” perintah diki.
“kunci dulu pintunya nak diki, ibu takut kalau ada yang lihat” kata bu yeni.
“udah gak apa-apa biar dia ikut ngentoti ibu juga biar aman” kata gue seenaknya.
Mengerti apa yang diinginkan diki, dengan sedikit khawatir bu yeni dengan perlahan membuka mulutnya dan memasukkan kontol diki. Diki mendiamkan kontolnya yang telah berada dalam mulut dosen yang seharusnya ia hormati. Sekarang dosen itu telah menjadi tempat pelampiasan nafsunya.
“aaaah ibu udah jadi lonte ya sekarang hahaha, belum disuruh udah main emut aja mmmmh enak banget nih uuuuh” celoteh diki.
Diki semakin kasar menggenjot mulut dosennya. Bahkan diki semakin berani membiarkan kontolnya terbenam seluruhnya di dalam mulut bu yeni. Tampak bu yeni mulai gelagapan kehabisan nafas dan memukul-mukul paha diki.
“uhuuk uhuuk uhuuuk hoooeeek aaahh aaahh”
Nampak bu yeni terbatuk, mual dan ngos-ngosan saat kontol diki keluar dari mulutnya. Air liur bu yeni keluar dari mulutnya dan sebagian tampak melapisi batang kontol diki.
“pintar banget jadi perek bu, sekarang minum peju dulu yah nanti kita selesaikan selesai kuliah ya bu” celoteh diki.
Bu yeni hanya mengangguk tak berdaya mengikuti kemauan salah satu anak didiknya. Diki yang sudah kesetanan memaksa bu yeni mengoral lagi kontolnya. Dan tanpa ampun ia menggenjot mulut dosennya dengan brutal. Bu yeni yang belum siap terkejut merasakan mulutnya digenjot dengan kasar. Dosen berjilbab itu hanya bisa memejamkan mata dan mengerang sambil berharap semua cepat selesai.
”ahhh aaah aaah aaaah aaaah nikmaaat terus emut buuu” celoteh diki.
Air mata bu yeni pun mulai turun merasakan penderitaan yang ia alami. Selama hampir 10 menit bu yeni dipaksa menngulum kontol diki itu tiba-tiba ia merasakan kontol di dalam mulutnya mulai berkedut dan dengan sekali hentakan kontol diki terbenam semakin dalam. dan crooot crrrott crrroooot sperma diki meluncur deras masuk ke dalam kerongkongan bu yeni.
“nih telen peju gue, aaaah nikmat aaaah aaah” erang diki
Walaupun sudah bersiap menerima siraman sperma diki di dalam mulutnya namun laju sperma diki yang keluar sangat cepat hingga membuat dirinya hampir tersedak. Bu yeni dengan cepat langsung menelan sperma diki hingga tak bersisa.
Diki melepaskan kontolnya dari kuluman bu yeni dan membersihkan kontolnya yang diselimuti air liur dosennya dan sisa sperma yang masih meleleh keluar dari lubang kontolnya dengan jilbab bu yeni yang terpasang di kepalanya.
Dengan penuh kepuasan diki duduk di hadapan bu yeni sambil memainkan kontolnya. Sementara bu yeni lemas tak berdaya di tempat duduknya. Terlintas di otak diki untuk menikmati kehangatan tubuh anna dan dina. Bu yeni pun dimanfaatkan untuk menjebak anna dan dina.
“ibu harus bantu saya menikmati tubuh anna dan dina, entah bagaimana caranya” kata diki sambil membenahi celananya.
Bu yeni yang mendengar itu sangat terkejut. Diki melibatkan dirinya untuk menikmati tubuh mereka. Sementara sebagai dosen ia tidak mungkin menyuruh anak didiknya melakukan hal negatif.
“ibu tidak mau diki! Itu sudah merusak orang lain. Cukup ibu saja yang jadi tempat nafsumu” tolak bu yeni.
“terserah ibu mau atau tidak. Tapi bu yeni harus ingat kalau foto telanjang ibu masih ada di laptop saya. Dan apa yang terjadi jika seluruh kampus tau. Hahahaha” kata diki.
“baiklah nanti ibu usahakan” kata bu yeni.
Diki lalu pergi dari ruangan bu yeni dan meninggalkan area kampus. Jadwal kampus yang masih libur dari mata kuliah setelah melewati ujian akhir membuat dirinya tak tau harus kemana.
***
Tiga hari setelah konsultasi dengan bu yeni anna mendapatkan kabar jika sudah ada mahasiswa yang akan ikut mata kuliah pak hutabarat namun belum mempunyai kelompok untuk mengerjakan tugas. Dan dia adalah diki.
Merasa mendapat teman yang sekelas dengannya ia sangat beruntung karena akan mudah untuk melakukan pembagian tugas. Diki yang terkenal pintar di kelas itu menjadi bagian dari kelompok tugas mereka.
Keesokan harinya mereka bertiga sepakat untuk mengerjakan tugas proposal pra mata kuliah mereka. Mereka sepakat mengerjakan itu di rumah dina. Entah kebetulan atau tidak di rumah dina sedang tidak ada orang hanya dina yang diberi tugas oleh orang tuanya untuk menjaga rumah. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh diki. Diki menyiapkan obat perangsang untuk menggenjot tubuh mereka.
Tepat jam lima sore anna dan diki sampai di rumah dina yang letaknya jauh dari kampus mereka. Mereka pun mulai mengerjakan tugas kelompok mereka. Diki berusaha fokus pada tugas kelompok agar tidak mencurigakan niatan diki sebenarnya.
Hampir dua jam mereka mengerjakan tapi masih belum ada tanda-tanda tugas mereka akan segera rampung. “lain kali jangan ngerjain dirumah dina lagi ya” kata diki.
“lho emang kenapa? Kalian gak nyaman ya di rumah gue?” kata dina
“kenapa gitu dik?” Tanya anna.
“pelayanannya kurang memuaskan tau, masa’ udah dua jam lebih gak di kasih cemilan atau minuman gitu kek” kata diki
“hahaha iya lupa gue, terlalu semangat ngejain gue. Maaf yah” kata dina
“buseeet lupa sampe dua jam lebih din. Lu lupa apa udah pikun.” Kata diki
“yeee kan biasa ada pembantu gue yang nawarin minum jadi gue tinggal bilang aja lha ini kan gak ada siapa-siapa di rumah jadi gue gak tau.” Dina berusaha mengelak.
Melihat diki dan dina yang saling bercanda anna hanya tersenyum dan melanjutkan kembali pekerjaannya.
“kalian mau minum apa?” Tanya dina
“terserah deh dina” kata anna. “lu apa dik?” Tanya dina
“terserah yang penting dingin” jawab diki
Dina pun melangkahkan kakinya ke arah dapur membuatkan minuman untuk kedua temannya. Sedangkan diki dan anna melanjutkan kembali mengerjakan tugas kelompok mereka. Dan tak sampai sepuluh menit dina datang dengan memabawakan tiga gelas besar mnuman dingin untuk mereka.
“itu gelas apa termos besar banget” canda diki
“biar kalau habis gue gak bikin lagi” kata dina
“busseeet yang ad ague kembung nih kalo segede ini gelasnya” kata diki
“derita lu itu mah” ejek dina. Sementara anna hanya tertawa mendengar kata-kata diki.
Sedang fokusnya anna dan dina mengerjakan tugas itu tanpa sepengetahuan mereka diki memasukkan beberapa butir obat perangsang ke gelas anna dan dina.
Tak sampai dua menit obat itu telah tercampur di minuman anna dan dina.
Benar-benar beruntung bagi diki, tanpa curiga anna dan dina meminum minuman mereka. Sedangkan diki hanya berpura-pura tidak tahu apa di dalam minuman mereka.
Efeknya cukup cepat saat itu anna dan dina yang sudah meminum hampir setangah gelas mulai merasakan gelisah dan hawa panas dalam tubuhnya. Berulang kali mereka mengibaskan jilbab yang ia kenakan.
Detik berikutnya terlihat mereka duduk dengan tidak tenang. Memek mereka menimbulkan sensasi yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya. Tampak keringat mulai muncul di sekitar kepalanya.
“kalian kenapa? Kok keliatannya kayak kepanasan gitu, minum dulu gih. Masih banyak tuh minumannya” kata diki
Dina lantas menghabiskan minuman yang ada di gelasnya sedangkan anna sudah tidak fokus lagi mengerjakan tugasnya. Dan diki yang mengetahui efek obat perangsangnya telah bekerja mulai mendekat ke arah dina.
“kenapa din? Buka aja baju lu kalo gerah” kata diki
“apaan sih dik. Enak di lu ntar liat gue bugil, ogah” kata dina
“aduh punya gue gatel banget kenapa ya? Gak nyaman banget rasanya” kata anna
“lu gak bersih tuh tadi mandinya, atau lu belum mandi?” kata diki
Sering kali diki melihat anna yang mencuri kesempatan saat tangan anna memegang memeknya sendiri dan saat tersentuh anna selalu tersentak dan sedikit mengeluarkan desahan. Tapi diki pura-pura tidak mengetahui hal itu.
Diki pun mulai memegang tangan dina dan mulai meremas tangannya. Dina yang sedang berusaha fokus mengerjakan tugas kelompoknya terkejut tangannya diremas oleh diki dan detik berikutnya diki dengan cepat melumat bibir dina.
“mmmmh mmmh ssssh mmmh” erang dina. Dina yang terkejut bibirnya dilumat oleh diki hanya bisa mengerang dan berontak.
Anna yang melihat dina dilecehkan oleh diki lantas mencoba membantu dina. Ia berusaha memukul diki dan berteriak agar diki menghentikan aksi nekatnya. Tapi birahinya yang tinggi membuat anna tak punya tenaga untuk melawan.
“gue tau kalian sange mending sini gue puasin kalian” kata diki yang langsung membuka celana panjangnya dan mengeluarkan kontol kesayangannya.
“aaaaaaa lu gila ya dik, emang gue mmmmh semurahan itu” kata anna disela-sela birahinya.
“gede banget diki, cowo gue aja gak sampe segitu” kata dina
“yaudah lu emut din, udah biasa kan lu ngemut kontol” kata diki
Diki pun mendekatkan kepala dina ke kontolnya dan dengan perlahan dina memasukkan kontol diki ke dalam mulutnya. Sementara anna yang belum pernah melihat adegan seperti itu hanya bisa terdiam. Namun diki tiba-tiba menariknya dan duduk disampingnya.
Dengan bernafsu diki melumat bibir anna dengan buas. Anna hanya dapat memejamkan matanya dan membiarkan diki melumat bibirnya. Sementara dina terus melumat kontol diki hingga tenggelam seluruhnya di dalam mulut dina.
“aaaah jago banget lu din, udah sering ngemut yah” kata diki
Dina hanya mengangguk dan meningkatkan kocokannya di dalam mulutnya. Tangan diki pun kini sudah berada di dalam baju anna dan bermain di area dada anna. Anna hanya pasrah bersandar pada dada diki dan tangannya berusaha menahan tangan diki yang kini mulai meremas toketnya.
Selama beberapa menit mereka berganti posisi, kini dina mulai dijamah area dadanya oleh diki, sementara anna nampak ragu memasukkan kontol diki ke mulutnya. Baginya ini pertama kali melakukan oral bahkan melihat kelamin lawan jenisnya pun ia belum pernah. Kini ia harus menghisap kontol milik temannya.
Anna yang hidup dalam lingkup agama yang sangat kental itu tidak pernah mendapatkan pelajaran seks yang dianggapnya haram. Sehingga ia sangat jauh dari pelajaran seks.
Kontol diki pun telah masuk kedalam mulut anna, setelah itu dengan nalurinya anna mulai mengocok kontol diki dengan perlahan. Dina yang nampak lebih agresif akibat obat perangsang itu mulai membuka bajunya dan menyodorkan toketnya untuk dihisap oleh diki. Tanpa buang waktu diki dengan cepat menghisap pentil dina dan meremasi toketnya.
“mmmh kenyal banget nih toket, mmmmh mmmh enaaaak” erang diki
“aaaah geli dik, iya isep pentil gue dik uuuuhh sssssh teruus dik”desah dina
Dina semakin kelonjotan ketika tangan diki mulai masuk ke dalam celana panjangnya dan menyentuh permukaan memeknya langsung. “hehe becek banget memek lu din, minta di genjot ya?” ejek diki.
“iyaa dik aaaah aaaah puasin gue aaaaah aaah teruuus enaaak” erang dina
Dina hanya terus mendesah saat jari diki masuk ke dalam memeknya yang sudah sangat banjir. Desahan dina yang cukup keras membuyarkan konsentrasi anna yang masih menikmati kontol diki. Anna pun melihat kondisi temannya yang sudah di jamah lebih jauh. Diki tak menyangka jika dina bisa menjadi sebinal itu, atau efek dari obat perangsang yang membuat dina menjadi binal.
Kocokan tangan diki pada memeknya pun semakin keras membuat dina semakin keras mendesah. Dan tak berapa lama “gue nyampe dikiiii,,, aaaaah aaaah ahh” tubuh dina menegang hebat saat orgasmenya terjadi.
Diki yang telah bernafsu dengan cepat membuka pakaiannya dan pakaian dina hingga telanjang dan menyisakan jilbab dina berwarna biru di kepalanya. Dina yang sudah kehabisan tenaga saat orgasme tadi hanya pasrah saat kontol diki digesek-gesekan ke belahan memeknya.
Dan bleesss kontol diki pun tertelan seluruhnya dengan mudah di dalam memek dina. Terlihat darah perawan dina mulai merembes keluar. Dina pun meringis menahan kesakitan sambil menggigit bibir bawahnya.
“aaaah gillaaa lu masih perawan yah? Beruntung banget gue” kata diki
“aaaaaah sakkiiiit dik, diem duluuu aaaaah aaah” kata dina sambil menahan diki agar diam.
Setelah memek dina dirasa sudah beradaptasi dengan kontolnya, diki pun mulai menggenjot memek dina. Sementara anna yang melihat diki sedang menggenjot sahabatnya itu merasakan birahinya kembali muncul. Tanpa ia sadari tangannya bermain dengan toketnya sendiri dan memeknya smebari melihat dina disetubuhi.
“aaaah teruuus dikii oooohhh sssssh ffuuucck enak banget” racau dina
“sempiit banget memek lu din aaaah aaaah aaah” desah diki
Tangan diki pun bertumpu pada toket dina yang bergoyang mengikuti irama sodokan kontol diki. Dina pun semakin lemas merasakan betapa kencangnya sodokan pada memeknya yang membuatnya pasrah merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Selang beberapa menit di genjot oleh diki membuat dina mencapai orgasme untuk kedua kalinya. Sssssr ssssrrrr sssssrrr “aaaaaaaaahhh sttoooooppppp guueeee nyaammppeeeee aaaaaahh” terasa kontol diki yang menjadi lebih hangat saat dina mencapai orgasmenya yang kedua.
Puas membuat dina lemas tak bertenaga diki pun beralih ke anna yang tanpa disadari oleh anna kontol diki sudah berada di depan mulutnya. Anna yang terkejut itu pun lantas membuka mulutnya dan kontol diki dikulum oleh lembutnya mulut anna.
Sementara tangan diki meremasi toket anna yang tadi diremasi sendiri oleh anna ketika melihat dina yang dipompa oleh kontol diki. Gadis berkulit putih itu pun mulai mengerang kenikmatan saat pentilnya dipermainkan oleh diki.
Walaupun anna masih pemula untuk urusan seks tapi anna termasuk yang cepat belajar dalam hal baru termasuk mengoral kontol diki. Dalam sekejap hisapan mulut anna seperti seorang professional, bahkan tak jarang anna berani mendeepthroat kontol diki. Diki pun hampir orgasme dibuatnya.
Saking bernafsunya diki menelanjangi anna hingga menyisakan jilbab abu-abu dikepalanya. Dan blesss kontol itu menancap dalam di memeknya. Anna yang belum siap menerima serangan diki pun mengerang keras merasakan memeknya sedikit perih akibat tusukan kontol diki.
“aaaaah sakiiit dik, cabuut duluuu aaaah mmmmh stoop sssssh sakiit bangeet” racau anna
“aaaaah aaah gue dapet dua perawan, enaaaak bangeet aaaah aaah aaah” racau diki sambil mempercepat irama kocokan kontolnya.
Mendengar erangan anna yang keras membuat dina menoleh kearah anna melihat apa yang terjadi apa sahabatnya. Dan birahi dina kembali naik ketika melihat anna sedang di doggy oleh diki. Tangan diki pun tak henti meremas toket anna sembari tetap menggenjot anna tanpa ampun.
Dina pun mulai mendekati anna dan menempatkan toketnya ke mulut anna. “isep pentil gue dong ann, gue sange nih” kata dina
“udah sange aja lu din? Udah dua kali kelonjotan juga” kata diki sambil menggenjot anna
“siapa yang gak sange liat live kayak gini” kata dina
Anna pun tanpa banyak bicara melumat pentil sahabatnya itu. Dan detik berikutnya anna dan dina pun telentang bersebelahan di sofa ruang tamu mereka dan diki pun mulai menggenjot memek anna dan mengocok memek dina dengan jarinya.
Sementara toket mereka tak luput dari lumatan mulut diki. Diki bergantian menghisap semua pentil mereka. Entah siapa yang memulai terlihat anna dan dina sedang melumat bibir mereka masing-masins. Diserang dari berbagai arah oleh diki dan dina membuat anna tak bisa bertahan lama. Ssssssrrrr sssssrrr sssssrrr “aaaaaah ampuuuuun aaaaahhh enaaak bangeeet sssssshhh mmmmmmhh” orgasmenya pun keluar dengan hebatnya.
Pemandangan yang sangat erotis dimana dua orang gadis remaja yang telanjang dan menyisakan jilbab di kepalanya yang berkeringat sedang berciuman dan salah satunya sedang digenjot dimemeknya.
“gilaaa kalian binal banget, persis perek aja kalian uuuh uuuh” racau diki
Tak berselang lama diki merasakan spermanya akan keluar. dan croooot croooot croooot “nih rasain peju gue, aaaaah aaaah” sperma diki pun meluncur dengan cepat dan mendarat di wajah anna dan dina bahkan sebagian sampai ke jilbab mereka.
Diki merasakan kepuasan selama lebih dari tiga jam ia mendapatkan dua perawan langsung. Sedangkan anna dan dina terkapar tak berdaya di atas sofa ruang tamu. Terlihat keringat mereka begitu banyak pertanda permainan mereka begitu panasnya.
Dan selama semalaman di rumah dina mereka bertiga melanjutkan kembali perbuatannya. Berbagai posisi ia mereka lakukan dan sudah disemua tempat mereka gunakan untuk meraih kenikmatan mereka hingga berakhir di kamar pribadi dina. Dan peju diki tampak terlihat disekujur tubuh mereka berdua.
“ASTAGA DINA APA YANG KALIAN LAKUKAN!!!!!!”
“eh kakak udah pulang? Emmm emmm ini” kata dina panik
BERSAMBUNG
Setelah menikmati tubuh dosen yang gue benci malam itu, sekarang gue semakin berani mengeksplor dirinya sebagai pelampiasan gue. Seakan gue tak pernah puas merasakan indahnya tubuh bu yeni.
***
Sudah hampir sebulan setelah ujian akhir dari mata kuliah bu yeni. Gue pun puas mendapatkan nilai yang terbilang baik. Dengan ini gue terus bisa memanfaatkan tubuhnya untuk meningkatkan nilai gue. Setelah gue perkosa malam itu, bu yeni sering gue paksa ngentot di area kampus saat jam perkuliahan dan tak jarang hanya sekedar mengoral kontol gue.
Seperti hari ini gue tiba di depan ruangan bu yeni. Walaupun hari ini masuk jadwal libur perkuliahan gue datang ke kampus untuk menggenjot memek bu yeni. Gue masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ternyata di dalam ruangan ada temen gue yang menjadi primadona di kelas.
“eh ada anna sama dina, maaf kalo ganggu nih” ucap gue sambil menunggu di dalam ruangan.
Mereka adalah mahasiswi bimbingan bu yeni yang sedang berkonsultasi untuk semester berikutnya. Anna dan dina termasuk mahasiswi yang banyak diincar oleh kaum adam. Gue yang awalnya tidak pernah memperhatikan mereka kini sadar ternyata mereka mempunyai lekuk tubuh yang menggoda.
Konsentrasi gue terpecah saat gue terpana dengan gundukan yang ada di dada anna. Sontak kontol gue yang tadi lemas kini perlahan tegak berdiri di balik celana gue.
Anna mahasiswi cantik yang kesehariannya selalu menggunakan jilbab . kulit putih mulus tanpa cacat, tidak terlalu tinggi untuk ukuran cewek, ideal dengan ukuran dadanya yang menonjol. Sedangkan dina kurang lebih sama dengan anna hanya bedanya kulit dina agak sedikit sawo matang. Tapi lekukan tubuh mereka terlihat jelas walaupun memakai jilbab.
“ini bu, maaf kita mau konsultasi buat semester depan apa yang harus kita ambil ya bu? Soalnya kita bingung antara 3 mata kuliah ini bu.” Jelas anna.
“kalau menurut ibu lebih baik kamu ambil mata kuliah pak hutabarat soalnya mata kuliah itu punya nilai sks yang tinggi, jadi bisa meningkatkan IP kalian.” Kata bu yeni.
“tapi bu setau saya kalo mau ikut mata kuliah pak hutabarat kita harus membuat proposal pra mata kuliah dan minimal harus 3 orang bu. Sedangkan kita hanya berdua. Jadi gimana kita bisa ikut bu?” jelas dinna.
“ooo gitu ya? Ibu tidak tau kalo persyaratannya begitu. Yasudah nanti saya akan cari mahasiswa lain buat gabung sama kalian.” Kata bu yeni
Gue sedikit tak mendengar apa yang mereka bicarakan tapi yang gue tau mata bu yeni selalu melirik ke arah gue yang sedang menggosok-gosok kontol gue dengan tangan dari luar celana. Bu yeni yang paham tujuan saya dating ke ruangannya adalah meminta pelayanannya. Tampak bu yeni memberikan saran dan wejangan pada anna dan dina.
Setelah selesai mereka berkonsultasi anna dan dina keluar meninggalkan ruangan dan tak lupa memberikan senyuman manis ke gue. Gue pun lantas mendekati bu yeni dan berdiri disampingnya.
“konsultasi apa bu mereka?” Tanya gue
“ya buat semester depan biar nilai mereka gak turun” jawab bu yeni.
“hehehe kirain mereka mau nyerahin diri buat dientot juga kayak ibu”
“jangan ngelunjak kamu diki! Sudah dikasih badan ibu masih saja mau yang lain”
“ya siapa tau bu mereka bisa dientot kayak ibu”
tampak bu yeni kesal karena anak didiknya yang akan diincar oleh diki. Sementara diki yang sudah terbakar nafsu itu tidak bisa menahan lagi untuk segera dituntaskan. Tangannya pun lantas merabai memek dan toket bu yeni dari belakang.
“toket ibu gede banget sih, bikin nafsu tau” kata diki.
“mmmmhh mmmmhh mmmmmhh” desah bu yeni.
Diperlakukan seperti itu oleh mahasiswa yang seharusnya menghormati dirinya sebagai dosen membuat bu yeni sedikit berontak dan menahan setiap serangan diki.
Bu yeni hanya dapat pasrah dan memejamkan matanya ketika rangsangan padanya terus bertambah. Kini, diki mulai mencium belakang leher bu yeni. Hembusan nafas diki sangat terasa menembus kain jilbab merah yang terpasang di kepalanya.
”mmmhh udaaah ibuu gaakk tahaaan ssssshhh mmmhhh mmmhh enaaaakk” desah bu yeni.
Desahan demi desahan mulai keluar dari mulut dosen yang telah mempunyai seorang anak ini. Tangan bu yeni yang awalnya begitu erat menahan tangan diki kini mulai mengendur. Melihat lawannya mulai lemah diki pun semakin berani dengan memasukkan tangannya ke dalam celana dan baju bu yeni.
”aaiih jangaan di bukaaa,, nanti ada yang liat” kata bu yeni ketika diki menaikan baju bu yeni.
Detik berikutnya desahan bu yeni semakin kencang ketika memeknya mulai dikocok dengan tangan diki. Dan toket bulatnya pun sudah terbuka bebas menampilkan dua buah puting coklat yang telah mengacung tegak. Diki dengan liar terus memainkan toket bu yeni.
”aaaah aaahh ibuu mauu nyampeee mmmmhhh teruuus ssssshhh”
Bu yeni menggigit bibirnya dan memejamkan matanya saat orgasmenya mulai melanda. Ssssrrr ssssrr sssrrr tangan diki yang sedang mengocok memek bu yeni pun diselimuti cairan dari memek dosennya.
Diki pun menuntaskan aksinya, dengan cepat ia keluarkan kontolnya yang telah tegak mengacung menanti servis dari bu yeni. Bu yeni yang masih lemas akibat orgasmenya kini di paksa melayani kontol diki. Bu yeni yang di todong kontol diki tepat dihadapannya itu paham apa yang diminta oleh diki.
”kocok nih kontol gue bu, gue gak tahan” perintah diki.
Dengan ragu bu yeni mulai memegang kontol diki yang besar dan berurat. Perlahan namun pasti bu yeni mengocok kontol diki. Sementara diki sudah semakin bernafsu ia sudah tak sabar menuntaskan aksinya. Kontolnya pun seakan meminta layanan terbaik dari bu yeni yang sudah berada tepat di depan mulutnya.
“emut kontol gue bu” perintah diki.
“kunci dulu pintunya nak diki, ibu takut kalau ada yang lihat” kata bu yeni.
“udah gak apa-apa biar dia ikut ngentoti ibu juga biar aman” kata gue seenaknya.
Mengerti apa yang diinginkan diki, dengan sedikit khawatir bu yeni dengan perlahan membuka mulutnya dan memasukkan kontol diki. Diki mendiamkan kontolnya yang telah berada dalam mulut dosen yang seharusnya ia hormati. Sekarang dosen itu telah menjadi tempat pelampiasan nafsunya.
“aaaah ibu udah jadi lonte ya sekarang hahaha, belum disuruh udah main emut aja mmmmh enak banget nih uuuuh” celoteh diki.
Diki semakin kasar menggenjot mulut dosennya. Bahkan diki semakin berani membiarkan kontolnya terbenam seluruhnya di dalam mulut bu yeni. Tampak bu yeni mulai gelagapan kehabisan nafas dan memukul-mukul paha diki.
“uhuuk uhuuk uhuuuk hoooeeek aaahh aaahh”
Nampak bu yeni terbatuk, mual dan ngos-ngosan saat kontol diki keluar dari mulutnya. Air liur bu yeni keluar dari mulutnya dan sebagian tampak melapisi batang kontol diki.
“pintar banget jadi perek bu, sekarang minum peju dulu yah nanti kita selesaikan selesai kuliah ya bu” celoteh diki.
Bu yeni hanya mengangguk tak berdaya mengikuti kemauan salah satu anak didiknya. Diki yang sudah kesetanan memaksa bu yeni mengoral lagi kontolnya. Dan tanpa ampun ia menggenjot mulut dosennya dengan brutal. Bu yeni yang belum siap terkejut merasakan mulutnya digenjot dengan kasar. Dosen berjilbab itu hanya bisa memejamkan mata dan mengerang sambil berharap semua cepat selesai.
”ahhh aaah aaah aaaah aaaah nikmaaat terus emut buuu” celoteh diki.
Air mata bu yeni pun mulai turun merasakan penderitaan yang ia alami. Selama hampir 10 menit bu yeni dipaksa menngulum kontol diki itu tiba-tiba ia merasakan kontol di dalam mulutnya mulai berkedut dan dengan sekali hentakan kontol diki terbenam semakin dalam. dan crooot crrrott crrroooot sperma diki meluncur deras masuk ke dalam kerongkongan bu yeni.
“nih telen peju gue, aaaah nikmat aaaah aaah” erang diki
Walaupun sudah bersiap menerima siraman sperma diki di dalam mulutnya namun laju sperma diki yang keluar sangat cepat hingga membuat dirinya hampir tersedak. Bu yeni dengan cepat langsung menelan sperma diki hingga tak bersisa.
Diki melepaskan kontolnya dari kuluman bu yeni dan membersihkan kontolnya yang diselimuti air liur dosennya dan sisa sperma yang masih meleleh keluar dari lubang kontolnya dengan jilbab bu yeni yang terpasang di kepalanya.
Dengan penuh kepuasan diki duduk di hadapan bu yeni sambil memainkan kontolnya. Sementara bu yeni lemas tak berdaya di tempat duduknya. Terlintas di otak diki untuk menikmati kehangatan tubuh anna dan dina. Bu yeni pun dimanfaatkan untuk menjebak anna dan dina.
“ibu harus bantu saya menikmati tubuh anna dan dina, entah bagaimana caranya” kata diki sambil membenahi celananya.
Bu yeni yang mendengar itu sangat terkejut. Diki melibatkan dirinya untuk menikmati tubuh mereka. Sementara sebagai dosen ia tidak mungkin menyuruh anak didiknya melakukan hal negatif.
“ibu tidak mau diki! Itu sudah merusak orang lain. Cukup ibu saja yang jadi tempat nafsumu” tolak bu yeni.
“terserah ibu mau atau tidak. Tapi bu yeni harus ingat kalau foto telanjang ibu masih ada di laptop saya. Dan apa yang terjadi jika seluruh kampus tau. Hahahaha” kata diki.
“baiklah nanti ibu usahakan” kata bu yeni.
Diki lalu pergi dari ruangan bu yeni dan meninggalkan area kampus. Jadwal kampus yang masih libur dari mata kuliah setelah melewati ujian akhir membuat dirinya tak tau harus kemana.
***
Tiga hari setelah konsultasi dengan bu yeni anna mendapatkan kabar jika sudah ada mahasiswa yang akan ikut mata kuliah pak hutabarat namun belum mempunyai kelompok untuk mengerjakan tugas. Dan dia adalah diki.
Merasa mendapat teman yang sekelas dengannya ia sangat beruntung karena akan mudah untuk melakukan pembagian tugas. Diki yang terkenal pintar di kelas itu menjadi bagian dari kelompok tugas mereka.
Keesokan harinya mereka bertiga sepakat untuk mengerjakan tugas proposal pra mata kuliah mereka. Mereka sepakat mengerjakan itu di rumah dina. Entah kebetulan atau tidak di rumah dina sedang tidak ada orang hanya dina yang diberi tugas oleh orang tuanya untuk menjaga rumah. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh diki. Diki menyiapkan obat perangsang untuk menggenjot tubuh mereka.
Tepat jam lima sore anna dan diki sampai di rumah dina yang letaknya jauh dari kampus mereka. Mereka pun mulai mengerjakan tugas kelompok mereka. Diki berusaha fokus pada tugas kelompok agar tidak mencurigakan niatan diki sebenarnya.
Hampir dua jam mereka mengerjakan tapi masih belum ada tanda-tanda tugas mereka akan segera rampung. “lain kali jangan ngerjain dirumah dina lagi ya” kata diki.
“lho emang kenapa? Kalian gak nyaman ya di rumah gue?” kata dina
“kenapa gitu dik?” Tanya anna.
“pelayanannya kurang memuaskan tau, masa’ udah dua jam lebih gak di kasih cemilan atau minuman gitu kek” kata diki
“hahaha iya lupa gue, terlalu semangat ngejain gue. Maaf yah” kata dina
“buseeet lupa sampe dua jam lebih din. Lu lupa apa udah pikun.” Kata diki
“yeee kan biasa ada pembantu gue yang nawarin minum jadi gue tinggal bilang aja lha ini kan gak ada siapa-siapa di rumah jadi gue gak tau.” Dina berusaha mengelak.
Melihat diki dan dina yang saling bercanda anna hanya tersenyum dan melanjutkan kembali pekerjaannya.
“kalian mau minum apa?” Tanya dina
“terserah deh dina” kata anna. “lu apa dik?” Tanya dina
“terserah yang penting dingin” jawab diki
Dina pun melangkahkan kakinya ke arah dapur membuatkan minuman untuk kedua temannya. Sedangkan diki dan anna melanjutkan kembali mengerjakan tugas kelompok mereka. Dan tak sampai sepuluh menit dina datang dengan memabawakan tiga gelas besar mnuman dingin untuk mereka.
“itu gelas apa termos besar banget” canda diki
“biar kalau habis gue gak bikin lagi” kata dina
“busseeet yang ad ague kembung nih kalo segede ini gelasnya” kata diki
“derita lu itu mah” ejek dina. Sementara anna hanya tertawa mendengar kata-kata diki.
Sedang fokusnya anna dan dina mengerjakan tugas itu tanpa sepengetahuan mereka diki memasukkan beberapa butir obat perangsang ke gelas anna dan dina.
Tak sampai dua menit obat itu telah tercampur di minuman anna dan dina.
Benar-benar beruntung bagi diki, tanpa curiga anna dan dina meminum minuman mereka. Sedangkan diki hanya berpura-pura tidak tahu apa di dalam minuman mereka.
Efeknya cukup cepat saat itu anna dan dina yang sudah meminum hampir setangah gelas mulai merasakan gelisah dan hawa panas dalam tubuhnya. Berulang kali mereka mengibaskan jilbab yang ia kenakan.
Detik berikutnya terlihat mereka duduk dengan tidak tenang. Memek mereka menimbulkan sensasi yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya. Tampak keringat mulai muncul di sekitar kepalanya.
“kalian kenapa? Kok keliatannya kayak kepanasan gitu, minum dulu gih. Masih banyak tuh minumannya” kata diki
Dina lantas menghabiskan minuman yang ada di gelasnya sedangkan anna sudah tidak fokus lagi mengerjakan tugasnya. Dan diki yang mengetahui efek obat perangsangnya telah bekerja mulai mendekat ke arah dina.
“kenapa din? Buka aja baju lu kalo gerah” kata diki
“apaan sih dik. Enak di lu ntar liat gue bugil, ogah” kata dina
“aduh punya gue gatel banget kenapa ya? Gak nyaman banget rasanya” kata anna
“lu gak bersih tuh tadi mandinya, atau lu belum mandi?” kata diki
Sering kali diki melihat anna yang mencuri kesempatan saat tangan anna memegang memeknya sendiri dan saat tersentuh anna selalu tersentak dan sedikit mengeluarkan desahan. Tapi diki pura-pura tidak mengetahui hal itu.
Diki pun mulai memegang tangan dina dan mulai meremas tangannya. Dina yang sedang berusaha fokus mengerjakan tugas kelompoknya terkejut tangannya diremas oleh diki dan detik berikutnya diki dengan cepat melumat bibir dina.
“mmmmh mmmh ssssh mmmh” erang dina. Dina yang terkejut bibirnya dilumat oleh diki hanya bisa mengerang dan berontak.
Anna yang melihat dina dilecehkan oleh diki lantas mencoba membantu dina. Ia berusaha memukul diki dan berteriak agar diki menghentikan aksi nekatnya. Tapi birahinya yang tinggi membuat anna tak punya tenaga untuk melawan.
“gue tau kalian sange mending sini gue puasin kalian” kata diki yang langsung membuka celana panjangnya dan mengeluarkan kontol kesayangannya.
“aaaaaaa lu gila ya dik, emang gue mmmmh semurahan itu” kata anna disela-sela birahinya.
“gede banget diki, cowo gue aja gak sampe segitu” kata dina
“yaudah lu emut din, udah biasa kan lu ngemut kontol” kata diki
Diki pun mendekatkan kepala dina ke kontolnya dan dengan perlahan dina memasukkan kontol diki ke dalam mulutnya. Sementara anna yang belum pernah melihat adegan seperti itu hanya bisa terdiam. Namun diki tiba-tiba menariknya dan duduk disampingnya.
Dengan bernafsu diki melumat bibir anna dengan buas. Anna hanya dapat memejamkan matanya dan membiarkan diki melumat bibirnya. Sementara dina terus melumat kontol diki hingga tenggelam seluruhnya di dalam mulut dina.
“aaaah jago banget lu din, udah sering ngemut yah” kata diki
Dina hanya mengangguk dan meningkatkan kocokannya di dalam mulutnya. Tangan diki pun kini sudah berada di dalam baju anna dan bermain di area dada anna. Anna hanya pasrah bersandar pada dada diki dan tangannya berusaha menahan tangan diki yang kini mulai meremas toketnya.
Selama beberapa menit mereka berganti posisi, kini dina mulai dijamah area dadanya oleh diki, sementara anna nampak ragu memasukkan kontol diki ke mulutnya. Baginya ini pertama kali melakukan oral bahkan melihat kelamin lawan jenisnya pun ia belum pernah. Kini ia harus menghisap kontol milik temannya.
Anna yang hidup dalam lingkup agama yang sangat kental itu tidak pernah mendapatkan pelajaran seks yang dianggapnya haram. Sehingga ia sangat jauh dari pelajaran seks.
Kontol diki pun telah masuk kedalam mulut anna, setelah itu dengan nalurinya anna mulai mengocok kontol diki dengan perlahan. Dina yang nampak lebih agresif akibat obat perangsang itu mulai membuka bajunya dan menyodorkan toketnya untuk dihisap oleh diki. Tanpa buang waktu diki dengan cepat menghisap pentil dina dan meremasi toketnya.
“mmmh kenyal banget nih toket, mmmmh mmmh enaaaak” erang diki
“aaaah geli dik, iya isep pentil gue dik uuuuhh sssssh teruus dik”desah dina
Dina semakin kelonjotan ketika tangan diki mulai masuk ke dalam celana panjangnya dan menyentuh permukaan memeknya langsung. “hehe becek banget memek lu din, minta di genjot ya?” ejek diki.
“iyaa dik aaaah aaaah puasin gue aaaaah aaah teruuus enaaak” erang dina
Dina hanya terus mendesah saat jari diki masuk ke dalam memeknya yang sudah sangat banjir. Desahan dina yang cukup keras membuyarkan konsentrasi anna yang masih menikmati kontol diki. Anna pun melihat kondisi temannya yang sudah di jamah lebih jauh. Diki tak menyangka jika dina bisa menjadi sebinal itu, atau efek dari obat perangsang yang membuat dina menjadi binal.
Kocokan tangan diki pada memeknya pun semakin keras membuat dina semakin keras mendesah. Dan tak berapa lama “gue nyampe dikiiii,,, aaaaah aaaah ahh” tubuh dina menegang hebat saat orgasmenya terjadi.
Diki yang telah bernafsu dengan cepat membuka pakaiannya dan pakaian dina hingga telanjang dan menyisakan jilbab dina berwarna biru di kepalanya. Dina yang sudah kehabisan tenaga saat orgasme tadi hanya pasrah saat kontol diki digesek-gesekan ke belahan memeknya.
Dan bleesss kontol diki pun tertelan seluruhnya dengan mudah di dalam memek dina. Terlihat darah perawan dina mulai merembes keluar. Dina pun meringis menahan kesakitan sambil menggigit bibir bawahnya.
“aaaah gillaaa lu masih perawan yah? Beruntung banget gue” kata diki
“aaaaaah sakkiiiit dik, diem duluuu aaaaah aaah” kata dina sambil menahan diki agar diam.
Setelah memek dina dirasa sudah beradaptasi dengan kontolnya, diki pun mulai menggenjot memek dina. Sementara anna yang melihat diki sedang menggenjot sahabatnya itu merasakan birahinya kembali muncul. Tanpa ia sadari tangannya bermain dengan toketnya sendiri dan memeknya smebari melihat dina disetubuhi.
“aaaah teruuus dikii oooohhh sssssh ffuuucck enak banget” racau dina
“sempiit banget memek lu din aaaah aaaah aaah” desah diki
Tangan diki pun bertumpu pada toket dina yang bergoyang mengikuti irama sodokan kontol diki. Dina pun semakin lemas merasakan betapa kencangnya sodokan pada memeknya yang membuatnya pasrah merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Selang beberapa menit di genjot oleh diki membuat dina mencapai orgasme untuk kedua kalinya. Sssssr ssssrrrr sssssrrr “aaaaaaaaahhh sttoooooppppp guueeee nyaammppeeeee aaaaaahh” terasa kontol diki yang menjadi lebih hangat saat dina mencapai orgasmenya yang kedua.
Puas membuat dina lemas tak bertenaga diki pun beralih ke anna yang tanpa disadari oleh anna kontol diki sudah berada di depan mulutnya. Anna yang terkejut itu pun lantas membuka mulutnya dan kontol diki dikulum oleh lembutnya mulut anna.
Sementara tangan diki meremasi toket anna yang tadi diremasi sendiri oleh anna ketika melihat dina yang dipompa oleh kontol diki. Gadis berkulit putih itu pun mulai mengerang kenikmatan saat pentilnya dipermainkan oleh diki.
Walaupun anna masih pemula untuk urusan seks tapi anna termasuk yang cepat belajar dalam hal baru termasuk mengoral kontol diki. Dalam sekejap hisapan mulut anna seperti seorang professional, bahkan tak jarang anna berani mendeepthroat kontol diki. Diki pun hampir orgasme dibuatnya.
Saking bernafsunya diki menelanjangi anna hingga menyisakan jilbab abu-abu dikepalanya. Dan blesss kontol itu menancap dalam di memeknya. Anna yang belum siap menerima serangan diki pun mengerang keras merasakan memeknya sedikit perih akibat tusukan kontol diki.
“aaaaah sakiiit dik, cabuut duluuu aaaah mmmmh stoop sssssh sakiit bangeet” racau anna
“aaaaah aaah gue dapet dua perawan, enaaaak bangeet aaaah aaah aaah” racau diki sambil mempercepat irama kocokan kontolnya.
Mendengar erangan anna yang keras membuat dina menoleh kearah anna melihat apa yang terjadi apa sahabatnya. Dan birahi dina kembali naik ketika melihat anna sedang di doggy oleh diki. Tangan diki pun tak henti meremas toket anna sembari tetap menggenjot anna tanpa ampun.
Dina pun mulai mendekati anna dan menempatkan toketnya ke mulut anna. “isep pentil gue dong ann, gue sange nih” kata dina
“udah sange aja lu din? Udah dua kali kelonjotan juga” kata diki sambil menggenjot anna
“siapa yang gak sange liat live kayak gini” kata dina
Anna pun tanpa banyak bicara melumat pentil sahabatnya itu. Dan detik berikutnya anna dan dina pun telentang bersebelahan di sofa ruang tamu mereka dan diki pun mulai menggenjot memek anna dan mengocok memek dina dengan jarinya.
Sementara toket mereka tak luput dari lumatan mulut diki. Diki bergantian menghisap semua pentil mereka. Entah siapa yang memulai terlihat anna dan dina sedang melumat bibir mereka masing-masins. Diserang dari berbagai arah oleh diki dan dina membuat anna tak bisa bertahan lama. Ssssssrrrr sssssrrr sssssrrr “aaaaaah ampuuuuun aaaaahhh enaaak bangeeet sssssshhh mmmmmmhh” orgasmenya pun keluar dengan hebatnya.
Pemandangan yang sangat erotis dimana dua orang gadis remaja yang telanjang dan menyisakan jilbab di kepalanya yang berkeringat sedang berciuman dan salah satunya sedang digenjot dimemeknya.
“gilaaa kalian binal banget, persis perek aja kalian uuuh uuuh” racau diki
Tak berselang lama diki merasakan spermanya akan keluar. dan croooot croooot croooot “nih rasain peju gue, aaaaah aaaah” sperma diki pun meluncur dengan cepat dan mendarat di wajah anna dan dina bahkan sebagian sampai ke jilbab mereka.
Diki merasakan kepuasan selama lebih dari tiga jam ia mendapatkan dua perawan langsung. Sedangkan anna dan dina terkapar tak berdaya di atas sofa ruang tamu. Terlihat keringat mereka begitu banyak pertanda permainan mereka begitu panasnya.
Dan selama semalaman di rumah dina mereka bertiga melanjutkan kembali perbuatannya. Berbagai posisi ia mereka lakukan dan sudah disemua tempat mereka gunakan untuk meraih kenikmatan mereka hingga berakhir di kamar pribadi dina. Dan peju diki tampak terlihat disekujur tubuh mereka berdua.
“ASTAGA DINA APA YANG KALIAN LAKUKAN!!!!!!”
“eh kakak udah pulang? Emmm emmm ini” kata dina panik
BERSAMBUNG
Langganan:
Postingan (Atom)